Berita PLN Insight

PLN Kebut Pengembangan EBT dari Hulu ke Hilir Hingga Green Hydrogen

PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara tersebut merupakan wujud kolaborasi PLN dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

|
Editor: Sri Hidayatun
IST
PT PLN (Persero) terus mengakselerasi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung agenda transisi energi di Indonesia 

PLN juga mengoperasikan saluran kabel laut tegangan menengah 20 kV interkoneksi Batam–Pulau Buluh pada Desember 2023.

Dengan dioperasikannya jaringan listrik ini, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang sebelumnya digunakan sebagai suplai utama ini dinonaktifkan dan warga dapat menikmati listrik 24 jam.

"Selain mempercepat transisi energi, upaya pembangunan kabel bawah laut ini menjadi upaya PLN memberikan akses listrik yang merata bagi seluruh masyarakat. PLN terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur listrik ke seluruh desa, termasuk Kawasan 3T di Indonesia agar dapat menikmati listrik selama 24 jam," kata Darmawan.

Di sisi lain, dalam upaya mendukung pengembangan alternatif energi hijau lainnya, PLN menjadi pionir pengembangan rantai pasok green hydrogen sebagai alternatif bahan bakar kendaraan di Indonesia. PLN pun telah meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) terdiri dari PLTGU dan PLTG pada 20 November 2023 yang mampu memproduksi sampai dengan 199 ton hidrogen per tahun.

Ke-21 lokasi GHP PLN tersebut berada di; pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 8, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Indramayu, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Rembang, PLTU Tanjung Awar-Awar, PLTU Paiton, PLTU Grati, PLTU Pacitan, PLTU Adipala, pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang, PLTGU Cilegon, PLTGU Tanjung Priok, PLTGU Muara Tawar, PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Gresik, dan pembangkit tenaga gas (PLTG) Pemaron.

“Lewat GHP ini, kami membangun bagaimana transisi sektor transportasi ke _low carbon_ berjalan dengan baik. Tentu saja kalau kita berbicara transportasi, terdapat dua opsi. Yang pertama mobil listrik berbasis pada baterai yang sudah kami bangun ekosistemnya. Kedua kendaraan berbasis pada hidrogen. Ini perlu ada rantai pasok yang khusus, ini perlu ada green hydrogen yang telah kami sediakan melalui GHP ini,” tutur Darmawan.

VZBZKe depannya PLN akan menjalankan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang akan menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 75 persen dan pembangkit berbasis gas sebesar 25 persen hingga 2040.

Dengan skenario ini, diharapkan Indonesia bisa mencapai target _net zero emissions_ (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.

Skema ARED ini juga dipaparkan pada forum global United Nations Climate Change Conference (COP28) di Dubai, UEA yang diselenggarakan pada 30 November – 13 Desember 2023.

Hal ini dilakukan untuk menjalin kolaborasi internasional. Kolaborasi ini penting, mengingat transisi energi di Tanah Air masih menghadapi banyak tantangan.

"Kami tidak bisa menjalankan semuanya dalam suasana kesendirian. Satu-satunya cara untuk terus maju adalah melalui kolaborasi. Kita berbicara tentang kolaborasi dari sisi kebijakan, inovasi teknologi, investasi sehingga seluruh dunia bersama menuju satu tujuan, menyelamatkan bumi," pungkas Darmawan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved