Babi Masuk Rumah Ketua DPRD Kuningan

Sosok Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy, Rumahnya Dimasuki Babi Hutan, Kenal Politik Sejak SD

Sosok Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy tengah disorot dikabarkan rumahnya dimasuki seekor babi hutan. memiliki latar belakang kuat dalam pendidikan

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
dprd.kuningankab.go.id/ist
Sosok Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy tengah disorot dikabarkan rumahnya dimasuki seekor babi hutan. memiliki latar belakang kuat dalam pendidikan 

.TRIBUNSUMSEL.COM- Sosok Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy tengah disorot usai dikabarkan rumahnya dimasuki seekor babi hutan.

Video babi masuk rumah Ketua DPRD Kuningan viral di media sosial.

Kejadian itu sontak menimbulkan banyak keterangan beragam.

Terlebih kejadian itu malam 12 Rabiul Awal 1444 Hijriyah dan bersamaan tahun politik 2024.

Baca juga: Geger, Seekor Babi Masuk ke Rumah Ketua DPRD Kuningan, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

Sosok Nuzul Rachdy

Nuzul Rachdy yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Kuningan sekaligus Sekretaris DPC PDIP Kuningan.

Pria kelahiran 3 May 1961 ini ternyata, memiliki latar belakang kuat dalam pendidikan politik sejak kecil.

Sejak kecil, Nuzul Rachdy sering membaca buku tentang Presiden Soekarno dan mengikuti agenda partai zaman Orde Baru.

Hal itu disampaikannya dalam agenda BISIK (Bincang Politik Asyik), di ruang kerjanya, Kamis (11/8/2022).

Zul mengaku ideologi nasionalis mengalir dari sang ayah, juga pernah menjadi anggota DPRD dari PDI.

Nilai-nilai nasionalisme, kata Zul, makin tertanam setelah membaca buku-buku Soekarno.

"Ya mulai Di Bawah Bendera Revolusi, Indonesia Menggugat, itu saya baca sampai selesai. Dan itu mempengaruhi pemikiran saya," kata Zul, dilansir dari Tribuncirebon.com.

Baca juga: Mendagri Lantik Pj Gubernur Sumsel 2 Oktober 2023, Agus Fantoni Santer Disebut Gantikan Herman Deru

Sejak SD ia kerap melihat aktivitas-aktivitas politik yang ketika itu hanya diikuti tiga partai.

Zul mencermati bagaimana sentralistik kekuasaan membuat orang takut untuk berbicara hal berbeda dengan penguasa.

"Waktu itu kan Golkar, PPP dan PDI. Walau ada pemilu, orang sudah tahu pemenang pasti Golkar. Pemenang tunggal. Orang jadi takut untuk memiliki pandangan yang berbeda saat itu," ujar Zul.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved