Siswa SMP Dipukul Guru di Buton Selatan

Sosok MJ Siswa SMP di Buton Selatan Dianiaya 2 Guru hingga Gigi Copot, Diduga Tak Selesaikan Catatan

Inilah sosok MJ selaku siswa SMP di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra ) yang dianiaya 2 gurunya, dipukul pakai kayu hingga memar dan gigi copot

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE / Tribunnewssultra/Harni Sumatan
Sosok MJ Siswa SMP di Buton Selatan Sultra Dianiaya 2 Guru, Gigi Copot Karena Catatan Kurang 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah siswa SMP di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra ) yang dianiaya 2 gurunya di kesempatan berbeda.

Baca juga: Viral Siswa SMP Buton Selatan Dianiaya 2 Guru hingga Gigi Copot, Diduga karena Catatan Tak Lengkap

Sosok siswa tersebut diketahui bernama MJ.

MJ merupakan siswa kelas 8 di salah satu SMP di Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulltra).

JM seorang siswa SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, SulawesI Tenggara, dipukul oleh gurunya hingga gigi copot karena tak buat catatan
JM seorang siswa SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, SulawesI Tenggara, dipukul oleh gurunya hingga gigi copot karena tak buat catatan ((KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE))

Diketahui jika MJ menjadi sorotan lantaran menjadi korban penganiayaan oleh 2 orang gurunya.

Awalnya MJ dipukul oleh N, guru olahraganya karena catatannya tak lengkap.

"Dipukul karena tidak lengkap catatan" ungkap MJ, Selasa (24/10/2023), saat ditemui TribunNewsSultra.com.

Saat itu MJ mengalami pemukulan menggunakan kayu oleh N.

"Dia pulang (sekolah) tidak cerita, saya punya buruh tanya kenapa pipimu , tapi dia diam. Nanti setelah Omnya tanya baru dia terbuka kalau dipukul gurunya di sekolah," kata orangtua korban, La Ode Hasruddin.

Selain itu, dari penuturan korban, bukan hanya dirinya dipukul, tapi ada 7 siswa lainnya dipukul oleh guru karena tugas tidak selesai.

JM mengaku sendiri kalau dipukul di bagian lengan, pipi dan kepalanya oleh guru dengan menggunakan kayu, sehingga pipinya menjadi luka lebam.

Baca juga: Yosef Mulai Menyesal Soal Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia, Sebut Istri Muda & Anak-anaknya Pelaku

Baca juga: Kronologi Tukang Parkir Ngamuk ke Driver Ojol Gegara Tak Mau Bayar Parkir, Ancam Pukul Pakai Martil

MJ mengaku jika dirinya bukan pertama kali mengalami pemukulan.

Berdasarkan penuturan ayah korban, sang anak sempat mengalami tindak kekerasan serupa.

Hal ini telah terjadi sebanyak dua kali yang dilakukan oleh guru berbeda.

2 Guru SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, kini jadi sorotan diduga melakukan penganiayaan terhadap siswany, karena cacatan tak lengkap
2 Guru SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, kini jadi sorotan diduga melakukan penganiayaan terhadap siswany, karena cacatan tak lengkap (Tribunnewssultra/Harni Sumatan)

Diketahui, guru yang menjadi pelaku kekerasan pertama ialah Guru Bimbingan Konseling.

Guru tersebut menampar wajah korban inisial MJ hingga satu gigi bagian atas korban patah.

"Anak ini sudah dua kali dipukul, bulan lalu dipukul Guru Bimbingan Konseling (BK) sampai giginya patah," tuturnya, Selasa (24/10/2023).

Ia mengaku tidak mengetahui adanya kejadian pemukulan dan baru mengetahui setelah ada laporan dari siswa.

"Saya baru tahu kemarin dan pihak gurunya bilang itu unsur ketidak sengajaan karena anak tersebut dengan alasan tidak engkap catatannya, sehingga tindakan itu terjadi. Tapi pukulnya disini (lengan), cuman mengelak sehingga kayu dipukulkan itu mengenai pipinya tapi tidak mengenai mata," ujarnya.

"Kalau yang gigi jatuh saya juga baru tahu, karena setelah ditelusuri ternyata ada juga kejadian sebelumnya, di situ dari guru sampaikan anak tersebut hanya dipukul pipinya, tiga hari kemudian guru tersebut tahu giginya tanggal, tapi kejadian sekolah tidak sampai patah," ucap Wa Ode Sarniarti.

Baca juga: Mantan Suami Akhirnya Muncul Tanggapi Curhat Wanita Viral Ngaku Diceraikan Karena Mertua Ikut Campur

Ia menambahkan, sekolah yang dipimpinnya tidak menerapkan adanya kekerasan fisik dalam proses belajar mengajar.

Sarniarti juga belum mengambil tindakan memberikan sanksi kepada oknum guru yang melakukan pemukulan dan akan memberikan pembinaan terhadap guru.

Kepala Sekolah Turun Tangan Mediasi

Sementara itu kepala sekolah mengungkapkan baru mengetahui kasus pemukulan sebelumnya.

"Untuk insiden sebelumnya, saya baru tahu pas peristiwa ini terjadi, setelah ditelusuri ternyata ada peristiwa sebelumnya," bebernya.

Seorang murid, berinisial MJ, siswa kelas 8 di salah satu SMP di Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulltra). mengaku menjadi korban pemukulan guru.
Seorang murid, berinisial MJ, siswa kelas 8 di salah satu SMP di Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulltra). mengaku menjadi korban pemukulan guru. (Harni Sumatan)

Kepsek SMP di Kecamatan Batauga ini pun sudah mengetahui hal tersebut. Selain itu tidak akan memihak kepada siapa pun.

Namun, melakukan tindak lanjut dengan mediasi dengan semua pihak terkait.

"Untuk masalah ini, pihak sekolah tidak memihak pada salah satu pihak. Kami akan melakukan mediasi pastinya," tuturnya.

Atas itu, sang kepala sekolah sangat menyesali peristiwa yang telah terjadi.

"Tentu saja saya menyesal atas terjadinya peristiwa seperti ini, serta saya di sini bersikap netral terhadap apa yang telah terjadi," tutupnya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved