Arti Kata Bahasa Arab

Arti Takwa dan Tawakal Adalah, Dua Hal yang Apabila Diamalkan Insyaallah Selamat Dunia dan Akhirat

Takwa dan tawakal apabila dilaksanakan selama hidup di dunia, maka akan mendapat kebahagiaan selama hidup di dunia, terlebih lagi di akhirat.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Grafis MG Tribunsumsel.com/Dimas/Rafli
Arti Takwa dan Tawakal Adalah, Dua Hal yang Apabila Diamalkan Insyaallah Selamat Dunia dan Akhirat 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti takwa dan tawakal adalah, dua hal yang apabila diamalkan insyaallah selamat dunia dan akhirat.

Takwa dan tawakkal adalah berasal dari bahasa Arab.

Pengertian Takwa

Takwa (bahasa Arab: تقوى taqwā / taqwá ) adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.


Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat
kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufr) di dalamnya.


Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab mengenai takwa. Ubay bertanya, "Pernahkah kamu berjalan di jalan yang penuh dengan duri?" Umar menjawab, "Ya." Ubay bertanya lagi, "Apa yang engkau lakukan?"

Umar menjawab, "Aku menggulung lengan bajuku dan berusaha (melintasinya)." Ubay berkata, "Inilah (makna) takwa, melindungi seseorang dari dosa dalam perjalanan kehidupan yang berbahaya sehingga ia mampu melewati jalan itu tanpa terkena dosa."

Suatu ketika, Abu Hurairah ditanya oleh seseorang, ''Wahai Abu Hurairah, apakah yang dimaksud dengan takwa itu?'' Abu Hurairah tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi memberikan satu ilustrasi. ''Pernahkah engkau melewati suatu jalan dan engkau melihat jalan itu penuh dengan duri? Bagaimana tindakanmu untuk melewatinya?'' Orang itu menjawab,


''Apabila aku melihat duri, maka aku menghindarinya dan berjalan di tempat yang tidak ada durinya, atau aku langkahi duri-duri itu, atau aku mundur.'' Abu Hurairah cepat berkata, ''Itulah dia takwa!'' (HR Ibnu Abi Dunya).

Kata takwa, menurut HAMKA dalam tafsirnya, Al-Azhar, diambil dari rumpun kata wiqayah yang berarti memelihara. Memelihara hubungan yang baik dengan Allah SWT.
Memelihara jangan sampai terperosok kepada perbuatan yang tidak diridhai-Nya.
Memelihara segala perintah-Nya upaya dapat dijalankan. Memelihara kaki jangan terperosok ke tempat yang penuh lumpur atau duri.
Takwa, dengan demikian, tidak dapat diartikan sebatas takut kepada Allah SWT. Rasa takut kepada Allah SWT adalah bagian kecil dari takwa. Menurut HAMKA lagi, dalam
takwa terkandung cinta, kasih, harap, cemas, tawakal, ridha, dan sabar. Takwa adalah pelaksanaan dari iman dan amal saleh. Bahkan, dalam kata takwa terkandung juga arti berani.

Pengertian tawakal

Kata tawakal dalam bahasa Arab توكُل (dibaca Tawakkul) artinya berserah dan bersabar.

Sementara di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), kata tawakal artinya berserah (kepada kehendak Tuhan), dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan terhadap penderitaan, percobaan dan apa pun yang terjadi di dunia ini.


Tawakal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan, karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala sesuatu, pencipta manfaat dan mudarat.

Tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah.

Apabila seorang hamba telah meyakini hal itu dan memantapkan hatinya terhadapnya serta selalu mengingatnya, maka dia akan mengandalkan Allah dan berserah diri kepada-Nya dalam urusan rezeki dan segala urusan yang lain serta akan menjauhi kecenderungan berbuat maksiat, terutama ketika berada dalam kesulitan.

Di dalam Alquran Allah menggabungkan kata takwa dan tawakkal.

Dua perbuatan itu apabila dilaksanakan selama hidup di dunia, maka akan mendapat kebahagiaan selama hidup di dunia, terlebih lagi di akhirat.


Dikutip dari nu.or.id, Allah SWT berfirman dalam Alquran yang terjemahannya sebagai berikut:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.

Sesungguhnya Allah menciptakan (mewujudkan) apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS ath-Thalaq: 2-3).

Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al-Hakim dalam al-Mustadrak meriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika mulai membacakan kepadaku ayat

وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا

yang maknanya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar” (QS ath-Thalaq: 2), hingga beliau selesai membacanya, kemudian bersabda:

يَا أَبَا ذَرٍّ، لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوْا بِهَا لَكَفَتْهُمْ

Maknanya: “Wahai Abu Dzarr, seandainya semua orang mengambil ayat ini (sebagai pedoman), niscaya ia cukup bagi mereka. ” Abu Dzarr berkata: Maka Rasulullah mulai membacanya dan mengulang-ulangnya.


Ibnu ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata:

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يُنْجِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ


Maknanya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat. ”

Jadi takwa adalah sebab munculnya jalan keluar dari berbagai macam kesulitan di dunia dan akhirat, sebab diperolehnya rezeki dan sebab diraihnya derajat yang tinggi.

Sebaliknya perbuatan-perbuatan maksiat adalah sebab terhalangnya seseorang memperoleh jalan keluar, rezeki, dan derajat tinggi di dunia dan akhirat.

Al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ

Maknanya:
“Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu rezeki sebab dosa yang dilakukannya. ” (HR al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya).

Sebagian ulama mengatakan: “Perbuatan dosa akan menyebabkan seseorang terhalang dari berbagai macam nikmat di dunia, seperti kesehatan dan harta, atau hilangnya berkah dari hartanya, atau menyebabkan seseorang dikalahkan dan dikuasai oleh musuh-musuhnya.

Dan terkadang seseorang melakukan sebuah dosa, maka jatuhlah kedudukan dan martabatnya dari hati banyak orang atau menyebabkan ia lupa terhadap ilmunya.

Oleh karena itu, sebagian orang berkata: Sungguh aku mengetahui siksa dan balasan atas dosaku dari perubahan keadaanku dan kawan-kawan yang menjauhiku. ”
Dalam lanjutan ayat di atas, Allah menegaskan:

وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ

Maknanya: “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. ”

Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim meriwayatkan dari Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا

Maknanya: “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung. Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh. ” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).

Itulah arti Takwa dan Tawakal Adalah, dua hal yang apabila diamalkan Insyaallah selamat dunia dan akhirat.

Baca juga: Arti Innallaha Yuhibbul Muhsinin, Wallahu Yuhibbul Muhsinin, Allah Menyukai Orang yang Berbuat Baik

Baca juga: Allahumma Shalli Shalatan Kamilatan Wa Sallim Salaman, Lirik Sholawat Nariyah Latin dan Arti

Baca juga: Arti Birrul Walidain, Uququl Walidain, Perintah dan Larangan Berperilaku kepada Orangtua & Hukumnya

Baca juga: Arti Robbirhamhuma Kama Rabbayani Shaghira, Bacaan Doa untuk Ayah di Hari Ayah dan Doa-doa Lainnya

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved