Siswa SD Dibully hingga Kaki Diamputasi

Sosok Sukaemah Wakepsek SDN 09 Jatimulya Sebut Aksi "Sliding" Siswa hingga Kaki Diamputasi Bercanda

Inilah sosok Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 yang menyebut aksi sliding kaki antar siswa hingga berujung diamputasi hanya candaan.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/FIRDA JANATI
Inilah sosok Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 yang menyebut aksi sliding kaki antar siswa hingga berujung diamputasi hanya candaan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 yang menyebut aksi sliding kaki siswa hingga berujung diamputasi hanya candaan.

Seperti diketahui, aksi perundungan yang terjadi pada Februari 2023 menyebabkan FAA cedera pada bagian kaki dan mengalami infeksi bagian dalam.

FAA terpaksa harus kehilangan satu kakinya usai diduga jadi korban bullying atau perundungan di sekolahnya.

Namun, Wakil Kepsek ini justru membantah aksi tersebut perundungan, ia bahkan menyebut hal yang dilakukan siswa itu biasa dan hanya candaan.

Pernyataan Wakil Kepsek ini sontak menjadi sorotan publik, bahkan tak sedikit yang penasaran dengan sosoknya.

Lantas siapakah sosok Wakil Kepsek ini ?

Wakil Kepalasa SDN Jatimulya 09, Sukaemah membantah soal siswa yang menjadi korban perundungan hingga kaki diamputasi.
Wakil Kepalasa SDN Jatimulya 09, Sukaemah membantah soal siswa yang menjadi korban perundungan hingga kaki diamputasi. (KOMPAS.com/FIRDA JANATI)

Guru tersebut bernama Sukaemah yang menjabat sebagai Wakil Kepala SDN Jatimulya 09.

Sosok Sukaemah disorot usai menyebut aksi sliding kaki antar siswa merupakan candaan yang biasa terjadi di sekolah.

Ia pun menilai kalau aksi tersebut bukan termasuk aksi perundungan.

"Iya (hanya) bercanda, mereka bercanda-bercanda, main, terus jajan. Jadi kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh untuk dirundung, ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang, ke Fatir, jatuh," tuturnya. Dikutip TribunSumsel dari TribunJakarta.com

Baca juga: Heboh Siswa SD Dibully hingga Kaki Diamputasi, Wakil Kepsek SDN Jatimulya 09 : Bercanda, Bercanda

Namun, beberapa hari setelah insiden itu, FAA memang dikabarkan sakit pada kakinya.

Bahkan dia harus mendapatkan perawatan intensif.

Sukaemah pula membenarkan bahwa tiga hari pasca aksi sliding itu, Fatir sempat mengeluh sakit di bagian kaki kirinya.

Kondisi FAA korban bullying hingga kaki diamputasi.
Kondisi FAA korban bullying hingga kaki diamputasi. (Wartakotalive.com)

Ia menyebut, pihak sekolah sempat menjenguk Fatir di rumahnya.

"Iya sempat, nanya kenapa kakinya, biasa saya tanya-tanya. Enggak juga (ada keluhan apapun), cuma waktu itu dia kakinya sakit saja, dibawa ke klinik," ujar Sukaemah.

Kendati begitu, pihaknya sekolah tetap memenuhi hak belajar FAA sampai dia dinyatakan lulus sekolah dasar dan lanjut ke sekolah tingkat menengah.

"Ujian kami ke rumahnya, masuk SMP juga lewat kita jadi semua kita fasilitasi, sampai dia masuk SMP 4 kita dampingi," terangnya.

Baca juga: Tak Menangis Ditemukan di TKP, Istri Hamka Diduga Depresi Berhari-hari Hidup dengan Jasad Suami

Tak hanya itu saja, selain di-sliding, Fatir juga mengeluhkan kerap diolok-olok oleh temannya.

Namun pihak sekolah juga menilai itu hal biasa.

"Tapi kalau bercanda-canda 'Haa lu jelek lu', mungkin ya namanya anak-anak sudah kelas 6, itu sudah biasa kayaknya. Mungkin menurut Fatir lain lagi kayaknya ya," ucap Sukaemah.

Sebagaimana diketahui, pada Agustus 2023, FAA dan keluarganya harus menelan pil pahit lantaran dokter mendiagnosisnya mengalami kanker tulang dan harus dilakukan tindakan amputasi pada bagian kaki kirinya.

Kronologi kejadian

Diana menjelaskan, kejadian bullying sudah berulang kali dialami FAA.

Puncaknya terjadi pada Februari 2023, tepatnya di jam istirahat sekolah.

FAA yang tengah berada di kelas diajak lima orang temannya untuk jajan di luar sekolah.

Saat itu, FAA yang tengah berjalan diselengkat atau ditendang oleh temannya dari arah belakang sehingga terperosok jatuh dengan kondisi luka di bagian tangan dan memar pada dengkul kaki.

Ironisnya, temannya bukan menolong, tapi justru menertawakan dan mengolok-oloknya seraya mengancam, agar tidak menceritakan kejadian tersebut ke orangtua maupun guru.

Aksi bullying itu berlanjut hingga kembali ke kelas kendati teman-temannya melihat FAA yang tengah kesakitan.

Begitupula dengan hari-hari berikutnya, tindakan bullying masih terus berlangsung.

Dia menegaskan, hal ini baru diketahuinya tiga hari pasca kejadian, saat Fatir tidak bisa bangun dari tempat tidurnya karena sakit di bagian kaki.

FAA, kata dia, saat itu bahkan masih menutup-nutupi apa yang dialaminya lantaran ketakutan karena diancam oleh teman-temannya.

"Akhirnya saya paksa untuk mengaku dan saya kaget dengan apa yang terjadi dan dialami anak saya," ungkap Diana.

Atas kejadian ini, Diana sudah menemui pihak sekolah agar dipertemukan dengan keluarga pelaku.

Namun, apa yang dialami FAA justru seolah diremehkan dan kejadian bullying tersebut dianggap hanya bagian dari bercandaan antar teman.

"Saya sangat kecewa dengan kondisi anak saya yang sedang sakit dan harus terus menjalani pengobatan tapi dianggap bukan sesuatu yang buruk. Aksi bullying yang dilakukan teman-temannya di kelas juga dianggap hanya sebuah bercandaan," tegas Diana.

Kronologi

Ibunda F, Diana (40) menceritakan detik-detik putranya mendapatkan perlakuan kasar dari temannya hingga membuat kaki kiri terpaksa diamputasi.

Peristiwa pembullyan itu bermula saat F di-sliding temannya saat jam istirahat pada Februari 2023 silam.

Kala itu F yang tengah berada di kelas diajak lima orang temannya untuk jajan di luar sekolah.

"F masih kelas 6 SD pada saat itu. Dia diajak keluar sekolah untuk jajan. Di perjalanan terjadilah aksi sliding oleh salah satu temannya," ucap Diana saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Usai dibully, F justru diminta teman-temannya untuk tidak mengadukan hal tersebut kepada orangtuanya dan pihak sekolah

"F mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru', seperti itu," ucap Diana.

F kemudian ditinggal oleh kelima temannya, hingga sang anak harus ngesot demi mencari es batu lantaran mengeluhkan sakit ditangannya.

"Nah, mereka lanjut jajan, F itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," ucapnya.

Ironisnya, temannya bukan menolong, tapi justru menertawakan dan mengolok-oloknya seraya mengancam.

Aksi bullying itu berlanjut hingga kembali ke kelas kendati teman-temannya melihat F yang tengah kesakitan.

"Sampai di kelas, diperolok lah lagi dengan teman-temannya sampai memperagakan Fatir jatuh," imbuhnya.

Diana, orangtua F mengungkapkan, putranya sudah berulang kali menjadi korban pembullyan.

Kondisi FAA korban bullying hingga kaki diamputasi. (Wartakotalive.com)

Begitupula dengan hari-hari berikutnya, tindakan bullying masih terus berlangsung.

Namun, kedua orang tua F baru mengetahui kejadian anaknya tersebut setelah tiga hari pasca kejadian.

F tidak bisa bangun dari temapt tidurnya karena merasakan sakit pada kaki kirinya.

Diana memaksa sang anak untuk bercerita.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak Fatir bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," imbuhnya.

Diana lalu membawa anaknya berobat ke klinik terdekat dan diberikan pereda nyeri, tetapi tidak ada perubahan.

"Di rontgen dan dirujuk ke MRI, didiagnosis ada infeksi dalam itu pada akhir Maret, karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," imbuhnya.

Didiagnosa Kanker Tulang

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisi F semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, Fatir harus menelan pil pahit kaki kirinya harus diamputasi karena didiagnosis kanker tulang.

Diana mengatakan, dari keterangan dokter, salah satu pemicu penyakit tersebut karena adanya benturan.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," tutur dia.

Hasil pemeriksaan sebelumnya di RS Hermina, diagnosis berupa infeksi bagian dalam.

Upaya mencari second opinion sebelum dilakukan tindakan operasi ke sejumlah RS lain, seperti RS Pondok Indah dan RS Cipto Mangunkusumo juga telah dilakukan.

Baca juga: Tak Menangis Ditemukan di TKP, Istri Hamka Diduga Depresi Berhari-hari Hidup dengan Jasad Suami

Itu karena kondisi kaki Fatir yang terus memburuk tindakan amputasi harus dilakukan dan dirujuk ke RS Dharmais.

Lanjut Diana menjelaskan, dokter di RS Dharmais memutuskan melakukan tindakan operasi amputasi, karena kondisi kaki Fatir yang dalam observasi terakhir didiagnosis kanker tulang.

"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan, jadi harus diamputasi," pungkas Diana.

Kini Fatir tengah dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta usai tindakan amputasi karena kondisnya yang menurun.

Diana menyatakan operasi amputasi merupakan jalan terakhir yang diambil karena sejumlah pemeriksaan di 3 rumah sakit berbeda mulai dari rontgen, hingga MRI, menyatakan hasil yang sama.

"Saya dan keluarga terpukul dengan kejadian ini, apalagi anak saya masih berusia anak-anak dan masa depannya masih panjang. Saya berharap keadilan atas kasus yang menimpa anak saya," ucap Diana.

Tidak sampai disitu, Diana yang berstatus single parents dengan dua orang anak ini harus kehilangan pekerjaannya, karena harus mendampingi Farid untuk menjalani pengobatan dan perawatan.

Upaya mencari keadilan juga telah dilakukan mulai dari melaporkan ke pihak sekolah hingga ke Polres Metro Bekasi.

"Saya sudah lapor ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023. Laporan ini karena saya tidak mendapatkan keadilan dan jalan keluar dari pihak sekolah maupun keluarga pelaku atas aksi bullying dan dampaknya yang sedang dialami anak saya," jelas warga Jatimulya ini.

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved