Bocah 12 Tahun Bunuh Teman SMP di Garut

Awal Mula Siswa SMP di Garut Tega Bunuh Teman, Sempat Ajak Berenang Lalu Tusuk Pakai Cutter, Dendam

Terungkap awal mula ABH(12) siswa SMP di Garut g tega mengakhiri nyawa temannya sendiri karena motif sakit hati. Pelaku sempat ajak korban berenang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
Tribunjabar.com/Dok - Polsek Cibiuk
Terungkap awal mula ABH(12) siswa SMP di Garut g tega mengakhiri nyawa temannya sendiri karena motif sakit hati. Pelaku sempat ajak korban berenang 

TRIBUNSUMSEL.COM- Terungkap awal mula ABH(12) siswa SMP di Garut tega mengakhiri nyawa temannya sendiri karena motif sakit hati.

Adapun terduga pelaku tega menghabisi nyawa AG (13) lantaran sakit hati saat keduanya bermain voli.

Terduga pelaku disebut terkena bola voli yang dipukul korban.

Kasus ini kemudian terungkap setelah jenazah korban di pinggir Sungai Cimanuk, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, pada Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Sosok ABH Bocah 12 Tahun di Garut Bunuh Teman SMP Gegara Sakit Hati Wajah Kena Bola Voli

Kasat Reskrim Polres Garut, Polda Jabar, AKP Ari Rinaldo mengatakan, sebelumnya keduanya sempat bermain voli bersama tersangka.

Setelah bermain voli, mereka kemudian menyimpan bola voli ke rumah, setelah itu korban kemudian diajak berenang di Sungai Cimanuk bersama tersangka.

Setelah itu, terduga pelaku beraksi membalaskan dendamnya saat berenang bersama.

Setelah berenang, korban kemudian menepi ke pinggir sungai sembari memegangi batu.

Di saat korban beristirahat, tersangka diketahui melancarkan aksinya dengan langsung menyayatkan cutter ke leher dan tangan korban.

"Terus anak ini membawa cutter panjang sekirat 10 cm dan menemani mandi bareng," ujar Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo di Mapolres Garut, Senin (6/11/2023) dikutip dari TribunJabar.id.

"Kemudian korban dianiaya dengan cara disayat di leher dan tangan," terangnya.

Baca juga: Motif Bocah 12 Tahun Bunuh Teman SMP, Demdam Gegara Wajah Kena Bola Voli 3 Kali

Di sungai itu ada fakta baru dari hasil pemeriksaan polisi, korban ternyata disebut sempat hanyut lalu ditolong oleh tersangka.

"Ya. Kalo dari sementara, ada keterangan seperti itu (sempat menolong korban yang hanyut)," ujar

"Dilakukan penolongan dan tangannya memegang, dan satu lagi menghunuskan cutter, posisinya yang satu (tersangka) di atas, yang satu (korban) di bawah," lanjutnya.

Nasib bocah 12 tahun siswa SMP di Garut, Jawa Barat yang tega membunuh teman sekolahnya sendiri terancam penjara 15 tahun.
Nasib bocah 12 tahun siswa SMP di Garut, Jawa Barat yang tega membunuh teman sekolahnya sendiri terancam penjara 15 tahun. (TribunJabar.id/Dok - Polsek Cibiuk)

AKP Ari menuturkan, tidak ada pertengkaran diantara korban dan tersangka dalam kejadian tersebut.

"Cuma tidak terima saja, pas mandi ada kesempatan maka dilaksanakanlah," ucapnya.

AKP Ari menjelaskan, korban dan tersangka saat itu diketahui tidak berenang berdua, di tempat lain ada satu orang temannya yang menemani mereka berdua.

Dari hasil pemeriksaan, temannya itu tidak mengetahui kejadian mengenaskan tersebut.

"Temannya itu tidak mengetahui tentang kejadiannya seperti apa," ungkap Ari.

Setelah peristiwa itu, tersangka dan satu orang temannya kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Setelah beberapa waktu, pihak keluarga korban sempat melaporkan anaknya hilang, setelah sepakan bocah SMP tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa di Sungai Cimanuk.

Jasad korban ditemukan sudah dalam keadaan membusuk di pinggir Sungai Cimanuk tidak jauh dari lokasi kejadian.

Diketahui sebelumnya, Korban diketahui dilaporkan hilang sejak akhir Oktober 2023.

Detik-detik Kejamnya Siswa SMP di Garut Habisi Teman Karena Kena Smash Saat Main Voli Ditusuk Cutter
Detik-detik Kejamnya Siswa SMP di Garut Habisi Teman Karena Kena Smash Saat Main Voli Ditusuk Cutter (Kolase Tribunsumsel.com)

Motif

ABH tega membunuh teman sekolahnya, AG (13) lantaran merasa sakit hati kepada korban saat keduanya bermain voli.

Saat bermain voli, korban mengenai wajah pelaku sebanyak tiga kali.

"Ada rentetan (peristiwa) tadi mulai dari main voli yang bolanya mengenai muka anak yang berhadapan dengan hukum sebanyak tiga kali," ujarnya kepada awak media di Mapolres Garut, Senin (6/11/2023). Dikutip dari TribunJabar.id.

Korban diduga melakukan bercandaan kepada ABH saat mereka bermain voli bersama.\

Baca juga: Penyebab Pesilat di Gresik Tewas Saat Duel dengan Pelatih, Sesak Napas Dapat Sekali Tendangan

Ia menuturkan, akibat kejadian tersebut tersangka merasa sakit hati kemudian menaruh dendam kepada korban.

Hal ini berdasarkan hasil autopsi, jika bocah 13 tahun itu tewas karena luka sayatan di leher.

Polisi langsung bergerak dan mendapatkan informasi kalau Agum Gumelar pamit main voli bersama temannya.

Dia diketahui sempat singgah di sebuah warung tapi tak pernah sampai ke rumah.

Ternyata, Agum Gumelar tewas dibunuh kawannya sendiri yang bahkan masih satu sekolah.

Timbulkan Trauma

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPA) Kabupaten Garut Rahmat Wibawa mengatakan, kejadian tersebut akan menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban.

Ia menyebut keluarga korban harus segera mendapat pendampingan berupa trauma healing setelah terbentur oleh kejadian tersebut.

"Kita akan dampingi keluarga korban, yang jelas mereka trauma dan harus mendapat pendampingan dari kami," ungkapnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Selasa (7/11/2023).

Ia menuturkan, di Kabupaten Garut sendiri telah ada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.

Peraturan tersebut menurutnya harus kembali digencarkan pelaksanaannya melalui penyuluhan dan sosialisasi di daerah-daerah.

Setiap desa dan kelurahan di Garut menurutnya sudah dibentuk grup dalam upaya melindungi perempuan dan anak-anak.

Namun, kata Rahmat, grup tersebut sumber daya di desa terbatas, seperti tidak adanya psikolog atau pengacara, sehingga kewenangannya hanya memberikan sosialisasi.

"Ini harus ada kebijakan yang sifatnya sosialisasi secara masif. Artinya satuan tugas yang ada di tingkat desa dan kelurahan itu harus kerja semua, bukan hanya saja diam," ungkapnya.

Rahmat menjelaskan, saat ini sosialisasi tidak hanya dilakukan dengan mengumpulkan banyak orang, tapi bisa dengan penggunaan media elektronik dan internet.

Hal tersebut bisa lebih tepat sasaran lantaran anak jaman sekarang sangat dekat dekat internet.

"Anak-anak milenial itu cenderung bisa menikmati media tersebut, nah kita bisa masukan edukasi di sana, walaupun acara forum juga bisa dilakukan," ucap Rahmat.

 

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved