Pembunuhan Berantai di Wonogiri
Detik-detik Sunaryo Hilang Dibunuh Sarmo, Pembunuh Berantai di Wonogiri, Sempat Nolak Buka Bersama
Jelang hilangnya Sunaryo, ia tidak mau buka puasa bersama dengan keluarganya. Korban dikenal sangat peduli dengan acara buka puasa bersama kelurga.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSUMSEL.COM, WONOGIRI - Sunaryo, Warga Kelurahan/Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah itu menunjukkan gelagat aneh sebelum jadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Sarmo (35).
Diketahui, Sunaryo menjadi salah satu korban dari kekejaman Sarmo.
Dia dan pelaku memiliki hubungan dalam urusan gadai mobil.
Sarmo menggadaikan mobilnya pada Sunaryo.
Namun, sampai jatuh tempo, mobil tersebut tidak diambil.
Pada 27 April 2022, Sunaryo dan Sarmo janjian untuk bertemu.
Sebab, saat itu dijanjikan Sarmo akan menebus mobilnya.
Saat itulah Sunaryo tak kembali lagi.
Jelang hilangnya Sunaryo, ia tidak mau buka puasa bersama dengan keluarganya.
Korban dikenal sangat peduli dengan acara buka puasa bersama kelurga.
Apalagi, saat itu, tepat momen puasa Ramadhan.
Baca juga: Kisah Sarmo 3 Bulan Tidur di Atas Kuburan Orang yang Dibunuhnya, Lama-lama Takut Sendiri
Korban tidak mau melakukan itu dua hari sebelum berpamitan pergi.
"Dua hari sebelum hilang, gelagat sudah ada dirasakan sama istri mas Sunaryo," ucap adik Sunaryo, Hertanti, Minggu (10/12/2023)
"Gelagat itu salah satunya tidak mau berbuka puasa bersama keluarga," tambahnya.
Tidak hanya itu, korban juga kerap tampak gelisiah.
Dirinya tidak tenang saat berada di rumah dan kerap ingin pergi keluar.
"Saat dilihat, mas Sunaryo itu seperti orang gelisah, tidak betah di rumah inginnya hanya keluar," papar Hertanti.
Itu berjalan terus hingga 27 April 2022 atau lima hari menjelang perayaan Idul Fitri.
Korban kemudian berpamitan kepada keluarganya.
Baca juga: Detik-detik Mengerikan Sarmo Lakukan Pembunuhan Berantai di Wonogiri Korban Dikubur di Bawah Ranjang
Dia ingin berangkat ke rumah Sarmo di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.
Korban ingin membahas masalah gadai mobil dengan pelaku.
Pelaku menggadaikan mobil Daihatsu Granmax kepada korban.
Itu dihargai Rp 48 juta namun tak kunjung dilunasi pelaku.
Korban pergi menggunakan mobil Sarmo pada pukul 19.30 WIB, setelah salat tarawih.
Kapolres Wonogiri, AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan, Sarmo menggadai mobilnya senilai Rp 48 juta.
Saat waktu penebusan, Sarmo meminta korban mengantarkan mobilnya.
Baca juga: Kronologi Terungkapnya Pembunuhan Berantai Wonogiri Setelah 2 Tahun, Cara Sarmo Tipu Anjing Pelacak
"Sarmo beralasan tidak ada kendaraan, sehingga meminta Sunaryo untuk mengantar mobilnya," kata dia, Sabtu (9/12/2023).
"Untuk kembalinya, Sarmo akan mengantar Sunaryo," tambahnya.
Sesampainya di rumah Sarmo, serah terima dilakukan.
Setelah serah terima itu, Sarmo mengantar korban pulang namun saat itu mengajak mampir di sebuah angkringan di Kecamatan Girimarto.
"Sarmo memesan minum dan menuangkan potas yang sebelumnya sudah dipersiapkan di minuman Sunaryo," jelasnya.
Setelah meminum es teh itu, Kapolres menyebut Sunaryo merasa pusing.
Baca juga: Kejamnya Sarmo Lakukan Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Jasad Korban Dikubur di Bawah Ranjangnya
Oleh Sarmo kemudian dimasukkan ke mobil dan dibawa keliling di daerah Girimarto.
"Setelah meninggal, korban dibawa ke rumah dan dikubur di sebuah ruang gudang gergajian kayu," ujar dia.
"Korban ditimbun serbuk kayu dan disiram solar untuk menghilangkan bau," imbuhnya.
Selama tiga bulan lamanya, jasad Sunaryo dikubur di tempat penggergajian kayu itu.
Sunaryo yang merasa ketakutan karena polisi sempat mendatangi tempatnya, mendapatkan ide lain.
"Jasad korban kemudian digali dan sebagian tulang korban dipindah," ucap dia.
"Ada tulang yang dibakar, kemudian dihancurkan untuk menghilangkan jejak," imbuhnya.
Sementara itu, Sarmo mengakui mempunyai urusan utang piutang.
Sarmo menggadaikan mobil Daihatsu Granmax ke Sunaryo dengan nilai sebesar Rp 48 juta.
"Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan," jelasnya.
Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar.
Menurutnya korban juga mengatainya kalau tidak bisa dipercaya, hal itu yang membuatnya emosi.
"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo.
"Setiap diinterogasi saya tidak mengaku. Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan," ujarnya.
Dia juga mengakui telah mengubur Sunaryo selama tiga bulan.
Saat polisi datang, dia berinisiatif menghilangkan jejak dengan membakar tulang Sunaryo.
Awal Mula Kasus Terbongkar
Terkuaknya kasus pembunuhan berantai pasca penemuan kerangka manusia di dua lokasi berbeda di wilayah Kecamatan Girimarto, Wonogiri, ternyata berawal dari polisi mengungkap kasus pencurian.
Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan pihaknya mengungkap tiga kasus yang berkaitan, dua diantaranya pembunuhan dan satu pencurian.
Dari kasus pencurian gergaji mesin di Ngadirojo ini, polisi bisa mengungkap adanya pembunuhan berantai yang dilakukan oleh pelaku yang sama.
"Pelakunya adalah S. Ini diawali kasus pencurian, si pelaku S berulang melakukan aksinya, lalu kita amankan dengan kasus pencurian," jelasnya, Sabtu (9/12/2023).
Di hadapan media, pelaku Sarmo mengakui perbuatannya.
Dia melakukan pembunuhan itu dengan sadar.
Sarmo diketahui melakukan pembunuhan terhadap dua orang yakni Agung Santosa warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten di tahun 2021 dan Sunaryo warga Kecamatan Jatipurno, Wonogiri di tahun 2022.
"Masalah utang piutang (korban Sunaryo) dan bisnis kerja (korban Agung Santosa)," kata Sarmo.
Sarmo mengatakan, dia menggunakan apotas untuk menghilangkan dua nyawa itu.
Racun itu dicampur ke minuman dan diberikan ke korban.
"Pak Sunaryo dicampur ke es teh, Pak Agung saya berikan ke botol air minum kecil," ujarnya.
Kedua korban itu dibunuh kemudian dikuburkan sendiri oleh Sarmo, sebelum akhirnya ditemukan tinggal kerangka pada Kamis (7/12/2023) kemarin di wilayah Desa Semagar, Kecamatan Girimarto.
Baca berita lainnya di Google News
Pembunuhan Berantai di Wonogiri
Motif Pembunuhan Berantai di Wonogiri
Sarmo Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri
Tribunsumsel.com
Wonogiri
Kejamnya Sarmo, Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri, 3 Korban Diracun, 1 Dicekik Hingga Tewas |
![]() |
---|
Sadisnya Sarmo Lakukan Pembunuhan Berantai, 3 Orang Diracun Hingga Ada yang Dicekik Hingga Tewas |
![]() |
---|
Alasan Sarmo Akui Lakukan Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Ketakutan Tidur Diatas Kuburan Korban |
![]() |
---|
Kisah Sarmo 3 Bulan Tidur di Atas Kuburan Orang yang Dibunuhnya, Lama-lama Takut Sendiri |
![]() |
---|
Detik-detik Mengerikan Sarmo Lakukan Pembunuhan Berantai di Wonogiri Korban Dikubur di Bawah Ranjang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.