Kebakaran di Gunung Lawu

Kondisi Mbok Yem yang Warungnya di Gunung Lawu Dikabarkan Terbakar, Masih di Puncak dan Belum Turun

Awal mula Mbok Yem jualan di ketinggian Gunung Lawu terungkap, berawal cari jamu-jamuan sambil jual nasi bungkus.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TribunJogja.com/Kompas.com
Kondisi Mbok Yem yang Warungnya di Gunung Lawu Dikabarkan Terbakar, Masih di Puncak dan Belum Turun 

Di area warung Mbok Yem, terdapat ada empat warung makan lain yang juga menjajakan makanan bagi para pendaki.

Kemudian, satu warung makan lainnya berada tidak jauh dari Sendang Drajat.

Namun, warung makan milik Mbok Yem menjadi legendaris karena perintis warung makan di Puncak Lawu.

Warung mbok Yem di Puncak Gunung Lawu dipastikan aman tidak terbakar mesti kawasan puncak Gunung Lawu habis terbakar. Mbok Yem menolak turun dari Gunung Lawu demi menemani si Temon monyet peliharaannya.
Warung mbok Yem di Puncak Gunung Lawu dipastikan aman tidak terbakar mesti kawasan puncak Gunung Lawu habis terbakar. Mbok Yem menolak turun dari Gunung Lawu demi menemani si Temon monyet peliharaannya. ((KOMPAS.COM/SUKOCO))

Bagi Mbok Yem, alasan terpentingnya masih berjualan di Gunung Lawu adalah untuk menolong sesama.

"Saya senang bisa menolong orang yang membutuhkan di sana. Mereka tidak perlu repot dan khawatir soal makan dan minum saat berada di Puncak Lawu,” jelasnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Alasan Mbok Yem Ogah Turun dari Gunung Lawu Meski Kondisi Hutan Kebakaran, Kondisi Warung Diungkap

Meski sempat diminta anak dan cucunya untuk beristirahat di rumah, ia mengaku bakal tetap berjualan di Gunung Lawu.

Pasalnya, selain dapat membantu pendaki, Mbok Yem mengaku bisa menemukan kedamaian di Gunung Lawu.

"Pokoknya di sana itu ingatan kita hanya kepada Yang Maha Kuasa saja. Saya tidak mikir yang lain," tuturnya.

Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu yang Dikabarkan Terbakar, Turun Setahun Sekali
Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu yang Dikabarkan Terbakar, Turun Setahun Sekali (Kolase Instagram @emhahartanto)

Lantas bagaimana cara Mbok Yem membeli stok untuk warung ?

Diceritakan Mbok Yem, untuk mengisi stok dagangan ternyata sudah diantar oleh pedagangan itu sendiri tiga kali dalam seminggu.

"Untuk stok dagangan, saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ujarnya.

Baca juga: Masa Lalu Ibu Guritno Lansia Hidup Sebatang Kara di Rumah Mewah Tanpa Listrik, Pernah Kerja di BUMN

Di warung itu jualah Mbok Yem tinggal. Wanita yang sudah menginjak usia kepala enam ini hanya turun gunung sewaktu Lebaran.

"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu Lebaran," ucapnya.

Menurut Mbok Yem, momen 17 Agustus dan bulan Suro menjadi waktu Gunung Lawu dipadati pendaki. Saat itulah warungnya kebanjiran pembeli.

Diberitakan sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kini merambat sejumlah gunung yang ada di Indonesia. Salah satunya ialah terjadi di Gunung Lawu.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved