Tungku Smelter Meledak di Morowali

Ibu Irfan Bukhari Histeris & Roboh Saat Tulang Punggung Keluarga Dimakamkan, Korban Ledakan Smelter

Isak tangis ibunda Irfan Bukhari saat jenazah putranya akan dimakamkan.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ Youtube CNN Indonesia
Ibu Irfan Bukhari Histeris & Roboh Saat Tulang Punggung Keluarga Dimakamkan, Korban Ledakan Smelter 

TRIBUNSUMSEL.COM - Isak tangis ibunda Irfan Bukhari saat jenazah putranya akan dimakamkan.

Diketahui, Irfan Bukhori sempat viral selamatkan diri dari ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang berjalan dengan tubuh gosong.

Setelah sehari peristiwa itu, Irfan Bukhori dinyatakan meninggal dunia pada Senin (25/12/2023), pukul 16:45 WITA.

Ia menghembuskan napas terakhir depan sosok terhebat baginya, yaitu Ibu dan keluarganya yang lain.

Sebelum meninggal dunia, Irfan sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bungku Morowali, dan dinyatakan kritis

Adapun jenazah Irfan dipulang ke kampung halaman oleh pihak perusahaan di Desa Mirring, Kecamatgan Binuang pada Selasa, (26/12/2023) dan langsung dikebumikan.

Dilansir Youtube CNN Indonesia, Rabu (27/12/2023) terlihat ratusan warga turut mengantarkan pemakaman Irfan Bukhari.

Tampak juga ibu korban, Nawiyah yang tak kuasa menahan tangisnya dengan kepergian putra pertamanya.

Kondisi terakhir Irfan Bukhori usai viral selamatkan diri dari tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sempat berjalan dengan tubuh gosong.
Kondisi terakhir Irfan Bukhori usai viral selamatkan diri dari tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sempat berjalan dengan tubuh gosong. (TribunPalu.com)

Ibu Irfan bahkan nyaris pingsan kehilangan putra pertamanya.

Kepergian Irfan Bukhari ini menyisahkan kesedihan yang mendalam, apa lagi putra pertamanya ini menjadi tulang punggung keluarga.

Irfan pula dikenal sosok pemuda yang sabat dan dekat dengan keluarga.

Baca juga: Tangis Histeris Keluarga Irfan Bukhori Sempat Viral Selamat Dari Ledakan Smelter, Tulang Punggung

Bahkan, di media sosial yang viral mengenai tubuhnya yang gosong namun masih kuat berjalan.

Kendati begitu, banyak netizen kagum melihat sosok Irfan yang seolah tidak merasakan sakit.

Hal tersebut membuatnya viral di media sosial.

Irfan Bukhari dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah, menjaga shalat lima waktu.

Tulang Punggung Keluarga

Kakek korban bernama Jamaluddin (55) berduka cita dan cukup merasa kehilangan atas musibah ini.

Ia bercerita cucunya ini merupakan tulang punggung keluarga, dari tiga orang bersaudara.

Baca juga: Kisah Haru Irfan Bukhori Sebelum Meninggal Ledakan Smelter, Sempat Tolong Teman Meski Tubuh Gosong

Ayah dan ibunya bernama Bukhari dan Nawia, sempat bekerja sebagai petani untuk ketiga anaknya.

Namun ayahnya sakit sehingga tidak bekerja lagi.

"Iya tulang punggung juga, karena bapaknya tidak bekerja, sakit kakinya, bulan lalu dia cuti dan di sini sekitar 10 hari," terang Jamaluddin kepada wartawan.

Detik-detik Irfan Bukhori selamat dari ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berjalan dengan tubuh gosong.
Detik-detik Irfan Bukhori selamat dari ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berjalan dengan tubuh gosong. (TribunPalu.com)

Diakui Jamaluddin bahwa sang cucu ini dikenal dengan sosok penyabar, berbaur di kalangan masyarakat.

Sejak ia berkerja di Morowali satu tahun lebih, dia sudah dua kali pulang, terakhir cuti.

"Kalau datang itu dia ringan tangan untuk memberi, dikenal orang di sini ramah, baik," lanjutnya.

Baca juga: Detik-detik Irfan Bukhari Selamat dari Ledakan Smelter, Tubuh Gosong Masih Kuat Jalan Evakuasi Diri

Kendati demikian, Jamaluddin berharap ada bantuan dari perusahaan sebagai bentuk perhatian yang diberikan.

Senada dengan Jamaluddin, Adi juga menyebut sosok korban saat bergaul cukup sabar dan mudah berbaur.

"Mulai sekolah dasar sampai tamat sekolah menengah kejuruan, di sini terus di Binuang," ungkapnya.

Irfan menyelesaikan studi perguruan tingginya di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

Adik laki-lakinya sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pare-Pare.

Sementara adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Irfan merupakan satu dari 19 pekerja yang tewas dalam insiden Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT IMIP Morowali.

Adapun total kini sebanyak 59 pekerja menjadi korban Ledakan Tungku Smelter itu.

Detik-detik Irfan Selamat dari Ledakan Smelter

Beredar video detik-detik Irfan berhasil selamatkan diri berjalan kaki meski dengan kondisi badan yang sudah terbakar.

Terlihat Irfan berjalan sendiri ke atas truk yang digunakan untuk evakuasi para korban.

Meski kondisi seluruh badannya melepuh hingga baju compang camping, Irfan masih kuat berjalan seolah tak merasakan perih atau kesakitan akibat luka bakar di semua badannya.

Ia terlihat sangat tegar atas musibah yang menimpah dan rekan kerjanya.

Tak hanya itu, bahkan sebelum ia berjalan sendiri menuju mobil, almarhum Irfan sempat menolong rekan kerjanya yang juga terbakar.

Namun, akhirnya nyawa pemuda asal Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulbar, itu tidak tertolong.

Irfan sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bungku Morowali, sebelum meninggal pada Senin kemarin, pukul 16:45 WITA.

Ia kritis setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Morowali.

Awal Mula Ledakan

Tungku smelter nomor 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya.

Saat ini, tim internal perusahaan tengah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Di antaranya, safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan menyebutkan, musibah bermula dari kecelakaan yang dialami pekerja saat melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku.

"Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan," kata Dedy melalui rilis tertulisnya.

Kemudian, di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku.

Akibatnya, ledakan petama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak.

Kebakaran tungku berhasil dipadamkan pukul 09.10 WITA.

Adapun pekerja yang menjadi korban kecelakaan telah dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP.

Informasi awal yang dihimpun dari Klinik IMIP hingga pukul 10.00 WITA, jumlah korban saat ini sebanyak 51 orang.

Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia dan 39 lainnya mengalami luka berat hingga luka ringan.

Korban meninggal dunia terdiri atas 7 tenaga kerja asal Indonesia, dan 5 tenaga kerja asing.

Sementara itu, korban luka-luka sedang mendapatkan penanganan medis.

Saat ini PT IMIP terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi hingga penanganan korban.

 

 

 

 

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved