Kepala Puskesmas Sabokingking Dilaporkan
Imbas Larang Pegawai Hamil, Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang Terancam Dicopot dari Jabatan
Buntut laporan yang dilayangkan pegawainya membuat Kepala Puskemas Sabokingking Palembang terancam dievaluasi dari jabatan.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Buntut laporan yang dilayangkan pegawainya membuat Kepala Puskemas Sabokingking Palembang terancam dicopot dari jabatan.
Sebelumnya selama berjalan 6 tahun memimpin, Kepala Puskesmas disebut bersikap arogan dengan melarang pegawainya mengandung, mengurus keluarga sakit ataupun kepentingan lain tanpa izin dari pimpinan.
Sikap itulah yang memicu pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang membuat laporan ke Inspektorat Pemkot Palembang.
Kepala Inspektorat Palembang, Jamiah mengakui bahwa pihaknya telah menerima surat resmi dari pegawai Puskesmas Sabokingking.
Namun begitu, sementara ini pihaknya masih mengikuti perkembangan terakhir dan secepatnya akan dibahas bersama tim khusus.
"Secepatnya kami bentuk tim dan akan kami laporkan ke Pak Walikota Palembang." ungkap Jamiah dikonfirmasi, Selasa, (13/2/2024).
Baca juga: Kebakaran di Jalan Temon Palembang Hanguskan 9 Rumah, Puluhan KK dan Surat Undangan Pemilu Terbakar
Ia mengaku jabatan Kepala Puskemas terancam dicopot dan proses evaluasi apakah akan mengganti kepala Puskesmas tersebut.
"Sejauh ini masih dijabat dr Margaretha, namun memang terancam dicopot karena proses evaluasi. Secepatnya kerja tim ini mendapatkan hasil." katanya.
Sementara, Kepala Puskesmas Sabokingking, dr Margaretha mengklasifikasi persoalan pegawai puskemas tempat ia bekerja.
"Semua masalah telah diselesaikan lewat rapat internal bersama ibu Kepala Inspektorat beserta tim dan Ibu Kadinkes beserta tim hari rabu pekan lalu. Kesimpulan yang didapat, semua adalah karena miskomunikasi." ungkap dr Margaretha, Selasa.
Dengan ini, ia berharap tak ada lagi hal demikian terulang dikemudian hari, lantaran semata demi pelayanan.
"Semoga kedepannya komunikasi kami dapat lebih baik lagi dan pasien maupun warga yang sakit tetap dapat kami layani lebih baik juga." ujarnya.
Sebelumnya diketahui, merasa diperlakukan tidak manusiawi saat melaksanakan pekerjaan, belasan pegawai melaporkan Kepala Puskemas Sabokingking yang bertempat di Jalan Sei Buah Kecamatan IT II Palembang ke Inspektorat Palembang lantaran diduga arogan, Rabu (7/2/2024).
Salah seorang karyawan Puskesmas Sabokingking, DA menuturkan bahwa ia merasa sangat kecewa dengan sikap arogan dan tidak manusiawi Kepala Puskesmas.
Menurutnya, tak hanya membuat aturan secara pribadi, namun juga dianggap melanggar batas dengan menahan uang JKN yang seharusnya menjadi hak karyawan yang telah menjalankan tugas dengan tanggung jawab.
Selain itu, lanjut dia, selama dibawah kepemimpinan Kepala Puskemas, karyawan tidak boleh mengandung, mengurus keluarga sakit ataupun kepentingan lain tanpa izin dari pimpinan.
“Selama lima tahun terakhir dan saat ini dalam enam tahun terakhir, kami bekerja di bawah tekanan kepala puskesmas. Kami dilarang hamil, tidak diperbolehkan merawat keluarga yang sakit, menggunakan telepon, atau melakukan kegiatan lainnya tanpa izin beliau. Lebih parahnya lagi, beliau menahan uang JKN yang seharusnya menjadi hak kami," jelasnya.
Berdasarkan itu, ia berharap akan ada tindak lanjut dari laporan tersebut dengan mendapatkan kejelasan lantaran pegawai merasa dizolimi.
Pj Walikota Palembang Ratu Dewa menjelaskan bahwa sementara ini pihaknya meminta kepada Inspektorat untuk melakukan verifikasi jika ada laporan resmi.
Dimana, mekanismenya jika telah ada laporan resmi, maka selanjutnya akan dibentuk Tim khusus.
"Timsus ini gabungan Inspektorat, BKPSDM, bagian hukum, Setelah ada rekomendasi dari pengawasan internal di samping laporan resmi ke walikota baru akan disikapi untuk ditindaklanjuti." Ungkap Ratu Dewa.
Meskipun telah ada klarifikasi dari masing-masing pihak, Mantan Sekda Palembang ini menjelaskan bahwa tetap menjadi sorotan demi kenyamanan pegawai memberikan pelayanan pada masyarakat.
"Jadi muaranya ini nanti apakah kena hukuman ringan sedang dan berat. Itu juga akan dibawa ke dalam rapat penjatuhan disiplin," ungkap Ratu Dewa.
Hilang 2 Anak
Terungkap curhat pilu diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang yang mengaku 'kehilangan' dua anak akibat sikap arogan atasannya.
Sebelumnya, belasan pegawai melaporkan Kepala Puskemas Sabokingking ke Inspektorat Palembang lantaran diduga arogan karena melarang pegawainya mengandung, mengurus keluarga sakit ataupun kepentingan lain tanpa izin dari pimpinan.
Inspektorat Pemkot Palembang juga sudah turun tangan mengusut laporan tersebut.
Sementara itu, seorang pemilik akun diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang terlihat mencurahkan isi hatinya di kolom komentar akun instagram Tribun Sumsel yang memposting berita Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang dilaporkan ke inspektorat.
Di kolom komentar, pemilik akun @duoaninduoanin mengaku 'kehilangan' dua anak akibat kebijakan arogan yang diterapkan oleh Puskesmas Sabokingking Palembang.
"Dua anak saya hilang disabokinking...thn 2020 saya hamil anak ketiga...zaman lagi panas2nya covid..jaga ruangan poli umum pake hazmat..hamil dengan komplikasi....kalo temen2 dipuskes lain pas hamil tidak langsung berhdapan dengan pasien..saya malah di suruh jaga diruang poli umum...dengan hazmat yg sesak..bernafas pun saya susah apalagi janin saya...alhasil ank saya meninggal dalam kandungan diusia 24 minggu...kemudian bbrp bulan kemudian saya hamil kembali..saya meminta untuk absen finger dilantai 2 dipindah kelantai satu...mengingat saya kesulitan turun naek tangga karena komplikasi kehamilan yg mengharuskan saya jgn terlalu sering turun naik tangga...dan dikantor yg lantai 5 sekalipun biasanya absensi diletakkan dilantai 1...tapi tetap tidak di indahkan...alhasil setelah 2 bulan saya mengalamai keguguran.....," curhatnya dalam kolom komentar.

Tak tahan dengan situasi kerja yang berlaku di Puskesmas Sabokingking Palembang membuatnya mengajukan mutasi pindah tugas ke Puskemas lain.
Padahal selama ini dia merasa sudah bekerja dengan rajin, menjalankan tugas sesuai kebijakan yang diterapkan, namun kerja keras itu tidak diimbangi dengan haknya sebagai pegawai.
"Saya kemudian mengajukan mutasi kepuskes lain...sempat ingin berhenti kerja..karena psikis saya sgt terguncang....ada bbrp hal lagi yg ingin saya cerita tapi saya kira teman2 disabokingking sudah tau semua alasan kepindahan saya...saya bekerja dngn penuh tanggung jawab....program yg beliau berikan pun selalu saya kerjakan...saya termasuk yg paling rajin...boleh di cek data saya di tata usaha...seringkah saya izin kerja...tapi..saya merasa setelah kewajiban yg saya jalankan sebagai pegawai tidak di imbangi dengan hak saya sebagai pegawai....," ujarnya.
Terakhir, dalam tulisannya, sosok diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang ini meminta pemimpin puskesmas untuk memperhatikan kesejahteraan pegawai.
Dia menyebut, seorang pemimpin boleh saja menerapkan kerja keras dan disiplin namun jangan sampai menyakiti hati pegawainya.
"Saya berharap semua yg terbaik untuk kedepannya.....pemimpin yg baik selalu mengetumakan kesejahteraan pegawai...tolong lindungi kami...puskesmas rumah kedua bagi kami...seharusnya ada rasa kekeluargaan...boleh keras..displin...tapi jgn sampai menyakiti hati kami.....semoga semakin baik kedepannya...dan semoga beliau lebih merangkul kami...karena kerja di puskesmas kerja tim....kita pasti membutuhkan satu sama lain..salam kekeluarga dari saya mantan pegawai puskesmas sabokingking," tulisnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.