Gunung Marapi Erupsi

Momen Terakhir Ibu dan Anak Sebelum Tewas Erupsi Gunung Marapi, Sempat Live di Puncak Gunung

Diketahui, Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi pada Minggu (3/12/2023) sekita pukul 15.00 WIB.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
X@kangjail
Momen terakhir ibu dan anak jadi korban yang tewas pasca erupsi Gunung Marapi heboh disorot. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Momen terakhir ibu dan anak jadi korban yang tewas pasca erupsi Gunung Marapi heboh disorot.

Diketahui, Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi pada Minggu (3/12/2023) sekita pukul 15.00 WIB.

Akibat peristiwa tersebut, kini sebanyak 22 orang meninggal dunia.

Sementara 1 pendaki belum ditemukan dan 52 pendaki berhasil selamat.

Novita Intan Sari dinyatakan tewas bersama anak laki-lakinya Wahlul Ade Putra (19) yang juga ikut mendaki.

Jasad Wahlul telah dibawa turun dan sudah diidentifikasi.

Sementara jenazah Novita dilaporkan sudah ditemukan dan diserahkan ke keluarga pada Rabu (6/12/2023).

Sebelum terjadinya erupsi, Novita ternyata sempat melakukan siaran langsung di Facebook.

Hal ini diunggah dari X @kangjail, yang mengunggah momen terakhir ibu dan anak saat berada di puncak gunung marapi.

Ia tampak memperlihatkan suasana sekitar puncak.

Dalam momen itu Novita tampak mengenakan hoodie abu-abu dan kacamata hitam.

Di belakang Novita terdapat dua pendaki wanita berhijab.

Baca juga: Jari Patah Tangkis Batu, Cerita Perjuangan Fadli Selamatkan Diri dari Erupsi Gunung Marapi

Keduanya adalah Yasirli Amri dan Zhafirah. Sedangkan di belakangnya lagi terdapat 4 pemuda.

Novita pula tampak mengenalkan sosok kedua anaknya.

"Hai anak-anakku," ucap Novita seraya memperlihatkan sosok sang anak.

"Hallo," sahut anak Novita.

Proses evakuasi korban erupsi Gunung Marapi oleh tim gabungan saat sampai di posko satu, untuk dilarikan ke RSAM Bukittinggi, Selasa (5/12/2023). Ada kesaksian salah satu pendaki yang merasakan bagaimana detik-detik Gunung Marapi erupsi
Proses evakuasi korban erupsi Gunung Marapi oleh tim gabungan saat sampai di posko satu, untuk dilarikan ke RSAM Bukittinggi, Selasa (5/12/2023). Ada kesaksian salah satu pendaki yang merasakan bagaimana detik-detik Gunung Marapi erupsi (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Novita Intan Sari dan Wahlul Alde Putra meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023).

Kedua korban merupakan warga yang tinggal di Tabek Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.

Baca juga: Rasakan Detik-detik Gunung Marapi Erupsi, Irvanda Saksikan Hujan Batu hingga Tubuh Menggigil

Sementara itu, dikutip dari Tribun Padang, Camat Koto Tangah, Darmalis membenarkan jika pendaki ibu dan anak itu adalah warganya.

"Iya ada warga kita, yaitu anak dan ibunya," kata Darmalis.

Jenazah Dibawa ke Padang

Ibu dan anak yang menjadi korban erupsi Gunung marapi selesai diidentifikasi dan akan langsung dibawa ke Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (6/12/2023).

Novita Intan Sari dan Wahlul Alde Putra meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023).

Kedua korban merupakan warga yang tinggal di Tabek Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.

Wahlul Alde Putra berhasil diidentifikasi oleh DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar pada Selasa (5/12/2023).

Hasil identifikasi keluar pada pukul 19.25 WIB, dan selanjutnya langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

Selanjutnya, orang tua dari Wahlul Alde Putra bernama Novita Intan Sari berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Sumbar pukul 09.45 WIB hari ini.

Pantauan TribunPadang.com terlihat beberapa keluarga berada di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi untuk menjemput jenazah korban.

Selanjutnya pada pukul 11.25 WIB, jenazah Novita Intan Sari dinaikkan ke atas mobil ambulans untuk dibawa ke Kota Padang.

Daftar Nama Korban Gunung Marapi yang Diidentifikasi:

1. Muhammad Adar (21)

2. Muhammad Teguh Amanda

3. Nazatra Adzin Mufadhol

4. Muhammad Al Fikri

5. Nurva Afitri

6. Irfandi Putra

7. M Wilki Syahputra

8. Aditya Prasetyo

9. Afrandra Junaidi

10. Yasirli Amri

11. Divo Suhandra

12. Filhan Alfigh Faizih

13. Wahlul Alde Putra

14. Riski Rahmat Hidayat

15. Reyhani Zahra Fadli

16. Muhammad Iqbal

Kesulitan Relawan

Relawan FORTGANA (Fort De Kock Tanggap Bencana) Universitas Fort De Kock Bukittinggi bantu menangani petugas yang kelelahan setelah mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi, Rabu (6/12/2023).

Tim gabungan terdiri dari Tim SAR, TNI/Polri, masyarakat sekitar, relawan bekerja sama bahu membahu untuk mengevakuasi korban yang masih ada di atas.

Suci salah satu relawan Fortgana mengatakan bahwa hadir membantu dalam proses pencarian sebagai tim medis yang berada di Posko Marapi Via Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Suci dan rekan-rekannya membantu mengobati petugas dari tim gabungan yang mengalami masalah kesehatan atau terluka pada saat melakukan evakuasi.

"Kami di sini sebagai tim medis membantu tim gabungan yang mengalami masalah setelah melakukan evakuasi terhadap korban," kata Suci.

Kata dia, kebanyakan kondisi dari petugas yang melakukan evakuasi ke atas puncak gunung mengalami kelelahan pada pencarian hari Selasa (5/12/2023).

Ia menyebutkan, banyak yang mengalami kram pada bagian kaki setelah melakukan pencarian, dan turun pada sore hari membawa jenazah dari korban erupsi Gunung Marapi.

Hal itu dikarenakan medan yang terjal dan jarak tempuh yang jauh, serta jalan licin akibat hujan pada saat proses evakuasi turun sempat turun.

"Kebanyakan petugas yang turun mengalami kelelahan, kakinya kram, dan ada yang luka," pungkasnya. 

 

 

 

Baca berita lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved