Arti Kata

Arti Piting dalam Bahasa Indonesia, Ustaz Abdul Somad Minta Makna Piting Direvisi oleh KKBI

Berikut penjelasan arti kata 'piting' dalam bahasa Indonesia. Kata 'piting' jadi perbincangan warganet hingga trending di Twitter

Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel
Piting dalam Bahasa Indonesia, Ustaz Abdul Somad Minta Arti Piting Direvisi oleh KKBI 

TRIBUNSUSMEL.COM - Berikut penjelasan arti kata 'piting' dalam bahasa Indonesia. Kata 'piting' jadi perbincangan warganet hingga trending di Twitter

Kata tersebut viral setelah diucapkan oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono terkait kisruh pulau Rempang di Batam.

Lantas apa arti kata 'piting' sebenarnya?

Jika ditelusuri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), piting memiliki beberapa arti.

Arti piting adalah mengapit atau menjepit dengan kaki atau lengan, dengan cepat menubruk musuh.

Piting juga dapat diartikan sebagai tampuk lampu listrik.

Atau bisa juga mengarah pada hewan yaitu kepiting.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Bereaksi Soal Piting Diartikan Merangkul, Panglima TNI Yudo Margono Minta Maaf

Lantas bagaimana makna piting yang diucapkan Panglima TNI dalam menghadapi pendemo di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau?

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Harimansyah menjelaskan makna kata piting dalam kalimat Panglima TNI bisa saja berupa hal yang positif.

"Kalau (kata piting) yang dimaksud 'merangkul (satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan)', bisa dianggap konotasi positif," jelasnya.

Penjelasan soal arti piting yang sedang viral pun dijelaskan oleh Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono.

"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri, " ujarnya.

Kapuspen TNI menyebut sebenarnya Panglima TNI menginstruksikan Komandan Satuan untuk melarang para prajurit menggunakan alat atau senjata saat aksi demo Rempang demi menghindari jatuhnya korban.

Adapun bahasa piting-memiting yang diucapkan, Julius mejelaskan bahwa piting yang dimaksud maknanya adalah merangkul.

"Karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan," jelas dia.

Dia menyampaikan gaya bicara prajurit mungkin berbeda sehingga kerap disalahartikan.

Baca juga: Arti Kata Pu Sepuh dalam Bahasa Gaul yang Viral di Tiktok, Ini Penjelasan Lengkapnya

Ustad Abdul Somad Bereaksi Soal Piting

Ustaz Abdul Somad Soroti Arti Kata 'Piting' Disebut Merangkul, Panglima TNI Yudo Margono Minta Maaf
Ustaz Abdul Somad Soroti Arti Kata 'Piting' Disebut Merangkul, Panglima TNI Yudo Margono Minta Maaf (Instagram Ustaz Abdul Somad/Tribunnews)

Ustaz Abdul Somad menyoroti penjelasan soal kata Piting diartikan sebagai merangkul.

Ustaz Abdul Somad sendiri beberapa waktu belakangan gencar menyoroti permasalahan pulau Rempang di Batam.

Adapun ulama kondangan ini memposting soal arti kata Piting berdasarkan kamus besar bahasa indonesia (KBBI).

Berdasarka kamus tersebut Piting atau Memiting memiliki makna Mengapit atau menjepit dengan kaki atau lengan.

Hal tersebut membuat Ustaz Abdul Somad meminta arti Piting untuk direvisi oleh KKBI.

Lantaran dalam klarifikasi pihak TNI jika arti Piting dimaknai sebagai merangkul.

"Mohon agar Kamus Besar Bahasa Indonesia direvisi, Ada makna lain dari kata piting, yaitu merangkul," ujarnya.

Baca juga: Arti Kata Feeling Lonely dalam Hubungan Asmara, Ini Makna Sebenarnya Secara Luas

Panglima TNI Minta Maaf

Foto Ilustrasi: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Foto Ilustrasi: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Dok. Puspen TNI)

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono akhirnya meminta maaf.

Permintaan maaf tersebut disampaikan langsung Yudo Margono di Batam melansir dari Tribunnews.com, selasa (19/9/2023).

"Tentunya saya mohon maaf sekali lagi mohon maaf atas pernyataan saya kemarin yang mungkin masyarakat menilai seolah dipiting," ujar Laksamana Margono.

Ia menerangkan bahwa konteks piting yang dimaksudnya bukanlah merujuk pada kekerasan.

Melainkan kebiasaan dirinya saat bermain di masa kecil.

"Itu saya nggak tahu kalau bahasa saya. Karena saya orang ndeso yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil sering piting-pitingan dengan teman. Piting-piting-an lebih aman karena tidak menggunakan alat," ujar Yudo.

Yudo pun memastikan, TNI tidak mengarahkan pasukan untuk mengamankan polemik Proyek Strategis Nasional (PSN) Eco City di Pulau Rempang.

"Tidak ada saya mengarahkan pasukan dan tidak ada pengarahan untuk sebanyak itu. Tapi kalau pengertian masyarakat itu lain-lain pada kesempatan ini saya mohon maaf," ujarnya.

Seperti diketahui Pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan anggotanya memiting rakyat Rempang viral di media sosial.

Satu di antaranya diunggah akun @yaniarsim pada Jumat (15/9/2023).

"Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu. Ya kan TNI-nya umpanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu," ungkap Laksamana Yudo Margono.

"Tahu itu dipiting? ya itu dipiting aja satu-satu," tegasnya.

Baca juga: Apa Arti Emoji Kitchen Google yang Viral di Media Sosial, Ini Link dan Cara Buat Emoji Keren

Menyikapi pernyataan tersebut, Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono pun memberikan klarifikasi.

Ia mengatakan bahwa ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan Panglima TNI tersebut, karena konteksnya berbeda.

Pada saat itu, Panglima TNI hanya menjelaskan bahwa demo tersebut sudah mengarah ke arah anarkisme yang bisa membahayakan aparat dan masyarakat.

Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri.

Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang.

Hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

Terkait bahasa piting memiting itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

"Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalah artikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved