Berita Viral

Edi Darmawan Akui Beri Uang ke Pengamat Reza Indragiri Karena Kasihan, Hotman Paris : Sekaya Apa Dia

Hotman Paris bereaksi soal pernyataan Edi Darmawan ayah Wayan Mirna Salihin terkait memberikan uang ke pengamat forensik Reza Indra Giri.

Editor: Moch Krisna
Instagram Hotman Paris
Hotman Paris Soroti Pengakuan Edi Darmawan Beri Uang ke Pengamat Reza Indragiri Lantaran Kasihan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Hotman Paris bereaksi soal pernyataan Edi Darmawan ayah Wayan Mirna Salihin terkait memberikan uang ke pengamat forensik Reza Indra Giri.

Hotman Paris melalui akun media sosial instagram bak menyindir pertanyaan Edi Darmawan tersebut.

Hotman Paris yang dijuluki Pengacara 30 miliar tersebut menyangsikan kekayaan Edi Darmawan,

Lantaran gayanya mengaku memberikan uang ke Reza Inda Giri untuk ongkos pulang.

Hal tersebut dinilai Hotman Paris keterlaluan karena dinilai merendahkan seorang profesional.

" Kelewatan kata-katanya, sekaya apa dia, puluhan klien hotman super konglo ngak tega ngomong gini ke profesional," ujar Hotman Paris, Sabtu (7/10/2023).

Hotman Paris Soroti Perkataan Edi Darmawan Soal Kasih Uang ke Indra Giri
Hotman Paris Soroti Perkataan Edi Darmawan Soal Kasih Uang ke Reza Indra Giri

Sebelumnya, Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin mengakui memberi uang Rp3 juta ke ahli psikologi forensik Reza Indragiri yang sebut mabuk dan duafa.

Ia menyebut uang yang diberikan tersebut bukan suap, melainkan sebagai ongkos atau transportasi untuk pulang dari sebuah acara wawancara di stasiun tv.

Edi Darmawan Salihin menganggap ahli forensik Reza Indragiri seolah kaum duafa.

Saat, Reza indragiri kemudian menganggap uang itu sebagai suap untuk mempengaruhi pendapatnya.

Sementera Edi menyebut sikap ahli forensik itu bak seorang yang mabuk.

Pengakuan ini disampaikan Edi Darmawan saat hadir pada acara Karni Ilyas Club yang tayang di YouTube.

Edi Darmawan mengakui bahwa memang dia yang memberi Reza Indragiri uang.

"Betul, itu saya, saya akuin udeh. Ini malam saya ngaku," kata Edi Darmawan Salihin TribunnewsBogor.com mengutip dari tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC).

Edi bercerita saat itu ia bertemu Reza dalam sebuah stasiun televisi untuk membahas kasus kopi sianida Jessica Wongso.

Setelah diwawancara, keduanya duduk di dalam satu ruangan.

"Kita jadi narasumber itu waktu saya jadi ayah korban, si Reza sebagai ahli forensik. Diinterview. Kita duduk di ruang duduk. Dikasih makanan kue, minum. Terus saya tanya, 'Bang naik apa bang ?'. Naik kereta atau bus, dia rumahnya di Bogor, belakang rumah teman saya," kata Edi.

"Terus kita baik lah, saya sih gak mau musuhan sama siapa juga, dianya aja yang mabuk. Gak tau dibayar Otto (Hasibuan) apa gak itu dia ngomong gitu," tambahnya.

Inilah Sumber Bisnis Edi Darmawan Ayah Mirna Tak Banyak Diketahui
Inilah Sumber Bisnis Edi Darmawan Ayah Mirna Tak Banyak Diketahui (Istimewa/Youtube TVOnenews)

Kemudian Reza Indragiri ke toilet untuk buang air.

Saat itulah Edi memasukkan uang ke dalam tas Reza Indragiri.

"Dia kencing, terus saya selipin duit berapa juta perak lah gitu," kata Edi.

Edi Darmawan Salihin mengaku memberi uang tersebut untuk ongkos pulang Reza Indragiri.

"Maksudnya supaya dia bisa pulang, punya uang, kasihan nih. Dia kan jadi narasumber kan suka dikasih duit kecil-kecil, kalau saya kan bagiin buat dhuafa. nah ceritanya seperti itu," kata Edi.

"Jadi saya itu yang kasih, bukan orang lain, gak, saya ngaku," tambahnya.

Reza Indragiri lantas membawa uang tersebut ke KPK.

"Dia lari ke KPK. KPK, orang temen saya di situ. Dia telepon, 'Ed lu kasih duit sama siapa itu ?'," katanya.

Karni Ilyas lantas menanyakan maksud dan tujuan Reza Indragiri membawa uang itu ke KPK.

"Ngapain dia ke KPK ?" tanya Bang Karni.

Edi menyampaikan, Reza Indragiri melaporkan uang pemberian Edi Darmawan sebagai suap.

"Gak tau, dia mabok, dia ke KPK katanya saya nyuap. Rp 3 juta perak, nyuap, kan disitu paling sedikit Rp 1 miliar dan harus merugikan negara. Emang dia siapa ? hes nothing, hes no body, dia cuma komentator begitu," kata Edi Darmawan.

"Saya akuin sekarang, gak apa-apa, kenapa ? ya laporin aja," tambahnya.

Setelah dari KPK, Reza Indragiri juga melapor ke polisi.

"Dia ke polisi akhirnya, disuruh KPK 'ke polisi aja lu'. Ya polisi tau sendiri, Palmerah. 'Kenapa ? lu dikasih ongkos kali'. Dia (polisi) telepon saya tuh polisi, 'Pak Edi itu dia bilang nyogok buat apa sih ? orang kaya gitu modelnya ngomongnya aja ngaco kaya orang pinter'. 'Kaga, gua kasih dia uang buat ongkos pulang ke Bogor, rumahnya Bogor jauh. 'Ya udah deh ntar gua yang atur'.

Uang pemberi Edi Darmawan akhirnya diambil polisi.

"Malah duitnya diambil, selesai lu, pulang tangan kosong," katanya.

"Saya yang kasih, saya akuin," aku Edi Darmawan soal uang Reza Indragiri.

Pengakuan Reza Indragiri Diberi Uang

Ahli psikologi forensik Reza Indragiri sebelumnya mengaku mendapat uang dari orang tak dikenal saat menjadi narasumber soal kasus Jessica Wongso.

Hal itu diungkap Reza dalam film dokumenter Netflix, Ice Cold : Murder, Coffee dan Jessica Wongso.

"Dikasih uang dan patut diduga kuat uang itu adalah trade off agar saya berhenti bicara tentang kasus tersebut," kata

Reza Indragiri kemudian membawa uang itu ke KPK.

"Saya serahkan ke KPK. Jumlahnya saya tidak tahu," kata Reza.

Berikut pernyataan lengkap Reza dalam film tersebut:

“Ada ahli yang coba memberikan label, ‘Wah ini memang orang jahat, memang kriminal sejati’, dengan cara apa? Melihat bentuk hidung, atau dengan bentuk muka. Itu teori usang,

Sampai sekarang, hanya pada kasus si Mirna, ada pihak tertentu yang sampai kemudian menelepon saya dan meminta saya untuk berhenti bicara.

Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan hal itu merupakan sebuah cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini.

Kalau saya notabenenya orang biasa yang tidak punya sangkut paut dengan kasus ini, kenapa orang itu mau kasih saya uang?

Saya khawatir bahwa ke otoritas penegak hukum, justru pihak ini yang tidak bertanggung jawab, juga ngasih uang, dalam jumlah yang lebih besar. Kekhawatiran yang seperti itu."

Dalam kasus Mirna dan Jessica ini, Reza menilai sangat tidak biasa seorang pelaku pembunuhan dengan racun tapi berada di lokasi pembunuhan

Sebab kata Reza, membunuh dengan racun tujuannya agar pelaku tidak berada di sana bersama korban.

Bahkan Reza juga menawarkan pendapatnya bahwa sangat mungkin Mirna Salihin adalah korban salah sasaran.

Terkait uang tutup mulut yang diberikan padanya, Reza mengatakan bahwa uang itu diletakkan di dalam tasnya saat ia berada di salah satu media massa TV nasional.

Reza kala itu memenuhi undangan stasiun televisi tersebut untuk berbicara mengenai kasus kopi sianida tersebut.

"Kejadiannya di kantor salah satu media ternama nasional. Media TV, tapi media yang sama juga punya online dan cetak, bahkan radio," kata Reza kepada Wartakotalive.com, Minggu (1/10/2023).

Mengenai besaran uangnya, Reza mengaku tidak tahu.

Sebab menurut Reza, tanpa menghitung jumlahnya, ia menyerahkan uang tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

"Jumlahnya aku tak tahu. Aku serahkan ke KPK," kata Reza.

Tampaknya Reza tidak mau bermasalah dengan uang tersebut yang bisa saja di sebut suap atau lainnya.

Apalagi kasus kopi sianida ini kala itu sangat menarik perhatian publik tanah air bahkan luar negeri.

Mengenai pernyataan dalam film dokumenter itu, Reza mengaku belum menontonnya.

"Itu dari Netflix, ya. Aku belum tonton," kata dia.

Reza juga mengaku malas mengulas komentarnya kala itu.

"Agak malas mengulang komentar sekian belas tahun silam. Lagi pula aku sedang menyelesaikan naskah," ujar Reza.

Namun saat ditanya bahwa kala itu Reza berpendapat bahwa pembunuhan dengan racun dimana pelaku bersama ada dengan korban adalah hal yang janggal, ia tidak menampiknya.

"Ya, seperti itu," ujarnya.

Seperti diketahui kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh rekannya Jessica Kumala Wongso pada 2016 lalu, diangkat menjadi film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.

Film dokumenter ini mewawancarai sejumlah pihak terkait.

Mulai dari ayah dan kembaran Mirna, pengacara Jessica, jurnalis yang mendalami kasus tersebut, hingga bagaimana saat itu kasus tersebut begitu ramai diberitakan oleh media massa Indonesia dan internasional.

Film ini juga mewawancarai staf yang bekerja di Kafe Olivier, lokasi dimana Wayan dibunuh dengan kopi sianida.

Selain itu, film ini juga turut menayangkan wawancara eksklusif dengan Jessica Kumala Wongso terkait kasus yang menjeratnya itu.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved