SD N 1 Palembang Setahun Sekolah Daring
SD Negeri 1 Palembang Kembali Belajar Offline Mulai 15 Januari Setelah Setahun Belajar Via Daring
Kepala SD Negeri 1 Palembang buka suara terkait protes orangtua murid karena sekolah tersebut belajar via daring selama setahun.
Penulis: Hartati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kepala SD Negeri 1 Palembang buka suara terkait protes orangtua murid yang kesal karena sekolah tersebut menerapkan sistem belajar via daring sejak satu tahun terakhir dengan alasan renovasi sekolah.
Selain itu, orangtua murid juga protes karena sistem belajar via daring yang diterapkan SD Negeri 1 Palembang tidak efektif sebab hanya berlangsung selama 2-3 kali dalam satu minggu
Kepala SD Negeri 1 Palembang, Rahma Danniarti mengatakan, perkiraan awal tahun 2024 proses renovasi selesai yang diucapkan pemborong ternyata meleset.
Rupanya sampai awal tahun masih pada tahap finishing sehingga gedung sekolah belum boleh digunakan untuk kegiatan belajar mengajar takut kotor.
Baca juga: Kronologi KPK OTT Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada, Diduga Terima Suap, Sejumlah Uang Diamankan
Itulah sebabnya 2 Januari lalu hanya kelas 5 dan 6 saja yang diminta masuk sekolah dan membantu guru menata meja kursi untuk digunakan belajar.
"Kabarnya 6 Januari serah terima kunci. Tapi rupanya PUPR belum siap karena pekerjaan PUPR ini bukan cuma di Palembang saja tapi juga daerah lain di Sumsel dan pembangunan daerah lainnya di Sumsel itulah yang belum selesai sehingga meski pembangunan di SDN 1 sudah selesai tapi belum bisa digunakan karena belum serah terima kunci," ujarnya Kamis (11/1/2024).
"Ruang kelas dan kelas sudah siap, meja kursi sudah dimasukkan dan kelas sudah selesai dibangun tapi ruangan dikunci oleh pemborong dan tidak boleh masuk sehingga kegiatan belajar mengajar offline bekum bisa dilaksanakan," katanya menambahkan.
Rahma tak menampik orangtua murid minta agar kegiatan belajar mengajar dilaksanakan segera karena kelas selesai dibangun dan siap dipakai.
Tapi lagi-lagi alasannya karena serah terima kunci harus dilaksanakan serentak dengan proyek yang dibangun oleh Dinas PUPR lainnya di Sumsel yang belum selesai dan ada rotasi pejabat di lingkungan Dinas PUPR sehingga membuat serah terima jadwalnya kembali diundur.
Rahma mengatakan alasan kontraktor enggan menyerahkan kunci meski pembangunan sudah selesai dan memilih menutup ruang kelas, karena jika kelas langsung dipakai untuk kegiatan belajar mengajar akan kotor.
Bisa saja ada noda di dinding, lantai, dan bagian bangunan lainnya.
Kalau itu sampai terjadi maka mereka akan diminta mengecat ulang, membersihkan noda dan membereskan kerusakan yang ada dan ini akan memakan waktu lama dan proyek tidak akan selesai dalam waktu dekat.
"Kami saja (guru) tidak bisa masuk karena kunci masih di pemborong dan semua gedung ditutup itulah sebabnya sekolah diliburkan dulu," ujar Rahma.
Rahma menambahkan informasi terakhir yang sekolah dapat yakni siswa akan kembali sekolah offline pada Senin (15/1/2024) mendatang karena kunci susah diserahkan.
Meski sekolah selesai dibangun namun tetap berlaku dua shift karena kelas hanya ada 12 kelas saja sedangkan jumlah rombongan belajar 21 rombel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.