Gunung Marapi Erupsi

Jari Patah Tangkis Batu, Cerita Perjuangan Fadli Selamatkan Diri dari Erupsi Gunung Marapi

Cerita perjuangan salah satu pendaki, Muhammad Fadli mengungkapkan kisahnya menyelamatkan diri saat Gunung Marapi erupsi.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Youtube Kompas TV
Cerita perjuangan salah satu pendaki, Muhammad Fadli mengungkapkan kisahnya menyelamatkan diri saat Gunung Marapi erupsi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita perjuangan Muhammad Fadli, salah satu pendaki yang selamat dalam peristira erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat.

Diketahui, Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi pada Minggu (3/12/2023) sekita pukul 15.00 WIB.

Akibat peristiwa tersebut, kini sebanyak 23 orang meninggal dunia.

Salah satu seorang pendaki yang selamat, Muhammad Fadli menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri saat gunung marapi erupsi.

Menurut Fadli saat itu gunung marapi erupsi tidak ada aba-aba dan langsung meletus sekitar pukul 15.00 WIB.

"Letusannya enggak ada aba-aba, langsung meletus sekira jam 3 (sore), ada banyak pendaki di atas," kata Fadli dilansir oleh YouTube Kompas TV, Rabu (6/12/2023).

Diceritakan Fadli saat letusan terjadi, ia bersama temannya berlindung di balik batu besar.

Penampakan erupsi Gunung Marapi Sumbar pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB. Inilah penyebab erupsi Gunung Marapi tiba-tiba
Penampakan erupsi Gunung Marapi Sumbar pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB. Inilah penyebab erupsi Gunung Marapi tiba-tiba (grup whatsapp)

Ia mengaku saat itu badannya seperti dilempar-lempar batu yang turun akibat erupsi Gunung Marapi.

"Waktu terjadi letusan itu, batu-batu turun kayak dilempar-lempar sakit kena ke badan, hawa panasnya ada," jelas Fadli.

"Bisa selamat karena berlindung di balik batu besar, di situ kami berdua berlindung," sambungnya.

Baca juga: Sosok Bripda Rexy Wendesta, Polisi jadi Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi, Tulang Tangan Retak

Namun, saat itu ada batu yang mendarat di hingga mengakibatkan jarinya patah.

"Fadli menahan batu itu, kebetulan ada batu, terus saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah," katanya.

Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit.

Lalu asap hitam dan debu pekat membekap mata Fadli. Ia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.

"Saat itu kami tetap bersembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain," lanjutnya.

Baca juga: Rekaman Kondisi Gunung Marapi Sebelum Erupsi, Kesaksian Pendaki Lihat Kawah Sesekali Ngebul

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved