Pemilu 2024

Viral Timses Caleg Minta Kembalikan Uang 'Serangan Fajar', Ngamuk Karena Jagoannya Tak Dicoblos

Video memperlihatkan dua orang wanita tim sukses caleg itu mengamuk meminta sejumlah uang serangan fajar dari calegnya yang kalah dikembalikan.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
ig/lambe_turah
Video memperlihatkan dua orang wanita tim sukses caleg itu mengamuk meminta sejumlah uang serangan fajar dari calegnya yang kalah dikembalikan. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Video memperlihatkan dua wanita diduga tim sukses calon legislatif (caleg) ngamuk-ngamuk di rumah warga viral di media sosial.

Setelah hari pencoblosan berakhir, dua orang wanita tim sukses caleg itu mengamuk meminta sejumlah uang serangan fajar dari calegnya yang kalah dikembalikan.

Kejadian itu viral diunggah oleh akun Instagram @lambe_turah, pada Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Viral Caleg Bentak dan Ancam Petugas KPPS Hingga Trauma, Masuk TPS Ngaku Orang Penting di Lampung

Diduga keduanya marah karena setelah diberikan sejumlah uang, malah warga yang ada di rumah tersebut tidak memberikan suaranya untuk Caleg yang diduga memberikan uang melalui TS tersebut.

Ia nampak mempertanyakan siapa yangn dicoblos dalam. Saat diberitahu, wanita itu memaki dan kembali marah-marah.

"Kalau sudah ku kasih uang, ku kasih uang. Nggak nyangka aku gitu kakak, berarti tukang bohong ya kalian," kata wanita dalam video tersebut.

Timses tersebut pun ngotot meminta uang itu dikembalikan kepadanya.

Ia juga menuduh ibu dari perempuan berbaju putih berbohong.

Lalu perempuan berbaju putih juga menuntut perempuan diduga timses meminta maaf.

"Balikkan duit itu, kalau sudah ku kasih uang ngapain lagi diterima dari kakak ini," ucap salah satu wanita dalam video tersebut.

Baca juga: Viral Video Pasien Diduga Caleg Depresi di IGD, Pihak RS Sebut Selalu Bicara Tentang Capres

Kedua Timses itu semakin emosi saat mengetahui bahwa pemilik rumah malah mencoblos dua nama caleg, selain nama jagoan mereka.

"Kalian pilih (coblos) 2 nama? Ta* lah kalian, masa dicucuk dua-dua, nggak ada kayak gitu kak, sini uangnya," kata Timses itu.

Tak lama, wanita berbaju putih itu kembali menghampiri kedua timses tersebut meminta agar tidak berteriak.

"Ini rumah kami, bibi teriak-teriak," kata wanita berbaju putih.

Namun, kedua Timses itu masih bersikeras meminta uang yang semula mereka berikan untuk dikembalikan.

"Harus pulang uangku, uang haram katanya enak aja, pokoknya pulangkan uangku itu," kata Timses.

Lantaran geram dengan tingkah kedua Timses itu, pemilik rumah akhirnya memberikan sejumlah uang yang diminta.

"Uang bisa dibalikkan tapi kata-kata bibi jangan seperti itu," ucap perekam video.

Adapun peristiwa itu terjadi di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Penjelasan Bawaslu

Perihal hal ini, pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ketua Bawaslu Kabupaten Karo Gemar Tarigan mengungkapkan sampai saat ini pihaknya belum menerima adanya laporan terkait video viral tersebut.

Dirinya menjelaskan, pihaknya memang tidak memiliki wewenang untuk mencampuri hal tersebut terlalu dalam.

"Memang itu tidak kita campuri terlalu dalam, sampai saat ini juga tidak ada masyarakat, tim, atau siapapun yang masuk laporannya kepada kita," ujar Gemar, saat ditemui di Kantor Bawaslu Kabupaten Karo, di Jalan Jamin Ginting, Gang Cik Ditiro, Kabanjahe, Jumat (16/2/2024), dilansir dari Tribunmedan.com.

Disinggung mengenai apakah pihaknya akan menelusuri kebenaran video tersebut, Gemar mengaku ini akan menjadi bahan informasi awal bagi Bawaslu.

Setelah itu, nantinya pihaknya melalui jajaran di semua wilayah akan melakukan penelusuran kembali.

"Ini akan jadi informasi awal, nanti akan kita telusuri. Kalau memang ada perkembangan akan kita sampaikan," ungkapnya.

Ketika dicari tau perihal informasi video ini, dari sumber yang didapat di wilayah Kecamatan Munte sampai saat ini belum ada informasi pasti terkait riak-riak seperti yang tergambar di dalam video itu.

Baca juga: Lagi Viral, Aldi Taher Buat Lagu Berjudul Mayor Teddy, Heboh Pesona Ajudan Prabowo

Caleg Bentak Petugas KPPS di Lampung

Selain itu, beredar pula video memperlihatkan aksi arogan seorang calon legislatif (caleg) membentak petugas KPPS di TPS saat pencoblosan pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).

Diketahui, seorang calon legislatif (caleg) menerobos masuk ke tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubabar).

Caleg itu lalu marah dan mengancam salah satu KPPS, bernama Robin Delmi.

Video Robin dibentak sampai nametag-nya ditarik putus oleh si caleg viral di Tiktok @mertiriaa hingga Jumat (16/2/2024) sore telah ditonton sebanyak 4,5 juta kali.

Dalam video berdurasi 21 detik itu terlihat seorang pria dewasa mengenakan kaus hitam memegang nametag seorang petugas KPPS berkaus abu-abu.

video memperlihatkan aksi arogan seorang calon legislatif (caleg) membentak petugas KPPS di TPS saat pencoblosan pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).
video memperlihatkan aksi arogan seorang calon legislatif (caleg) membentak petugas KPPS di TPS saat pencoblosan pemilu 2024, Rabu (14/2/2024). (Tiktok/mertiriaa)

Raut wajah pria berkaus hitam itu terlihat marah sambil mengarahkan ponselnya seperti memotret.

Terlihat juga di belakang pria itu beberapa orang lain.

Momen keributan terjadi saat si petugas KPPS juga hendak memotret pria berkaus hitam itu.

"Ini ada caleg..," kata petugas KPPS, kemudian nametagnya ditarik oleh caleg tersebut.

Caleg itu naik pitam lalu menarik nametag petugas KPPS hingga putus.

Dalam video lain, akun Merti menuliskan kronologi peristiwa yang terjadi pada Rabu (14/2/2024) itu. Dia menulis, kejadian itu dialami oleh adiknya.

"Kami sebagai anggota KPPS menjalankan tugas dan arahan dari PPS. Saat itu kami diminta untuk memberitahukan kepada saksi yang hadir kalau mereka adalah perwakilan dari caleg siapa, karena perlu untuk penginputan Sirekap," kata dia.

Ketika itu ada salah seorang saksi yang melapor ke caleg yang diwakilinya terkait hal tersebut.

"Saksi ini lapor ke caleg itu kalau si itu nggak diterima padahal dia (saksi) sudah duduk anteng di dalam TPS. Dan tiba-tiba si caleg datang bersama yang lain, datang tiba-tiba marah," tulisnya.

Menurut akun Merti, dalam bimtek sudah diberi arahan bahwa siapapun tidak boleh masuk ke TPS tanpa surat mandat, termasuk caleg bahkan polisi.

"Nah, caleg itu datanglah dan marahin linmas karena menghadang. Katanya dia adalah orang penting di Tubabar. Semua yang ada di sana dimarahin sama dia," tulisnya.

Korban Trauma

Saat Kompas.com menghubunginya, anggota KPPS bagian Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) itu masih trauma.

Suaranya terdengar bergetar dan beberapa kali penuturannya terputus ketika dia menceritakan kembali kejadian itu.

"Benar, Bang, kejadian itu pas baru mulai TPS buka, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," kata Robin saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat malam.

Robin menceritakan, peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah dia bertanya kepada salah seorang saksi di TPS itu.

Baca juga: Reaksi Aldi Taher Terancam Gagal Lolos jadi DPR RI, Unggah Video Mengaji : Calon Legowo

Sebagai petugas Sirekap, Robin memerlukan identitas saksi tersebut agar tahu mewakili caleg mana.

"Dia (saksi) memang bawa surat mandat, tapi cuma atas nama partai. Jjadi saya tanya dia mewakili siapa. Ya sesuai dengan instruksi PPS, Bang," kata dia.

Baca juga: Tak Bisa Nyoblos, Seorang Warga Jakarta di Sumbawa Depresi Berat di Hari Pemilu 2024, Sampai Teriak

Saksi itu lalu terlihat menghubungi seseorang melalui ponsel hingga tiba-tiba seorang pria datang dan langsung menerobos masuk ke dalam TPS.

Pria itu tampak emosi dan langsung mendatangi meja Robin. Lima lelaki dewasa ikut masuk bersama pria itu.

"Langsung masuk (TPS), Bang. Padahal kan aturannya enggak boleh siapa pun masuk, kecuali saksi yang dapat mandat, pemilih, sama anggota KPPS," kata dia.

Bahkan, petugas linmas yang berjaga di luar pintu masuk TPS dibentak oleh pria itu.

"Dia marah-marah pakai kata-kata kasar," katanya. Keributan sempat terjadi di meja Robin bertugas.

Pria itu membentaknya sambil mengatakan dia adalah orang penting di Tubabar.

"ID card saya ditarik, HP saya juga. Semua yang ada di situ (TPS) dimarahin sama dia," kata dia.

Belakangan, Robin baru mengetahui bahwa pria itu adalah caleg yang saksinya dia tanya sebelumnya. Pria itu merupakan caleg DPRD provinsi.

Robin menambahkan, usai kejadian itu, belum ada tindak lanjut dari KPU maupun Baswalu Tubabar.

Dia berharap ada kepedulian dari instansi terkait atas peristiwa tersebut.

Menurutnya, semua yang dilakukannya pada hari kejadian semata mengikuti SOP sebagaimana dalam bimbingan teknis (Bimtek) dari KPU.

"Bagaimanapun saya kan KPPS, keluarga KPU juga. Saya juga cuma ngikutin instruksi dari Bimtek dulu," katanya.

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung Hamid Badrul Munir membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Sementara, Hamid Badrul Munir mengatakan, peristiwa itu menjadi atensi oleh Bawaslu.

"Peristiwa ini menjadi atensi kita juga. Nanti hasil plenonya akan kita publish seperti apa kejadiannya," kata Hamid.

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved