Tungku Smelter Meledak di Morowali

Postingan Terakhir Irfan Bukhori Sebelum Meninggal Usai Sempat Selamat dari Ledakan Smelter: Dingin

postingan terakhir Irfan Bukhori salah satu karyawan yang meninggal usai sempat selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tiktok/irfnbkhary
postingan terakhir Irfan Bukhori salah satu karyawan yang meninggal usai sempat selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Beginilah postingan terakhir Irfan Bukhori salah satu karyawan yang meninggal usai sempat selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Irfan Bukhori menjadi salah satu dari 13 pekerja yang tewas dalam tragedi Ledakan Tungku Smelter PT ITSS itu.

Padahal sebelumnya, Irfan Bukhori berhasil keluar dari bangunan yang terbakar meski dalam keadaan gosong terbakar dan pakaian compang-camping.

Baca juga: Sosok Sulfikar Basir Korban Tewas Dalam Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Morowali, Baru 3 Bulan Kerja

Kini pria bernama Irfan Bukhari itu dikabarkan telah meninggal dunia.

Dikutip dari TribunPalu.com, Irfan Bukhari sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Morowali, atas luka bakar di sekujur tubuhnya.

Almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 16.45 Wita, Senin (25/12/2023) sore.

Pasca meninggal duna, kini publik menyoroti sosok Irfan Bukhori.

Salah satunya dari media sosialnya, yang membagikan postingan terakhir sebelum meninggal dunia.

Dilansir dari Tribunnewsbogor.com, ada postingannya itu, Irfan terlihat mengenakan pakaian serba hitam.

Foto itu mirip dengan kondisi terakhir Irfan Bukhari sesaat setelah ledakan.

Baca juga: Curhat Terakhir Irfan Bukhori, Viral Sempat Selamat Dari Ledakan Smelter Kini Meninggal, Rajin Salat

Ia memposting video berisi kata-kata yang memperlihatkan ia sedang banyak masalah.

"Udah gede bukannya banyak duit, tapi malah banyak pikiran," kata anak kecil di video itu di akun TikTok @irfnbkhary.

Kemudian video menunjukkan foto Irfan sedang berdiri dengan background hamparan pemandangan yang indah.

Irfan Bukhari mengenakan kaos hitam, celana panjang hitam, tas hitam, dan masker hitam.

Curhat terakhir Irfan Bukhori korban meninggal dunia ledakan dari tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sempat selamatkan diri tubuh gosong.
Curhat terakhir Irfan Bukhori korban meninggal dunia ledakan dari tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sempat selamatkan diri tubuh gosong. (TikTok@irfnbkhary)

Kemudian ia juga menambahkan lagu Jiwa Yang Bersedih dari Gea Indrawari.

"Sampaikan pada jiwa yang bersedih, begitu dingin dunia yang kau huni," bunyi lirik lagi tersebut.

Foto Irfan dengan pakaian serba hitam itu mirip dengan fotonya yang viral di media sosial.

Kondisi Ifran setelah ledakan itu pun terlihat hampir seluruh tubuhnya hitam terkena asap.

Bahkan bajunya juga robek-robek dan ada banyak luka di tubuhnya.

Namun Irfan masih berjalan lantang keluar dari ruangan yang meledak tersebut.

Irfan Bukhari bahkan berjalan tanpa bantuan menuju ke truk yang mengevakuasi para korban.

Kakeknya, Jamaluddin (55) mengatakan kalau Irfan merupakan tulang punggung keluarga.

"Bapaknya tidak bekerja, sakit kakinya," katanya dikutip dari Tribun Sulbar, Selasa (26/12/2023).

Sebelum tragedi ledakan, Irfan sempat pulang kampung.

"Bulan lalu dia cuti di sini sekitar 10 hari," ungkapnya.

Jamaluddin mengatakan kalau cucunya itu adalah sosok penyabar dan ringan tangan.

Irfan Bukhari sudah bekerja selama satu tahun lebih di PT ITSS.

Dikenal Rajin Salat

Atas foto dan video yang beredar, Irfan Bukhari pun dikaitkan dengan mukjizat Allah.

Foto dan video pekerja dilengkapi dengan caption bahwa sang pria tidak pernah meninggalkan salat lima waktu.

Bahkan tangkapan layar pesan Whatsapp tentang ibadah pekerja itu juga diunggah akun Yesi Yustianingsih.

Kini Irfan dikabarkan telah meninggal dunia, pada pukul 16.45 Wita, Senin (25/12/2023) sore.

Adi sahabatnya, menyebut sosok korban saat bergaul cukup sabar dan mudah berbaur.

"Mulai sekolah dasar sampai tamat sekolah menengah kejuruan, di sini terus di Binuang," ungkapnya.

Karyawan yang sempat viral selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berjalan dengan tubuh gosong kini meninggal dunia.
Karyawan yang sempat viral selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berjalan dengan tubuh gosong kini meninggal dunia. (TribunPalu.com)

Irfan menyelesaikan studi perguruan tingginya di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

Adik laki-lakinya sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pare-Pare.

Sementara adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Jenazah korban akan dikebumikan di tempat pemakaman umum, Dusun Silopo, Desa Mirring, Kecamatan Binuang.

Keluarga korban, Andi mengatakan, korban sudah satu tahun lebih merantau di Morowali.

"Sudah hampir satu tahun lebih, dia tiga orang bersaudara, dan anak pertama," ungkap Andi kepada wartawan.

Korban Dapat Santunan

Korban meninggal dalam tragedi Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menerima santunan kematian dan pendidikan untuk anak.

Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan menyebutkan, PT ITSS merupakan tenan di kawasan pertambangan PT IMIP, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

"Kemari sembilan jenazah sudah kami pulangkan ke daerah masing-masing. Hari ini empat TKA dipulangkan ke Tiongkok," kata Dedy Kurniawan melalui rilis tertulisnya, Senin (25/12/2023).

Dia menjelaskan, pengantaran jenazah dilakukan tim PT IMIP dengan bantuan perwakilan tenant dalam kawasan IMIP.

Tak hanya itu, keluarga korban juga diberikan santunan.

"Seluruh biaya transportasi hingga ke rumah keluarga menjadi tanggungan manajemen PT IMIP,” ujar Dedy.

PT IMIP memberikan santunan Rp25 juta untuk setiap korban meninggal dunia.

Bagi korban luka, PT IMIP menanggung biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

Manajemen PT IMIP telah berkoordinasi dengan BPJamsostek Sulteng untuk memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal, termasuk jaminan santunan sebanyak 48 kali dari upah pokok terendah.

Upah pokok terendah di Kawasan PT IMIP Rp 3,6 juta atau setara Rp174,4 juta.

Selain itu, dana pemakaman jenazah sebesar Rp10 juta dan santunan berkala sebesar Rp12 juta juga diberikan.

“Korban meninggal yang memiliki anak usia sekolah akan mendapatkan santunan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi,” ucap Dedy.

Baca berita lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved