Ketua KPPS di Palembang Dibacok Linmas

Kronologi Ketua KPPS 30 Ilir Palembang Dibacok Linmas, Istri Korban Ungkap Dugaan Pemicunya

Ketua KPPS 30 Ilir Palembang langsung mendapat penanganan di rumah sakit setelah menjadi korban pembacokan anggota linmas

Dok Polisi
Ketua KPPS 30 Ilir Palembang langsung mendapat penanganan di rumah sakit setelah menjadi korban pembacokan anggota linmas, Rabu (14/2/2024) malam. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seorang ketua KPPS di TPS 027 Jalan Talang Kerangga Lorong Lebak Malang RT 23 Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Palembang mengalami luka bacok akibat diserang oleh salah satu anggota Linmas.

Peristiwa itu dialami oleh Osa (34) yang mendapat 15 jahitan di kepala setelah peristiwa pembacokan yang dilakukan oleh oknum Linmas, Rio pada Rabu (14/2/2024) sekitar pukul 22.10 WIB.

Korban sempat dilarikan ke RS AK Gani tadi malam dan kini tengah menjalani rawat jalan di rumahnya.

Fitria Sari (36) istri korban mengatakan sebelum kejadian pelaku hendak meminjam uang dengan Osa sebesar Rp 50 ribu.

Namun korban tidak memegang uang pelaku mendekati korban, tak lama kemudian langsung mengeluarkan golok dari dalam jaketnya.

"Pelaku mau meminjam uang ke suami saya tapi lewat adik saya, karena lihat suami baru mengeluarkan uang untuk beli susu encer untuk semua anggota KPPS. Mungkin dipikir dia (pelaku) ada, padahal sama sekali tidak ada lagi uangnya," kata Fitri saat dihubungi via telepon, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS: Ketua KPPS 30 Ilir Palembang Dibacok Linmas Saat Penghitungan Suara, Sempat Cekcok

Polisi mendatangi TKP Ketua KPPS TPS 27 RT 23/08 Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II Palembang yang dibacok Linmas, Rabu (14/2/2024) malam.
Polisi mendatangi TKP Ketua KPPS TPS 27 RT 23/08 Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II Palembang yang dibacok Linmas, Rabu (14/2/2024) malam. (Dok Polisi)

Pelaku menyuruh adik ipar korban untuk meminjamkan uang kepadanya.

Namun Osa mengaku tidak memegang uang lagi, selesai Magrib pelaku pulang ke rumah dan berganti pakaian.

Setelah beberapa jam kemudian, pelaku kembali ke TPS dan mendekati korban sambil menanyakan kembali uang yang ingin dipinjam.

"Dia datang ke TPS dan mendekati suami saya sambil bilang 'ye Sa .. ye Sa..' . Mungkin maksud dia mau suami kasih dia uang lagi tapi hanya diiyakan saja. Beberapa saat dia langsung mengeluarkan sajam dari jaketnya dan membacok kepala suami saya," tuturnya.

Fitri menambahkan sehari sebelumnya, pelaku juga sempat meminjam uang kepada suaminya. Dan diberikan uang Rp 150 ribu yang merupakan uang pribadi korban.

"Sehari sebelumnya dia sudah pinjam uang ke suami dan dikasih, itu uang pribadi," katanya.

Ia membantah jika alasan pelaku membacok karena korban tidak mendahulukan istrinya yang sedang hamil untuk mencoblos saat antre di TPS.

"Ada memang istrinya datang, tapi bagian pendafatran bilang tidak ada istri pelaku minta didulukan. Yang ada, ibu-ibu sakit struk didulukan, nah yang lain protes. Malahan adik pelaku pagi-pagi mau kerja didulukan oleh suami saya. Kami juga tidak tahu yang mana istri pelaku," katanya.

Sementara Osa mengatakan pembacokan itu terjadi ketika ia sedang melakukan rekap penghitungan suara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved