Asal-usul Gambar Semangka Menjadi Simbol Dukungan untuk Palestina, Berawal dari perang Enam Hari

Artikel ini berisi asal-usul gambar semangka yang menjadi simbol dukungan untuk perjuangan rakyat Palestina.

Tribun Jogja
Asal-usul Gambar Semangka Menjadi Simbol Dukungan untuk Palestina, Berawal dari perang Enam Hari 

Laporan content writer intern Tribun Sumsel Juliyana, Mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia Universitas PGRI Palembang

TRIBUNSUMSEL.COM- Akhir-akhir ini, ramai di media sosial berbagai bentuk ilustrasi buah semangka yang digunakan sebagai ekspresi untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

Dukungan terhadap Palestina berupa gambar semangka tersebut terus mengalir di berbagai media sosial, mulai dari TikTok, Instagram hingga Facebook.

Lantas bagaimana awal mula penggunaan gambar semangka sebagai simbol maupun bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina?

Asal-usul Semangka untuk Dukungan Terhadap Palestina

Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya ada beberapa alasan mengapa  buah semangka identik dengan Palestina sehingga dijadikan bahan dukungan di media sosial untuk palestina.

Pertama, buah semangka memiliki beberapa kombinasi warna. Yakni Merah, Hitam, Putih, dan Hijau. Warna-warna ini sama dengan kombinasi warna yang ada di bendera Palestina.

Kemudian, dipakainya gambar semangka untuk menggantikan bendera Palestina, juga bertujuan untuk menghincari shadow banned di media sosial. Shadow banned sendiri adalah kondisi dimana akun media sosial ditangguhkan dan dibatasi dari pengguna lain tanpa pemberitahuan.

Selain itu, buah semangka merupakan buah yang tumbuh di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza. Simbol semangka itu menjadi bentuk protes atas penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

Dipakainya simbol semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina ternyata bukan kali ini saja terjadi.

Dalam perang enam hari tahun 1967, semangka juga sudah dijadikan simbol perlawanan rakyat Palestina.

Simbol semangka ini muncul pertama kali setelah perang enam Hari pada tahun 1967. Saat itu Israel meguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mencaplok Yerusalem Timur. Ketika itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Agar terhindar dari larangan itu, warga Palestina menggunakan semangka karena saat dibelah buah tersebut memiliki warna bendera Palestina yakni, merah, hitam, putih serta hijau. Bahkan, pemerintah Israel akan menyita jika ada orang yang mencat semangka karena di semangka itu ada warna yang menggambarkan bendera Palestina. Di tahun 1993 Israel akhirnya mencabut larangan penggunaan bendera Palestina itu.

Hal ini juga termasuk sebagian dari perjanjian Oslo yang yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestin dan merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved