Pemilu 2024
Daftar Identitas Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Selama Pemilu 2024, Dapat Santunan Rp 36 Juta
Sejumlah petugas KPPS dikabarkan banyak yang meninggal dunia pada momen pencoblosan pemilu 2024. diduga mengalami kelelahan dalam bertugas.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM- Sejumlah petugas KPPS dikabarkan banyak yang meninggal dunia pada momen pencoblosan pemilu 2024.
Seperti diketahui, pemilu serentak diselenggarakan di Indonesia pada Rabu (14/2/2024).
Banyak dari petugas KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) diduga mengalami kelelahan dalam bertugas.
Baca juga: Detik-detik Mbah Ngatiyem Meninggal di TPS, Ambruk setelah Masuk Bilik Suara, Belum Sempat Nyoblos
Sebagai informasi, petugas KPPS bertugas mempersiapkan Pemilu 2024, membantu jalannya pencoblosan, serta menghitung suara.
Data pada Pemilu 2019 menunjukkan jumlah anggota KPPS yang meninggal dunia saat itu mencapai 894 jiwa.
Sementara 5.175 petugas lainnya mengalami sakit.
Sebagai antisipasi, kini Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberlakukan syarat batas usia maksimal bagi pendaftar KPPS, yakni 55 tahun.
Kendati sudah diantisipasi, sejumlah petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia saat mempersiapkan Pemilu 2024. Berikut datanya dilansir dari Kompas.com.
1. Ketua KPPS Wonosobo
Ketua KPPS di TPS 11 Perum Purnamandala Kelurahan Bumireso Wonosobo Wahyu Jatmiko (43) meninggal dunia saat mempersiapkan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) pada Minggu (11/2/2024) pukul 16.30 WIB.
Ketua RT 04 RW 05 Perum Purnamandala Kelurahan Bumireso, Didit Cahyono mengatakan, korban meninggal saat sedang mengangkut meja dan kursi, seperti diberitakan Kompas.com (12/2/2024).
Rencananya peralatan tersebut akan digunakan di TPS yang telah dipersiapkan.
Saksi yang melihat kejadian tersebut menyampaikan bahwa korban jatuh pingsan saat mendorong angkong yang berisi kursi.
Korban sempat dilarikan ke RSI Wonosobo, tetapi nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Dikabarkan korban sebelumnya telah mengidap penyakit diabetes.

Baca juga: Kagetnya Abdel Achrian Banyak yang Nyoblos Komeng Usai Viral Foto di Surat Suara, Bongkar Isi Chat
2. Petugas KPPS Pidie, Aceh
Dua petugas KPPS di Kabupaten Pidie, Aceh meninggal dunia menjelang pemungutan suara Pemilu 2024.
Hal itu dibenarkan oleh Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie Edi Kurniawan.
"Iya benar, dua anggota KPPS meninggal, untuk penyebab pasti meninggalnya kami belum ketahui," kata dia, dikutip dari Antara.
Dua anggota KPPS yang meninggal dunia tersebut adalah Yusrijal, Ketua KPPS Kelurahan/Gampong Mane yang bertugas di TPS 8 Kecamatan Mane,
Dan Abdurahman, anggota KPPS Gampong Barieh yang ditugaskan untuk TPS 2 Kecamatan Mutiara.
3. Anggota KPPS Magetan
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur Rita Setiyaningsih (41) meninggal dunia pada Senin (12/2/2024) pukul 4.00 WIB.
Menurut keterangan sang suami, Sunarso, Rita diduga meninggal karena kelelahan setelah mengikuti kegiatan rapat KPPS, Minggu (11/2/2024).
“Pulang kerja itu langsung rapat internal satu TPS. Dia itu punya riwayat hipertensi, mungkin karena waktu itu kelelahan tidak dirasa, tiba-tiba sudah enggak kuat,” kata Sunarso, dikutip dari Kompas.com (12/2/2024).
Selain menjadi anggota KPPS, Rita merupakan ASN di Pemkab Magetan.
Dia sempat menjalani perawaan di RSAU dr Efram Harsana Maospati, Magetan sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Ketua PPK Maospati Firman Kun Wardana mengatakan, sebelum meninggal dunia, korban mengikuti sejumlah kegiatan persiapan pemilu yang menyasar para pemilih.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (13/2/2024), Ketua KPU Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Fahrudin, memastikan Rita Setiyaningsih meninggal bukan karena kelelahan.
Dari tim pencari fakta KPU Kabupaten Magetan, Rita ternyata memiliki riwayat hipertensi. Bahkan riwayat tersebut tercatat saat korban melahirkan 3 anak yang dilakukan dengan operasi cesar karena penyakit hipertensi yang dideritanya.

4. Pengawas TPS di Kabupaten
Seorang Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Kampung Liang Landak, Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, bernama Supardi meningal dunia diduga karena kelelahan.
Supardi meninggal dunia di usia 37 tahun di Rumah Sakit dr Drajat Prawiranegara Serang pada Kamis (15/2/2024) pukul 09.30 WIB.
"Kalau kelelahan pasti, karena semalam juga jam 12 malam sudah saya ingatkan agar jangan dipaksakan kalau capek," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Serang Furqon kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis.
Berdasarkan informasi awal yang diterimanya dari istri, kata Furqon, almarhum memiliki riwayat penyakit limpa.
"Kalau update dari istrinya dia punya penyakit limpa, itu yang muntah-muntah darah," ujar dia.
Ketua Panwas Kecamatan Cikeusal Suparjo Rustam menambahkan, pada hari pemungutan suara kemarin Supardin menjalankan tugas sebagai pengawas TPS 13 Desa Cikeusal.
Namun, sekiranya pukul 15.30 WIB, Supardi mengeluh tidak enak badan dan meminta kepada pengawas desa untuk menggantinya.
Melihat kondisi tersebut, petugas KPPS menolong lalu membawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
Akhirnya, Supardi dirujuk ke RSUD Serang guna mendapatkan perawatan medis lanjutan.
Setelah mendapatkan penanganan di UGD rumah sakit, sekira pukul 09.30 WIB Supardi dinyatakan meninggal dunia.
5. Firman Ketua KPPS Medan
Ketua KPPS di TPS 6 Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara bernama Firman meninggal dunia.
Camat Medan Baru Frans Seno Ranto Halomoan Siahaan menyebut, informasi mengenai meninggalnya Firman telah dikonfirmasi ke Ketua PPS Kelurahan Babura.
Firman disebut meninggal dunia karena serangan jantung. “Meninggal karena serangan, jantung,” kata Frans dikutip, Selasa (13/2/2024).
6. Petugas PPSU
Seorang petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Utan Kayu, Zubaidi (54), meninggal dunia saat bertugas mengurus logistik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).
Berdasarkan informasi yang diterima keluarga dari teman-teman PPSU Zubaidi, mendiang tiba-tiba lemas dan terjatuh.
Oleh karena itu, Zubaidi langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.
"Saya dapat kabar sekitar jam 21.00 WIB, bapak masuk rumah sakit, baru dikasih kabar kayak gitu," ujar anak pertama Zubaidi, Dizto Indianto (28), saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).
Jenazah Zubaidi kemudian dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).
Dapat Santunan
KPU masih mengkaji terkait hak yang akan diterima oleh ketua dan anggota KPPS yang meninggal dunia.
Usulan santunan itu akan disampaikan ke KPU Provinsi untuk dikaji.
Sebelumnya, seluruh petugas KPPS telah dimintai untuk mengisi data BPJS dan riwayat kesehatan yang dideritanya.
Dilansir dari laman KPU, pemerintah telah menetapkan Santunan Kecelakaan Kerja bagi badan Ad Hoc pada penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan 2024.
Berikut besarannya:
Santunan bagi yang meninggal dunia: Rp 36 juta per orang
Santunan untuk yang cacat permanen: Rp 30,8 juta per orang
Santunan bagi yang mengalami luka berat: Rp 16,5 juta per orang
Santunan biaya untuk yang mengalami luka sedang: Rp 8,25 juta per orang
Bantuan biaya pemakaman: Rp 10 juta per orang.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di google news
Syarif Hidayatullah Askolani Jadi Anggota DPRD Sumsel Termuda, Sebut Ayah Jadi Guru Politiknya |
![]() |
---|
30 Anggota DPRD Prabumulih Periode 2024-2029 Dilantik 27 September, Tiap Dewan Dibatasi 4 Pendamping |
![]() |
---|
Daftar 45 Anggota DPRD Muara Enim Terpilih Periode 2024-2029, Segera Dilantik 27 September |
![]() |
---|
Profil H Ubaidillah Calon Ketua DPRD PALI Terpilih Periode 2024-2029, Segera Dilantik 27 September |
![]() |
---|
Sosok Fathi Atalla Panggarbesi Jadi Anggota DPRD Pagar Alam Termuda, Baru 22 Tahun, Putra Jubir HDCU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.