Pemkot Semarang Disorot Usai Walikota Bagi 177 Motor Telan Anggaran Rp 8 M, Harga Disebut Tak Sesuai

TRIBUNSUMSEL.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu tengah jadi sorotan publik usai viral membagikan 177 unit sepeda motor dinas kepada lurah diwilayahnya.

Seperti diketahui, seluruh lurah di Kota Semarang mendapatkan sepeda motor dinas pada saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang pada Rabu (29/11/2023).

Kini setelah viral, Wali Kota Semarang akhirnya menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf.

Klarifikasi itu diungkapkan Ita, sapaannya, di Kediaman Pribadinya, Jalan Bukit Duta No 17, Bukit Sari Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Minggu (3/12/2023).

Kepada TribunJateng.com, Wali Kota Semarang meminta maaf atas kesalahannya tidak menjelaskan rincian anggaran sebesar Rp 8 miliar itu, yang menurutnya juga digunakan untuk pengadaan barang rumah tangga lainnya.

"Mohon maaf saya menyampaikan Rp 8 miliar itu secara keseluruhan.

Saya meluruskan Rp 8 miliar ini tidak hanya untuk (pengadaan-red) sepeda motor saja,

tetapi juga kebutuhan rumah tangga lainnya untuk pelayanan masyarakat," terang Ita.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, klarifikasi ini juga terkait anggaran pengadaan yang ditetapkan adalah senilai Rp 7,931 miliar.

Dia mengaku saat membaca besaran angka tersebut dilakukan secara global.

"Melihat dari berita-berita yang mungkin viral, saya mungkin membacanya keseluruhan Rp 7,931 miliar.

(Anggaran tiap sepeda motor mengacu-red) harga dealer itu Rp 27.400.000 sehingga total anggaran Rp 4.702.311.564," ujarnya.

Baca juga: Tangis Ibu Fitria Anak Dibunuh Pacar, Tak Disangka Kebaikan Dibalas Kejam: Begitu Berat Melepaskan

Selain sepeda motor bagi 177 lurah se-Kota Semarang, Bagian Rumah Tangga Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga melakukan pengadaan barang untuk kepentingan masyarakat, seperti diantaranya pakaian dinas, TV LED, dan alat pemadam api ringan (APAR).

Pengadaan TV LED dilakukan karena kondisi televisi layar datar yang digunakan untuk pemandu informasi masyarakat di Balai Kota Semarang telah buram dimakan usia.

Termasuk pengadaan APAR didasari hal yang sama, bahwa tabung alat pemadam api itu sejak 2004 belum pernah diganti.