Kebakaran di Gunung Lawu
Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu yang Dikabarkan Terbakar, Turun Setahun Sekali
Hal itu terjadi setelah, warung Mbok Yem yang berada di puncak Gunung Lawu dikabarkan ikut terbakar dalam karhutla di Gunung Lawu
TRIBUNSUMSEL.COM - Nama sosok Mbok Yem, pemilik warung di puncak Gunung Lawu kini kembali ramai menjadi perhatian publik.
Hal itu terjadi setelah, warung Mbok Yem yang berada di puncak Gunung Lawu dikabarkan ikut terbakar dalam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu.
Nama Mbok Yem bukan hal yang asing bagi para pendaki di Indonesia.
Nama Mbok Yem dikenal sebagai pemilik warung tertinggi di Indonesia.
Lalu siapa sebenarnya sosok Mbok Yem?
Profil Mbok Yem
Mbok Yem memiliki nama aslinya adalah Wakiyem.
Sekitar tahun 2018, namanya mulai diberitakan media.
Sosoknya sudah tak asing lagi bagi para pendaki Indonesia.
Wanita berusia 63 tahun itu adalah pemilik warung yang berada di puncak Gunung Lawu yang terletak di perbatasan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Letak warungnya tak biasa.
Mbok Yem memilih membuka rumah makan di tempat dengan ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.
Warungnya sudah ada sejak 1980-an.
Warung sederhana yang hanya terbuat dari dinding kayu, tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
Para pendaki menjuluki warung tersebut sebagai warung tertinggi di Indonesia.
Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian. Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.
Mencari Nafkah di Atas Gunung
Mbok Yem bercerita pada Kompas.com, 5 Juli 2018, dirinya akan tetap berjualan di warung itu sampai kapan pun selama dia masih kuat.
"Selama saya masih kuat untuk bekerja disini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa.
Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.
Tantangannya berupa cuaca ekstrem seperti angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.
Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu.
Dia dibantu beberapa kerabat dekatnya.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkap Mbok Yem.
Baca juga: Viral Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu Dikabarkan Terbakar Saat Karhutla, Faktanya Diungkap
Baca juga: Pendaki Meninggal Saat Mendaki Gunung Lawu, Sejumlah Fakta Terungkap, Tak Sarapan Saat Berangkat
Mudiknya Mbok Yem
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," tutur Mbok Yem.
Pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, mudiknya terasa sedikit berbeda.
Hal itu karena Mbok Yem tidak bisa bersilaturahim dengan tetangga.
Namun saat itu, Mbok Yem ngunduh mantu.
Ijab qabul pernikahan cucunya digelar sederhana pada 5 Juni 2020.
Pernikahan cucunya diselenggarakan sederhana dengan dihadiri tetangga dan kerabat dekat saja.
Dia tidak menggelar resepsi.
Dia baru kembali naik gunung dan membuka warungnya saat jalur pendakian Gunung Lawu dibuka.
Tahun lalu, Mbok Yem mudik ke rumah anaknya yang kedua di Solo. Pada tahun ini, Mbok Yem turun gunung lagi menggunakan tandu.
Saiful Gimbal, keponakan Mbok Yem mengatakan, Mbok Yem pulang dari warungnya di Gunung Lawu untuk berkumpul dengan keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, untuk merayakan Lebaran.
"Mungkin seminggu lah di rumah untuk merayakan Lebaran," kata Saiful Gimbal, dikutip dari Kompas.com, (28/4/2022).
Perjalanan turun gunung, menurut Syaiful, tidak memakan waktu lama. Berangkat pukul 11.00 WIB tiba pukul 14.00 WIB.
"Percaya nggak percaya berangkatnya pukul 11.00 WIB sampai di rumah jam 2 siang," imbuh Syaiful.

Warung Mbok Yem Dikabarkan Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kini merambat sejumlah gunung yang ada di Indonesia. Salah satunya ialah terjadi di Gunung Lawu.
Selain karena Gunung Lawunya, kini ramai menjadi pembicaraan ialah soal warung Mbok Yem, warung yang berada di puncak Gunung Lawu yang dikabarkan ikut terbakar dalam karhutla di Gunung Lawu.
Warung Mbok Yem merupakan salah satu yang khas yang berada di Gunung Lawu.
Kabar soal terbakarnya warung Mbok Yem ini viral disejumlah media sosial.
Sejumlah warganet di media sosial TikTok dan Instagram membagikan video yang menyebut bahwa warung Mbok Yem yang ada di puncak Gunung Lawu, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, ikut terbakar dalam kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Informasi mengenai kebakaran Gunung Lawu yang disebut ikut membakar warung Mbok Yem ini salah satunya dibagikan oleh akun TikTok @jejakpendakiofficial pada Senin (2/10/2023).
"Sedih, Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu ikut terbakar api," kata narasi unggahan.
Pengunggah juga menyertakan video yang memperlihatkan adanya bekas bangunan yang terlihat terbakar habis.
Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.
Tak sedikit warganet yang mengkhawatirkan kondisi Mbok Yem.
"Tadi malam saya mencoba menghubungi Pihak RSUD Karanganyar suruh ke BPBD Karanganyar, 2X masih on fire dilapangan, Dimana Mbok Yem?" kata akun dengan nama @AntonRescuee.
"Ya Allah semoga Lawu segera membaik, api segera padam, gimana dengan kabar mbok Yem kak, semoga selamat ya Allah," kata akun @SunFlower58.
Lantas, benarkah warung Mbok Yem ikut terbakar dalam kebakaran hutan di area Gunung Lawu?
Kondisi warung Mbok Yem Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan saat dikonfirmasi mengatakan warung yang terbakar dalam video viral tersebut bukan warung Mbok Yem.
"Info dari relawan yang di lokasi saat ini, warung Mbok Yem tidak terbakar," ujar Ridwan saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Ia mengatakan, yang terbakar tersebut adalah warung di dekat lokasi warung Mbok Yem.
"Warung sekitarnya," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Mbok Yem saat ini juga dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.
Menurutnya para angggota kepolisian, relawan, dan petugas perhutani di Cemoro Sewu masih berupaya memadamkan api.
Adapun api di sekitar puncak di lingkungan warung Mbok Yem sudah padam.
Mbok Yem saat ini juga masih didampingi di atas Gunung Lawu.
"Kebetulan di atas didampingi Saudara Muis dan Saudara Kelik, untuk logistik sangat cukup," paparnya.
Sementara itu, ketika dihubungi terpisah, pengelola basecamp Gunung Lawu Eko Supardi juga menyebut bahwa warung Mbok Yem bukan yang terbakar sebagaimana disebutkan dalam video viral.
"Bukan warung Mbok Yem," ujarnya singkat kepada Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Pendaki berada di sekitar area Warung Mbok Yem, Gunung Lawu, Jawa Timur, Jumat (29/12/2017). Sejumlah pendaki memanfaatkan momen libur akhir tahun untuk mendaki Gunung Lawu.
Kapolres Ngawi, Jawa Timur AKBP Argo Wiyono menjelaskan beberapa area Gunung Lawu yang mengalami kebakaran.
"Untuk diketahui hutan yang terbakar adalah di wilayah Jogorogo, Kendal, Ngrambe, dan Sine," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Ia menyebut luasan wilayah yang terbakar sampai dengan saat ini mencapai 400-500 hektare.
"Saat ini memang telah terjadi kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu. Upaya Polri bersama dengan TNI, Pemkab Ngawi dalam hal ini BPBD dan relawan serta masyarakat, dalam peristiwa tersebut adalah berusaha memadamkan api secara manual, dengan membuat ilaran/penyekat api agar tidak meluas," ujarnya.
Ia mengatakan, penyebab kebakaran di area hutan Gunung Lawu masih diselidiki dan akan dilakukan pendalaman lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Ngawi.
Saat ini, diterapkan siaga tanggap darurat oleh Bupati Ngawi dengan melibatkan BNBP Jawa Timur.
Ia mengatakan satgas penanganan karhutla Ngawi saat ini masih terus berupaya memadamkan api dan terus memantau asap dan kobaran api.
"Karena angin yang tidak bersahabat (kencang) sehingga api yang dapat dipadamkan di satu titik, muncul lagi api di titik lain, begitu seterusnya," ujarnya. (Kompas.com)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Kebakaran di Gunung Lawu
Sosok Mbok Yem
Warung Mbok Yem Terbakar
Mbok Yem
Gunung Lawu
Tribunsumsel.com
sumsel.tribunnews.com
Fakta Terbaru Warung Terbakar di Puncak Gunung Lawu Ternyata Bukan Milik Mbok Yem, Kondisi Sehat |
![]() |
---|
Pikiran Hewan Peliharaan, Jadi Alasan Mbok Yem Tidak Mau Turun Dari Puncak Saat Gunung Lawu Terbakar |
![]() |
---|
Kondisi Mbok Yem yang Warungnya di Gunung Lawu Dikabarkan Terbakar, Masih di Puncak dan Belum Turun |
![]() |
---|
Alasan Mbok Yem Ogah Turun dari Gunung Lawu Meski Kondisi Hutan Kebakaran, Kondisi Warung Diungkap |
![]() |
---|
Kisah Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi Gunung Lawu, Dijuluki Legenda, Naik dan Turun Harus Ditandu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.