Majikan di Jakarta Aniaya 5 ART
Penyebab 5 ART Disiksa Majikan hingga Tubuh Disetrika, Kini Laporkan Majikan
Terungkap penyebab lima asisten rumah tangga (ART) disiksa oleh majikan di Jatinegara, Jakarta Timur hingga alami luka-luka.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap penyebab lima asisten rumah tangga (ART) disiksa oleh majikan di Jatinegara, Jakarta Timur hingga alami luka-luka.
Seperti diketahui, aksi lima ART yang nekat panjat pagar kawat lantaran tak tahan disiksa majikan tengah viral dimedia sosial.
Selain disiksa, para korban mengaku dipaksa bekerja dengan waktu melebihi jam kerja umumnya.
Kini terungkap penyebab kelima ART disiksa oleh majikan.
Menurut pengakuan korban kepada saksi mata Vina, kelima ART ini kerap dianiaya oleh majikannya selama bekerja.
Penganiayaan itu terjadi hanya karena korban dianggap melakukan kesalahan saat bekerja.
Bahkan saat melakukan kesalahan, ART dipaksa majikannya memukul kepalanya sendiri.
Tak hanya itu, kata dia, salah satu korban ada yang tubuhnya disetrika hingga meninggalkan bekas luka.
"Satu anak itu di pinggangnya ada bekas setrika. Saya memang melihat di pinggang ada bekas (luka bakar) seterika," tutur Vina. Dikutip dari Kompas.com
"Terus dia bilang, 'saya disuruh getok kepala saya sampai bunyi. Kalau enggak bunyi enggak boleh berhenti.' Begitu," sambungnya.
Baca juga: Sosok Majikan Siksa 5 ART di Jaktim, Seorang Wanita Diduga Punya Klinik
Lebih lanjut, Vina mengatakan majikan tersebut akan menghukum kesalahan ART-nya sekecil apapun.
"Kata dia (korban), 'kalau misalnya saya salah pas disuruh mencet air panas, enggak tahunya air dingin, saya dihukum.' ," ucapnya.
Vina menuturkan dua korban diduga penganiayaan itu memiliki usia 17 tahun, sementara satu orang berusia 23 tahun.

Korban diketahui berasal dari semuanya merupakan perempuan. Mereka berasal dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Kini kedua korban lalu dibawa warga ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Sementara tiga korban lainnya, dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur dengan harapan agar mereka dapat mendapatkan perlindungan.
Baca juga: Detik-detik 5 ART Kabur Sering Disiksa Majikan, Panjat Pagar Berduri Menangis Minta Tolong Tetangga
Selain itu, diharap kasus dugaan penganiayaan dilakukan dapat diusut tuntas aparat berwenang.
"Sekira pukul 04.00 WIB ketiga korban langsung saya bawa ke Polres Metro Jakarta Timur," pungkas Vina.
Saat ini laporan dugaan penganiayaan terhadap lima ART itu sudah diterima oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Awal Mula Penganiayaan Terungkap
Peganiayaan yang dilakukan oleh majikan ini terungkap dikatakan oleh Vina saksi mata, usai melihat kelima korban berhasil melarikan diri dari rumah majikannya dengan cara memanjat dari tembok belakang rumah, menaiki genteng, lalu memanjat pagar setinggi dua meter.
Kelima korban dalam keadaan ketakutan bahkan menangis saat berupaya memanjat pagar dengan tinggi lebih kurang dua meter yang kondisinya dipasangi kawat berduri.

Mengetahui aksi diduga kabur itu, warga sekitar sontak bergegas menolong.
"Teman saya membangunkan saya, katanya di sebelah ada kejadian dan sudah ramai warga di lokasi. Pas saya cek ada lima perempuan, posisinya berbeda-beda, ada yang masih tersangkut di atas pagar, ada di genteng, dan ada yang sudah di bawah terluka," kata Vina Selasa (13/2/2024).
Baca juga: Kejamnya Majikan Aniaya 5 ART di Jakarta Timur, Tubuh Disetrika, Dipaksa Pukuli Sendiri, Tak Digaji
Namun karena kondisi pagar dipasangi kawat berduri serta pecahan kaca, dua orang korban yang merupakan ART mengalami luka pada bagian tangan, kaki, dan kepala.
"Tiga perempuan yang lainnya pas turun itu saya tanya ‘Neng kenapa?’ kata dia 'Saya kerja, mau kabur. Di dalam ada penyiksaan' begitu. Salah satunya ada yang disuruh pukul kepalanya sendiri kalau sudah bunyi baru boleh berhenti. Mereka ada yang kerja (selama) dua bulan, satu bulan, dan tiga hari," lugasnya.
Selain itu, kelima ART mengaku dipaksa bekerja hingga dini hari di rumah majikan mereka setiap hari.
"Saya tanya sistem kerja seperti apa, kata dia (korban) kerja dari pagi kadang sampai jam 22.00 WIB, kadang sampai jam 02.00 WIB, bahkan sampai jam 04.00 WIB," kata Vina menjelaskan di Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
Mirisnya dengan jam kerja yang jauh melebihi aturan umumnya itu, para korban yang seluruhnya merupakan perempuan asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah itu juga tidak diperlakukan dengan baik.
Mereka mengaku kerap telat diberi makan oleh majikannya.
Selama bekerja, para korban juga menyebut belum pernah mendapat bayaran Rp1,8 juta yang dijanjikan pihak penyalur kerja dan majikan.
"Saya tanya katanya dijanjikan gaji Rp1,8 juta. Tapi praktiknya sampai hari ini mereka belum pernah terima gaji. Ada yang sudah kerja dua bulan, satu bulan. Mereka dibawa penyalur," ujarnya.
Masih merujuk keterangan korban, Vina mengatakan para PRT itu sempat berupaya menghubungi yayasan penyalur yang membawa mereka bekerja sebelum melarikan diri.
Sementara kondisi rumah tempat korban bekerja, selalu dalam keadaan terkunci dan diawasi secara ketat menggunakan kamera pengawas.
Keberadaan anjing peliharaan majikan korban yang selalu menyalak ketika para korban hendak melarikan diri dari rumah, membuat korban tidak dapat berbuat banyak.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Majikan di Jakarta Aniaya 5 ART
Majikan Aniaya ART
Majikan Aniaya 5 ART di Jakarta Timur
Tribunsumsel.com
Nasib Pilu 5 ART Disiksa Majikan hingga Kabur Naik Pagar di Jaktim, Dapat Pendampingan Psikologi |
![]() |
---|
Kondisi 5 ART Nekat Panjat Pagar Kawat Kabur dari Siksaan Majikan di Jaktim, Alami Luka-luka |
![]() |
---|
Nasib 5 ART di Jaktim Disiksa Majikan, Gaji Tak Dibayar, Pilih Kabur karena Tak Tahan Disiksa |
![]() |
---|
Sosok 5 ART Kabur Diduga Disiksa Majikan di Jaktim, Ada yang Masih di Bawah Umur, Lapor Polisi |
![]() |
---|
Sosok Majikan Siksa 5 ART di Jaktim, Seorang Wanita Diduga Punya Klinik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.