10 Permainan Tradisional Sumatera Selatan yang Seru dan Menghibur untuk Lomba 17 Agustus

Permainan tradisional daerah Sumatera Selatan banyak yang hanya tinggal namanya saja. Dalam artikel ini tersaji 10 mainan tradisional Sumsel.

Tribun Sumsel
Ilustrasi Jembatan Ampera. 10 Permainan Tradisional Sumatera Selatan yang Seru dan Menghibur untuk Lomba 17 Agustus 

TRIBUNSUMSEL.COM- Sumatera Selatan (Sumsel) banyak memiliki permainan tradisional yang seru dan menghibur.

Permainan tradisional perlu diajarkan kepada anak-anak masa kini agar tetap lestari dan tak tergantikan dengan game modern.

Adapun cara melestarikannya yakni dengan menjadikan permainan tradisional sebagai ajang perlombaan di waktu-waktu penting, seperti 17 Agustus.

Dalam artikel ini tersaji 10 permainan tradisional dari berbagai daerah di Sumatera Selatan yang dapat dijadikan lomba 17 Agustus peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dilansir dari Tribunsumsel.com dan sumber lainnya, inilah 10 permainan tradisional asal berbagai daerah di Sumsel yang seru untuk dimainkan.

1. Sambung Kaki

Di beberapa daerah, masyarakat Sumatera Selatan lebih mengenal permainan ini dengan sebutan Tingkau, Selincak atau Egrang.

Permainan ini masih sering dimainkan saat memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.

Alat yang digunakan dalam permainan adalah dua buah tongkat yang terbuat dari bambu setinggi 150-170 cm, yang dibentuk sedemikian rupa dan diikat dengan bambu yang lebih pendek untuk dijadikan pijakan.

Permainan ini tidak terbatas pada jumlah orang yang memainkannya, namun siapa yang sampai ke garis finish terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai pemenang dan yang jatuh dari tongkat dinyatakan kalah.

2. Main Siamang

Dahulu, permainan ini digunakan sebagai hiburan saat menjaga padi disawah dan mengembala sapi atau kerbau.

Permainan ini dimainkan oleh 5-10 anak dimana 1 orang anak berperan sebagai harimau dan yang lain sebagai siamang.

Para pemain dituntut untuk pandai memanjat, bergelantung dan melompat.

Ketika isyarat permainan dimulai, orang yang berperan sebagai Harimau berusaha menangkap siamang yang diperankan teman lainnya.

Para siamang dengan kecerdikannya memanjat dan bergelantung di pohon atau tiang sambil berteriak menirukan suara siamang dengan gaya seolah mengolok-olok harimau.

Jika salah seorang pemain yang memerankan siamang berhasil tertangkap oleh harimau, maka dialah yang harus menggantikan peran sebagai harimau.

3. Cing Keluing

Permainan ini mirip seperti Petak Umpet, bedanya pada permainan sebelum peserta bersembunyi.

Berasal dari daerah Lahat yang kebanyakan tanahnya berbukit-bukit.

Biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih tanpa menggunakan perlatan.

Anak-anak yang bermain akan duduk melingkar sambil meletakkan tangannya di lantai, bagi yang mendapat “Nukup (Jadi)” maka ia harus dihukum dengan menjadi yang bejaga, sedangkan teman yang lainnya bersembunyi, ditentukan pula tempat persembunyiannya tidak terlalu jauh.

Peserta yang kalah tersebut harus mencari yang bersembunyi tadi.

Setelah seseorang yang bersembunyi dapat, maka permainan berankhir.

4. Gotri Alo Gotri

Permainan ini berasal dari daerah lahat, dimana permainannya dilakukan sambil duduk dan menyanyikan lagu berjudul “Gotri Alo Gotri”, Gotri alo gotri nagasari, Ri ri tul awali, tanjung katul, tul tul nak gori, mau apa, bakul elok-elok selendang menjadi kodok

Biasanya peserta permainan ini berjumlah 4 orang atau lebih dengan menggunakan perlengkapan 6 buah batu kali.

Para peserta bergiliran menyerahkan batu kepada temannya.

Peraturannya setiap anak akan memegang sebuah batu, diantara batu tersebut terdapat satu batu yang berbentuk istimewa (diberi tanda x).

Setelah lagu selesai dinyanyikan yaitu pada bagian “kodok”, peserta yang memegang batu istimewa tersebut akan kalah dan terkena hukuman yang harus dilaksanakan sambil berdiri.

5. Damri

Permainan ini dilakukan berpasang-pasangan (2 orang) dan membutuhkan banyak peserta, dimainkan di lapangan yang cukup lebar karena mereka akan saling mendukung dan melempar benda yang digunakan untuk bermain yang disebut “oncak”.

Peraturan permainan im tidak pemah diumumkan secara resmi.

Semua peserta dianggap sudah tahu dengan segala peraturan permainannya.

Pemain yang bertugas mendukung bila ingin bebas harus dapat melihatkan kemampuannya, dapatkah dia mengenai (patis) oncak yang dilempar oleh yang didukung satu dari sepasang oncak itu, kalau dapat mengenai (patis) akan bebaslah dari mendukung dan begitu sebaliknya.

6. Bintang Beralih

Beralih artinya berpindah.

Permainan ini tidak menggunakan banyak peralatan, namun hanya membutuhkan tempat yang cukup luas untuk memainkannya.

Pesertanya terdiri dari 3 orang atau lebih tapi tidak boleh genap, harus ganjil.

Dilapangan tersebut digambar lingkaran besar yang didalamnya digambar lingkaran-lingkaran kecil sesuai jumlah pemain dalam jumlah ganjil.

Mulanya para pemain akan berdiri di garis batas, setelah aba-aba para pemain akan memasuki lingkaran.

Bagi peserta yang tidak memiliki lingkaran maka dialah yang “jadi”.

Para peserta didalam lingkaran harus berputar berganti tempat dari lingkaran satu ke lingkaran lain, jika dalam hitungan ke 15 kali peserta yang “jadi” tidak dapat merebut posisi peserta didalam lingkaran, maka ia dinyatakan kalah.

Konsekuensinya, yang kalah akan diarak keluar garis batas.

7. Tenggoh – Tenggohan

Tenggoh-tenggohan atau yang artinya tebak-tebakan dalam bahasa Baturaja dimainkan oleh minimum 10 orang atau lebih (harus berjumlah genap) kemudian dibagi menjadi 2 kelompok.

Peralatan yang digunakan adalah batu atau kayu.

Setelah 2 kelompok diundi, kelompok yang menang akan memegang batu, regu yang kalah harus menebak posisi batu berada di anggota menang yang mana.

Jika regu yang menebak benar, maka mereka yang memegang batu dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

Jika regu penebak salah menengoh (menebak) batu yang dipegang oleh siapa, regu yang menang akan maju selangkah, begitu seterusnya hingga salah satu kelompok sampai ke garis finish.

8. Babi-Babian

Permainan ini sudah lama berkembang dalam daerah Muara Enim sejak zaman nenek moyang.

Disebut demikian karena para pemain harus berperan seperti babi yaitu berjalan dengan 4 kaki, badan ditutup kain dan kepala di beri moncong dari kayu atau bilah yang ditutup kain.

Aturan permainannya, ketua regu akan melakukan undian untuk menentukan siapa yang lebih dahulu menebak.

Bila tebakan ketua regu benar, maka yang tertebak harus menjadi tawanan.

Jika salah satu regu habis maka regu tersebut dinyatakan kalah.

8. Benteng/Bentengan

Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai ‘benteng’.

Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng.

Kemenangan juga bisa diraih dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing-masing.

Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi ‘penawan’ dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan.

Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya. Dalam permainan ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas seperti ‘penyerang’, ‘mata-mata, ‘pengganggu’, dan penjaga ’benteng’. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

9. Permainan Orang Kaya Orang Miskin

Permainan Orang Kaya Orang Miskin adalah permainan yang dimainkan oleh anak dalam jumlah yang banyak.

Seluruh pemain dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok orang kaya (A) dan kelompok orang miskin (B). Masing-masing kelompok berbaris berjajar dan saling berhadapan.

Jarak berhadapan sekitaran satu meter. Pemain kelompok A maju terlebih dahulu sambil menyanyikan syair “saya orang kaya, saya orang kaya” dengan tangan saling berpegangan.

Pada saat kelompok orang B menjawab “saya orang miskin, saya orang miskin” sambil maju berjalan dengan berpegangan tangan, kelompok A akan mundur juga dengan saling berpegangan. Perhatikan gambar.

Berikutnya kelompok A akan maju dan menyanyian syair “saya minta anak, saya minta anak”, sementara kelompok B mundur. Kembali kelompok B maju dan menyanyikan syair “namanya siapa?, namanya siapa?”, dan kelompok A mundur.

Selanjutnya kelompok A maju lagi menyanyikan syair lagu “namanya si …”, lalu dijawab “si … lekas datang, si … lekas datang” sambil mengantarkan anggotanya yang namanya disebut tadi.

10. Dakocan

Dakocan adalah permainan tradisional anak-anak khas Palembang, Sumatera Selatan. Dakocan merupakan permainan dari plastik yang bentuknya bermacam-macam.

Ada yang bentuk hewan, buah, bunga, atau tokoh wayang Indonesia. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2-6 orang.

Cara mainnya yakni dengan meletakkan dakocan masing-masing di atas lantai bidang datar dan disusun tegak berjejer.

Masing-masing peserta biasanya memiliki dakocan penyerang yang digunakan untuk menjatuhkan dakocan lawan, biasanya dakocan penyerang ini memiliki bentuk yang agak besar dan tebal.

Adapun cara menjatuhkan dakocan lawan ialah dakocan penyerang ditegakkan, kemudian ditahan dengan jari kiri, lalu dibidik, diarahkan, dan dijentikkan ke dakocan lawan.

Dakocan lawan yang berhasil kita jatuhkan ada poinnya masing-masing. Untuk dakocan yang berukuran besar poinnya 10, sedangkan yang berukuran kecil memiliki poin 3 – 5. Peserta yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi dialah pemenangnya.

Baca juga: 42 Soal Cerdas Cermat Bertema Hari Kemerdekaan 17 Agustus Untuk SD, Lengkap Kunci Jawabannya

Baca juga: 6 Yel Yel Gerak Jalan 17 Agustus Seru dalam Bahasa Jawa, untuk Peringatan HUT Ke-78 RI 2023

Baca juga: 10 Ide Lomba 17 Agustus di Tempat Kerja, Seru dan Tidak Pasaran, Semarak HUT Ke-78 RI 2023 di Kantor

Baca artikel dan berita Tribun Sumsel lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved