Berita Bulutangkis

Hasil Final Kejuaraan Dunia BWF 2023 : Apriyani/Fadia Tumbang, Indonesia Akhiri Turnamen Tanpa Emas

Apriyani/ Fadia tumbang kala berhadapan dengan pasangan nomor satu dunia asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan..

Editor: Slamet Teguh
Instagram @badminton.ina
Hasil Final Kejuaraan Dunia BWF 2023 : Apriyani/Fadia Tumbang, Indonesia Akhiri Turnamen Tanpa Emas 

TRIBUNSUMSEL.COM - Hasil final Kejuaraan Dunia BWF 2023, tampaknya tak berpihak kepada para wakil Indonesia.

Pasalnya, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang jadi satu-satunya wakil Indonesia di final Kejuaraan Dunia BWF 2023, nyatanya tak mampu mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.

Apriyani/ Fadia tumbang kala berhadapan dengan pasangan nomor satu dunia asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan..

Berlaga di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Apriyani/Fadia menelan kekalahan dua gim langsung, 16-21, 12-21 dalam tempo 41 menit.

Satu-satunya wakil tersisa Merah Putih itu kalah start sejak gim pertama dibuka.

Banyak pukulan-pukulan ajaib Apriyani/Fadia yang tidak keluar.

Tekanan terus diberikan Chen/Jia ke arah Fadia.

Fadia dicecar habis-habisan.

Kesalahan menerka arah bola hingga melakukan kesalahan sendiri menjadi penyebab pasangan Indonesia terus tertinggal.

Gim pertama sebenarnya sempat berjalan baik dengan awalan agresif yang ditunjukkan Apriyani/Fadia sampai mereka unggul 4-2.

Namun setelah lawan menyamakan kedudukan 4-4, permainan Apriyani/Fadia mulai terbaca.

Beberapa kali Apriyani/Fadia kecolongan dari teknik dropshot.

Fadia beberapa kali dicecar dan lawan banyak panen poin dari taktik ini.

Kesalaahn sendiri juga dilakukan mereka ketika sudah mendapat bola tanggung.

Apriyani/Fadia ketinggalan 6-11 di interval.

Setelah break, dominasi lawan makin menjadi.

Baca juga: Jadwal Final Kejuaraan Dunia BWF 2023 : Apriyani/ Fadia Jadi Andalan Indonesia Raih Medali Emas

Baca juga: Jadwal Kejuaraan Dunia BWF 2023 : 2 Ganda Putra Tampil di Perempat Final, Balaskan Luka Fajar/ Rian

Apriyani/Fadia sulit mengeluarkan permainan terbaik mereka. Rotasi sering diacak dan mereka dipaksa terus mengangkat bola hingga tertinggal 8-15.

Sempat mempertipis margin ketertinggalan menjadi 11-15, lagi-lagi Apriyani/Fadia salah membuang bola.

Antisipasi mereka tanggung dan sudah sering ditunggu Jia Yi Fan di depan net.

Kesalahan dari lawan sebenarnya sempat membuka peluang Apriyani/Fadia comeback, ketika kedudukan kembali dekat 13-16.

Tapi harapan itu sirna setelah Chen/Jia meningkatkan tempo serangan hingga merebut kemenangan gim pertama dengan skor 21-16.

Pada gim kedua, Apriyani/Fadia kembali start tak bagus.

Tertinggal 6-9 dan sempat mendekat, mereka kembali gagal membalikkan situasi.

Banyak sekali antisipasi bola dari Apriyani/Fadia yang tanggung, sering gagal melewati pasangan China sehingga mudah disergap lawan.

Apriyani/Fadia tertinggal 6-12.

Dalam keadaan tertinggal jauh, sebenarnya di poin ini Apriyani/Fadia sempat sudah nyetel dengan ritme pertandingan.

Mereka mampu merampok tiga angka beruntun hingga 9-12.

Sayangnya defence Apriyani/Fadia hari ini memang sedang tidak bagus, kerap membentur net.

Sementara serangan mereka juga sering jatuh di area pertahanan sendiri alias banyak melakukan unforced error.

Margin skor kembali melebar 9-14.

Chen/Jia sempat beberapa kali melakukan kesalahan elementer, membuat Apriyani/Fadia diuntungkan sampai mengejar 11-14.

Apriyani/Fadia gagal membalikkan situasi dan kalah dengan skor 12-21.

Sayang, momentum itu kembali hilang.

Kekalahan Apriyani/Fadia membuat Indonesia masih belum berhasil menggenapi lima koleksi medali emas Kejuaraan Dunia di setiap sektor.

Sampai saat ini, ganda putri menjadi satu-satunya sektor bagi Indonesia yang belum pernah mencicipi manisnya gelar juara dunia.

Capaian mereka menyamai Verawati Fadjrin/Imelda Wiguno (1980) dan Finarsih/Lili Tampi (1995) yang meraih perak Kejuaraan Dunia.

Sedangkan bagi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, mereka sukses mengukir sejarah baru.

Chen/Jia menjadi ganda putri pertama di dunia yang mampu meraih gelar juara dunia tiga kali beruntun (2021, 2022, 2023).

Sekaligus yang paling banyak dengan total raihan empat emas ditambah dari edisi 2017.

 

 

Artikel ini telah tayang di Bolasport.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved