Ayah Bunuh Anak di Semarang

Sosok Anak Dibunuh Ayah Sering Mabuk Buat Onar, Keluarga Sutikno Miji Sampai Ngungsi 7 Bulan Bulan

Karena kelakuan sang anak, Sutikno dan keluarga sempat mengungsi selama 7 bulan ke Singorojo, Mijen untuk menghindari konflik dengan Guntur Surono.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TribunJateng.com/Iwan Arifianto
Sutikno dan keluarga sempat mengungsi selama 7 bulan ke Singorojo, Mijen untuk menghindari konflik dengan Guntur Surono. 

Istri tersangka berharap agar suaminya bisa memisahkan dan menghentikan tindakan anaknya.

"Anak saya itu sudah mabuk selama tiga hari sama ngepil. Pulang malah mau bunuh adiknya, sempat mau mukul pakai palu. Saya pisah malah dia ambil pisau di meja mau ditusuk ke adiknya. Adiknya saya suruh pergi," katanya.

Namun, Sutikno Miji mengaku gelap mata usai terlibat duel dengan putranya, demi selamatkan nyawa anggota keluarganya yang lain.

Duel dimenangkan sang bapak yang sudah memendam lama angkara murka di hatinya melihat tingkah anaknya yang tak kepalang.

"Di hati kecil saya mau saya buat lumpuh supaya enggak bikin onar masyarakat dan keluarga, saya siap ngasih makan, ternyata saat itu saya tidak mengendalikan emosi," ujarnya.

Selepas kejadian perkelahian, tersangka berlari melapor ke ketua RT dan RW setempat.

Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.

"Saya pasrah, Sak kurepe langit sak lumahe bumi, silahkan saya ditahan," ucapnya sembari terisak.

Sang ayah, Sutikno Miji (59) terpaksa harus berurusan dengan polisi setelah menghabisi nyawa anak kandungnya.

Tangis Sutikno Miji pecah saat konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Selasa (2/1/2024).

Terpisah, Wakapolrestabes Semarang AKBP Wiwit Ari Wibisono, mengatakan, tersangka Sutikno Miji (59)
melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak kandungnya ketika anaknya pulang ke rumah saat mabuk.

Korban membawa pisau mengancam adiknya.

Bapak atau tersangka lantas memukul dengan kayu hingga korban terjatuh lalu dipukul kembali pakai batu hebel.

Ditambah tersangka menginjak perut korban sama kepala dibenturkan ke lantai.

"Hasil autopsi luka paling parah di kepala," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved