Berita Viral

Kisah Pilu Guru di Subang Sudah 35 Tahun Mengabdi Tapi Masih Honorer, Sempat Digaji Rp5 Ribu

Kisah pilu yang dialami oleh dua guru honorer SD di Subang 35 tahun mengabdi masih honorer.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
Kisah pilu yang dialami oleh salah satu guru honorer SD di Subang 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah pilu dialami oleh dua guru honorer SD di Subang yang sudah 35 tahun mengabdi namun masih berstatus honorer.

Guru SD Negeri Pamanukan Sebrang 1 ini bernama Unung Aminah (56) yang sudah puluhan tahun mengajar hanya menerima gaji Rp1 juta per bulan.

Meski menerima gaji pas-pasan, namun semangat Unung tak menyerah ikhlas menghabiskan masa tua dan sisa hidupnya untuk terus mengabdi mengajar anak kelas 1 SD Negeri Pamanukan Sebrang, Kabupaten Subang.

Kepada TribunJabar.id, Unung Aminah menceritakan awal mula ia mengajar sejak tahun 1988 sampai saat ini statusnya masih sebagai guru honor.

Ia berharap menjadi Guru PNS juga sudah pupus karena usianya yang sudah lebih dari setengah abad.

"Saya mengajar sejak tahun 1988 lalu, saat itu masih digaji Rp 5 ribu perbulan. Namun Alhamdulillah, saat ini gajinya sudah capai Rp 1 Juta perbulan berkait kebijakan Kepala Sekolah," ujar Unung Aminah, Sabtu(25/11/2024)

Unung Aminah saat mengajar Murid SDN Pamanukan Sebrang 1
Unung Aminah saat mengajar Murid SDN Pamanukan Sebrang 1 (Tribun Jabar/ Ahya Nurdin)

Lebih lanjut, Unung mengatakan upah yang diterima sebagai guru honorer tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah perubahan jaman yang terus meningkatkan tarap hidup manusia.

"Ya, upah segitu memang jauh dari kata layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi saat ini seiring perkembangan jaman harga kebutuhan pokok terus meningkat mahal," katanya.

Baca juga: Viral Anggota DPRD Batam Main Game Saat Paripurna, Bantah Main Slot : Demi Allah Saya Tak Paham

Ia juga mengatakan, saat ini seluruh gajinya berasal dari dana BOS yang dibayarkan tiga bulan sekali.

"Semua gaji saya bersumber dari dana BOS," ucapnya

Nurati Saat mengajar Murid SDN Pamanukan Sebrang 1
Nurati Saat mengajar Murid SDN Pamanukan Sebrang 1 (Tribun Jabar/ Ahya Nurdin)

Meski begitu, ia tak merasa lelah dan putus asa, sudah 35 tahun Ibu yang memiliki 1 orang anak ini mengabdi sebagai guru honorer di SD Negeri Pamanukan Sebrang 1, Desa Pamanukan Sebrang, Kecamatan Pamanukan Subang.

Ia bahkan mengaku akan tetap bertahan mengajar sebagai guru honor di SD tersebut.

"Jalani saja dengan ikhlas, dan saya akan tetap bertahan mengajar sebagai guru honor di Sekolah Negeri Pamanukan Sebrang 1 hingga akhir hayat," katanya.

Baca juga: Nasib Dokter yang Tangani Nanie Darham Sedot Lemak hingga Berujung Meninggal, Diperiksa Polisi

Tak hanya Unung, Nurati (57) juga mengalami nasib yang sama namun dengan hati dan keikhlasan yang tulus, ia akan tetap bertahan menjadi seorang pendidik yang berstatus honorer.

Ia rela mengabdikan diri dan tetap bekerja dengan penuh pengabdian meski belum mendapatkan kesejahteraan yang layak.

"Meski gaji kecil tidak menjadi alasan bagi saya untuk berhenti merajut mimpi penerus bangsa di Pantura Subang," ujarnya

Nurati mengaku, berusaha semampu mungkin mengajar di Sekolah Dasar Negeri Pamanukan 1 tersebut dan berharap anak didiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung.

"Kami di sini tidak berpikir soal besar atau kecilnya gaji atau status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), motivasi kami adalah pengabdian tulus demi masa depan anak-anak," ucap Nurati, guru honor yang mengajar murid kelas 1.

Baca juga: Viral Ibu Live TikTok saat Bayinya Kejang Hingga Meninggal, Ngaku Hanya Cari Uang

Kendati begitu, meski pendapatannya tak seberapa, guru honorer tua ini mengaku tetap menjalankan profesinya itu sampai saat ini.

"Semua pengabdian ini saya lakukan dengan ikhlas dengan niat ibadah," katanga

Diketahui, Unung dan Nurati sempat beberapa kali mengikuti tes seleksi CPNS.

Namun, ia tak kunjung bisa menggapai menjadi seorang PNS.

Hal itu jadi kenyataan pahit yang diterimanya di usia tua.

Kini, Unung dan Nurati berharap pengabdian panjangnya dihargai.

"Setidaknya, minimal pemerintah mengangkat para penerusnya dengan memprioritaskan waktu pengabdian para guru," pungkasnya.

Baca berita lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved