seputar islam

Sejarah dan Latar Belakang Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Pelajaran Berharga dari Allah SWT

kabar perjalanan isra miraj nabi Muhammad terdengar oleh kaum Quraisy. Mereka tdak percaya dengan isra mi’raj. Mereka pun minta bukti empiris.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunsumsel.com
Sejarah dan Latar Belakang Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Pelajaran Berharga dari Allah SWT 

TRIBUNSUMSEL.COM — Sejarah, Latar Belakang dan Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Salah Satu Mukjizat Besar dari Allah untuk Umat Islam.

Di bulan Rajab, ada satu peristiwa penting dan bersejarah yang hingga kini selalu diperingati umat Islam.
Peristiwa penting itu adalah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sekaligus adalah mukjizat dari Allah yang dberikan kepada nabi akhir zaman.


Terdapat beberapa versi soal tanggal, bulan, dan tahun peristiwa Isra dan Mikraj. Namun, yang paling umum diyakini adalah 27 Rajab, sekitar 621 Masehi.


Latar belakang Isra dan Mikraj itu terjadi setelah tahun kesedihan, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW melepas kepergian paman sekaligus pelindung beliau, Abu Thalib, juga istri tercinta, Khadijah. Isra dan Mikraj Rasulullah tersebut bagai hiburan dari Allah ketika Nabi merasa sedih dan risau.


Kisah Isra dan Mikraj Nabi Muhammad saw. terjadi dalam satu malam. Isra dan Mikraj ini umum diperingati umat Islam setiap 27 Rajab yang tahun ini bertepatan Kamis 8 Februari 2024.


Kisah Israj Miraj Peristiwa Isra dan Mikraj yang dialami Nabi Muhammad SAW diceritakan Allah dalam Surah al-Isra: 1,

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Isra’ yang bermakna perjalanan malam adalah peristiwa ketika Nabi Muhammad saw. berangkat dari Ka’bah di Makkah ke Baitul Maqdis di Yerusalam. Jarak Makkah ke Yerusalem sekitar 1.239 kilometer yang pada sekitar 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar sebulan.

Namun, Nabi Muhammad saw. mencapainya hanya dalam semalam. Sementara itu, mikraj, kenaikan, adalah peristiwa saat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati 7 langit.

Nabi akhirnya tiba di Sidratul-Muntaha, yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang paling mungkin dicapai makhluk. Dalam Surah an-Najm:17, digambarkan, “Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya”.

Berikut rangkaian peristiwa yang dialami Rasulullah dalam Isra Miraj.


1. Nabi Muhammad saw menerima perintah shalat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

2. Dalam Muhammad: Biografi Singkat (Rogerson, 2013:145) ini adalah hadiah Allah sekaligus pembuktian bahwa Nabi Muhammad saw. mengikuti jalur para nabi terdahulu.

Pada malam sebelum mengalami Isra dan Mikraj, Nabi Muhammad saw. tengah bermalam di rumah Hindun binti Abu Thalib, sepupu beliau yang dikenal dengan nama Ummu Hani. Setelah tidur sejenak, Nabi terjaga dan mengunjungi Ka’bah.

Di sana, beliau mengantuk hingga terlelap. Saat itulah Jibril datang, membangunkan beliau hingga 3 kali. Oleh Jibril, Nabi diantarkan ke buraq, sejenis hewan yang lebih tinggi dari himar (keledai), dan lebih pendek dari baghal. Buraq ini memiliki sayap, dan berwarna putih susu. Dalam kitab Qishshah Mi’rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, digambarkan dalam perjalanan dari Ka’bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.

3. Melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor.


4. Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.

5. Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun.
Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (shalat wajib).

6. Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya.

7. Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina. Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba.

8. Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak mengambil tanggungan.

9. Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.

10. Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.

11. berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang merupakan gambaran dunia yang bsa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat.

12. Sesampainya di Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengerjakan salat dua rakaat, menjadi imam para nabi di tempat tersebut. Beliau lantas diberi tiga gelas dengan isi yang berbeda-beda, yatu khamr, susu, dan air putih. Rasulullah memilih susu, yang disebut oleh Jibril sebagai memilih fitrah atau agama Islam. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. melakukan miraj, melewati langit dunia menuju sidratul muntaha.

13. Dalam proses mikraj ini, Rasulullah bertemu dengan para nabi pilihan di setiap langit sebagai berikut. Nabi Adam di langit pertama Nabi Isa dan Yahya di langit kedua Nabi Yusuf di langit ketiga Nabi Idris di langit keempat Nabi Harun di langit kelima Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.


14. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha. Beliau mendapatkan perintah untuk mengerjakan salat wajib 5 waktu, yang menjadi titik penting perjalanan beliau dalam malam tersebut.

Isra dan Mikraj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa terbatas ruang dan waktu. Mikraj dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai gambaran insan kamil (manusia sempurna) yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada Tuhannya.

Sikap Abu Baka Shiddiq dan Abu Jahal Pemimpin Quraisy


Dikutip dari daruttauhid.org, kabar perjalanan isra miraj nabi Muhammad terdengar oleh kaum Quraisy. Mereka tdak percaya dengan isra mi’raj. Mereka pun minta bukti empiris jika beliau benar-benar telah pergi ke Baitul Maqdis dalam satu malam. Mereka minta dua bukti isra miraj yang mereka bisa memeriksa kebenarannya.

Abu Jahal adalah pemuka suku Quraisy, dia merupakan salah satu orang yang paling membenci Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia mengambil segala kesempatan untuk merusak dakwah Islam Rasulullah di Mekkah. Salah satunya terjadi ketika Rasulullah pulang dari Isra’ Mi’raj.

Suatu pagi hari sekitar waktu syuruq, Rasulullah sudah tiba kembali di Mekkah dan duduk didepan Ka’bah, merenungi kejadian semalam. Beliau khawatir orang-orang, termasuk kaumnya yang sudah beriman, akan mendustakannya setelah mendengar cerita perjalanan yang luar biasa itu. Kemudian lewat Abu Jahal, ia duduk di dekat beliau dan menanyakan kabarnya.

Rasulullah kemudian menceritakan perjalanannya menuju Masjidil Aqsa dan langit ke tujuh. Tentu Abu Jahal tidak percaya. Bagaimana mungkin perjalanan dari Mekkah ke Palestina bisa terjadi dalam satu malam, sedang dengan kuda terbaik saja memerlukan waktu dua bulan untuk bolak balik antara keduanya.

Dengan niat untuk mempermalukan Rasulullah, Abu Jahal mengajak beliau ke Jabal Abu Qubais, sebuah bukit yang dikhususkan sebagai tempat menyiarkan berita penting, seperti berita kepala suku yang meninggal. Ketika Abu Jahal dan Rasulullah naik ke bukit itu, maka penduduk Mekkah berbondong-bondong berkumpul. Orang kafir berkumpul karena Abu Jahal, dan orang beriman berkumpul karena Rasulullah.

Maka Abu Jahal meminta kepada Rasulullah untuk menceritakan perjalanannya. Rasulullah kemudian menceritakan secara detail peristiwa Isra’ Mi’raj, dari bagaimana beliau bersama Malaikat Jibril mengendarai Buraq menuju Masjidil Aqsa hingga bagaimana Allah memperlihatkan bukti-bukti kebesaran-Nya seperti surga dan neraka. Mendengar kisah itu, orang-orang kafir bertambah kufur, menganggap Rasulullah sudah gila dan mengarang-ngarang. Di kalangan sahabat juga ada yang bimbang dan ragu.

Abu Jahal meninggalkan Rasulullah sambil tertawa, membual bahwa agama Muhammad sudah selesai sembari menceritakan kisah Isra’ Mi’raj ke orang-orang yang ditemuinya. Dari Abu Jahal, orang-orang Quraisy tergerak untuk menggoyahkan keimanan Abu Bakar. Namun ketika mereka menceritakan tentang Isra Mi’raj, Abu Bakar mempercayainya tanpa ragu sedikitpun.

Abu Bakar kemudian mendatangi Rasulullah dan menanyakan kisah yang telah didengarnya. Setelah Rasulullah mengiyakan, maka Abu Bakar menjawab, “Engkau benar, aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah”. Jawaban Abu Bakar yang penuh keyakinan inilah yang mengembalikan keimanan sahabat-sahabat pengikut yang awalnya ragu.

Abu Bakar juga mengusulkan Rasulullah untuk menceritakan keadaan Palestina. Rasulullah belum pernah ke Palestina, sedangkan diantara pemuka-pemuka Quraisy ada yang sudah pernah mengunjunginya dan mengenal dengan baik daerah sekitar Masjidil Aqsa. Rasulullah setuju dan menyebutkan dengan detail apa-apa yang ada di Palestina termasuk tiang-tiang Masjidil Aqsa; dan setiap kali Rasulullah menyampaikan satu ciri, orang-orang Quraisy menjawab, “Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar.”

Sejak saat itu Abu Bakar mendapat gelar ash-Shiddiq (yang membenarkan), dan seluruh penduduk Mekkah mengenal kisah Isra’ Mi’raj. Orang-orang beriman makin kuat keimanannya. Dari kaum Quraisy ada yang percaya namun kembali kafir, dan ada juga yang makin kuat kebenciannya.

 

Itulah Sejarah dan Latar Belakang Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Pelajaran Berharga dari Allah SWT. (lis/berbagai sumber)

 

Baca juga: Arti dan Makna Surat Al Mukminun Ayat 99-100, Penyesalan Seorang Mayit yang Ingin Kembali ke Dunia

Baca juga: Arti Hadits Nabi Khoirunnaasi Anfauhum Linnas dan Dalil-dalil Lainnya Kenapa Kita Harus Berbuat Baik

Baca juga: Arti Amanụ Wa Amiluṣ-Saliḥati, Bacaan Surat Asy Syuara Ayat 26 Syarat dari Allah Agar Doa Dikabulkan

Baca juga: Doa-doa Tobat Islam Ampunan untuk Diri Sendiri, Orang Tua dan Kaum Muslimin Lengkap Latin dan Arti

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved