Mertua Bunuh Menantu di Pasuruan

Awal Mula Satir Tega Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan, Tak Tahan Lihat Fitria Keluar Kamar Mandi

Adapun awal mula Satir sampai nekat menghabisi nyawa korban berawal darinya yang tak bisa menahan nafsu saat melihat istri Sueb keluar dari WC

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
SURYA.CO.ID/Galih Lintartik
Awal Mula Satir Tega Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan, Tak Tahan Lihat Fitria Keluar Kamar Mandi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap awal mula Khoiri atau Satir mertua yang tega membunuh menantu dengan menggorok leher tengah hamil 7 bulan.

Seperti diketahui, mertua Khoiri atau Satir (53) tega membunuh menantu yang tengah hamil 7 bulan di di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa (31/10/2023).

Pembunuhan ini awal mula diketahui oleh suami korban, Sueb yang teriak histeris saat pulang kerja melihat istri sudah bersimbah darah.

Fitria Almuniroh Hafidloh Diana dibunuh mertua menggunakan senjata tajam (sajam).

Itu setelah ada luka di area leher korban yang sedang hamil 7 bulan tersebut.

Pelaku tega membunuh menantu dengan cara menggorok leher korban menggunakan pisau dapur.

Adapun awal mula Satir sampai nekat menghabisi nyawa korban berawal darinya yang tak bisa menahan nafsu saat melihat istri Sueb keluar dari kamar mandi.

"Dari situlah, tersangka tidak bisa menahan nafsunya melihat tubuh menantunya. Tersangka langsung mendatangi korban di kamarnya," jelas Kompol Hari Aziz. Dikutip TribunSumsel dari Surya.co.id, Kamis (2/11/2023).

Kisah Cinta Fitria Wanita Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua, Tewas Ditangan Ayah Suami Karena Nafsu Bejat
Kisah Cinta Fitria Wanita Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua, Tewas Ditangan Ayah Suami Karena Nafsu Bejat (SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika)

Saat Fitri berada didalam kamar, tersangka berusaha memperkosa menantunya itu sendiri. Pelaku berusaha melakukan pelecehan seksual.

Namun korban menolak hingga sempat melakukan perlawanan teriak.

"Upaya tersangka itu ditolak dan dilawan sama korban. Bahkan, korban pun sempat berteriak setelah aksi percobaan pemerkosaan itu," ujar dia.

Baca juga: Ya Allah, Anakku, Tangis Pilu Ibu Bocah SD di Sulteng yang Dibunuh Anak Pensiunan Perwira Polisi

Kendati begitu, dugaan kuat tersangka nekat menghabisi nyawa korban karena panik dan ketakutan melihat menantunya melawan.

Tersangka akhirnya keluar kamar dengan cepat dan mengambil pisau di dapur.

"Tersangka pun naik pitam dan langsung mengeksekusi korban. Pelaku menggorok leher korban. Sehingga korban bersimbah darah dan meninggal dunia," tuturnya.

Inilah tampang mertua, Khoiri atau Satir yang tega menghabisi nyawa menantu sendiri karena tak bisa manahan nafsu.
Inilah tampang mertua, Khoiri atau Satir yang tega menghabisi nyawa menantu sendiri karena tak bisa manahan nafsu. (Surya.co.id/galih lintartik)

Disampaikan Wakapolres, tersangka menggorok leher korban yang saat itu sedang istirahat atau tiduran.

"Korban tidak sempat melawan," ungkap dia.

Baca juga: Tangis Pilu Ibu Siswa SD yang Kaki Diamputasi Gegara Dibully dan Dianggap Bercanda : Tak Empati

Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri ke rumah tetangganya , yakni Bari.

Di sana, tersangka bersembunyi di kamar dan dikunci.

Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan

"Kami mengenakan tersangka dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan berat," tutupnya.

Fitria mengembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan menuju ke Puskesmas Purwodadi.

Motif Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan Terungkap, Tak Terima Karena Ditolak Bercinta
Motif Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan Terungkap, Tak Terima Karena Ditolak Bercinta (SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika)

Awal Mula Suami Temukan Istri

Dijelaskan Kapolsek Purwodadi, AKP Pujianto, saat itu Fitria berada di kamarnya, pelaku mendadak mendatangi korban.

Satir yang sudah membawa pisau tiba-tiba melukai leher korban.

"Kejadian pembunuhan di dalam kamar rumah suami korban dengan menggunakan sebilah pisau dapur dengan cara menggorok leher korban," sambungnya.

Baca juga: Ditolak Lakukan Asusila Ternyata jadi Motif Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan

Tak lama setelah kejadian Sueb pun pulang ke rumah mendapati kamar istrinya terkunci.

Saat Sueb pulang, Satir ada di ruang tamu sedang duduk.

"Lalu begitu pulang melihat masih ada tersangka lagi duduk di ruang tamu," ucap Hari.

"Tapi kamarnya dikunci, begitu didobrak tersangka itu melarikan diri ke rumah tetangga,"

"Di dalam kamar korban berlumuran darah, kemudian ada pisau di sampingnya," ucapnya.

Sueb langsung meminta tolong warga karena sang istri jadi korban pembunuhan.

Sempat dilarikan ke Puskesmas Purwodadi, tetapi korban tidak tertolong.

Fitria dan bayi yang ada di dalam kandungannya meninggal dunia.

Sementara itu Satir berhasil diamankan oleh petugas dan dibawa ke Mapolsek Purwodadi.

Kisah Cinta Fitria dan Sueb

Ibu korban, Nurul Afini (49) mengungkapkan kisah asmara Fitria hingga akhirnya mengenal Sueb dan menikahinya.

Diakui Nurul, sebelum mengenal Sueb, sebenarnya anaknya itu tak pernah aneh-aneh dalam menjalin hubungan asmara dengan laki-laki.

Seingatnya, selama kurun waktu dua tahun lalu, ada dua laki-laki yang mencoba mendekati sang anak.

Nurul tak melarang sang anak pacaran, namun agak selektif.

Dia tak berkenan sang anak keluar bersama laki-laki yang baru dikenal dan berpacaran di tempat-tempat yang mustahil dijangkau pengawasan.

Nurul, meminta pacar anaknya bertamu dan ngobrol di dalam rumah.

Ternyata metodenya ampuh guna memastikan keseriusan laki-laki yang mendekati sang anak.

Kedua laki-laki ini tak ada yang benar-benar serius mengajak Fitria hingga ke pelaminan.

Ujung-ujungnya, lanjut Nurul Afini, pihaknya mencarikan jodoh untuk anaknya melalui metode taaruf.

Ia dibantu oleh adiknya atau paman dari Fitria, untuk mengenalkan dengan sosok laki-laki yang akhirnya benar-benar berhasil menjadi suami dari anak sulungnya.

Laki-laki tersebut adalah Sueb.

Setelah memastikan kecocokan diantara keduanya, pernikahan antara Sueb dan Fitria pun resmi digelar, pada Mei 2023.

Pernikahan mereka hampir sempurna ketika Fitria mengandung anak pertamanya.

Nurul Afini pun menyambut bahagia calon cucu pertamanya tersebut.

Seandainya insiden nahas ini tak pernah terjadi, dua pekan mendatang, tepatnya Senin (13/11/2023), Ia bersama keluarga besar sang bisan berencana menggelar acara doa bersama sebagai penanda rasa syukur atas kehamilan seorang ibu yang telah memasuki masa kandungan tujuh bulan atau lazim disebut dalam tradisi adat jawa, tingkeban.

"Iya tanggal 13 November 2023 rencananya mau acara Tingkeban,"akunya. Dikutip Surya.co.id

Diakui Nurul, selama kurun waktu tujuh bulan mengarungi bahtera keluarga, sang anak tidak pernah bercerita mengenai perbuatan aneh dari suami maupun mertuanya.

Fitria hanya pernah menceritakan bahwa sang suami, Sueb pernah terlibat pertengkaran dengan ayahnya, Khoiri.

"Pernah, suami anak saya bertengkar dengan bapaknya. Jadi anak saya diam di kamar gak mau ikut ikut," jelasnya.

Sosok Khoiri pun dinilai Nurul awalnya cukup baik.

Karena itu dia tidak curiga apapun ketika akhirnya anaknya harus tinggal bertiga dengan suami dan mertuanya tersebut.

Bahkan, kata Nurul, Khoiri cukup perhatian pada dia dan keluarganya.

"Saya kemarin (saat berkunjung pada hari minggu) saya kan kecapean habis dari jalan sehat hari santri, saya dicarikan dukun pijet biar pijeti badan saya. Yang mencarikan ya, besan saya." kata Nurul yang juga kepala SMP swasta di daerah Gubeng, Surabaya.

 

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved