Berita Sepakbola

Tak Diungkap, Ternyata Tak Ada Dokter yang Tahu Soal Penyakit Kurnia Meiga, Bingung Soal Papilledema

Meski sudah dideritanya sejak tahun Agustus 2017 yang lalu, nyatanya hingga kini tak ada dokter yang mengetahui penyakit dari Kurnia Meiga.

Editor: Slamet Teguh
Youtube @gt.bodyshot
Tak Diungkap, Ternyata Tak Ada Dokter yang Tahu Soal Penyakit Kurnia Meiga, Bingung Soal Papilledema 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kondisi penglihatan dari mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga hingga kini belum juga membaik.

Meski sudah dideritanya sejak tahun Agustus 2017 yang lalu, nyatanya hingga kini tak ada dokter yang mengetahui penyakit dari Kurnia Meiga.

Para dokter hanya menyebut Kurnia Meiga mengalami penyakit langkah.

"Sampai sekarang tidak tahu, dokter nggak ada yang tahu, saya ini sakit apa. Tapi bilangnya penyakit langkah. Saya penasaran juga, tapi saya yakin segala penyakit itu ada obatnya," kata Kurnia Meiga saat berbincang dengan Grace Tahir diakun youtube @gt.bodyshot, Jumat (11/8/2023).

Kurnia Meiga menceritakan, selama berkarier ia tidak pernah mengalami cedera diareal mata.

Sakit yang dialaminya dadakan, dan langsung tiba-tiba tidak bisa melihat hingga saat ini.

"Waktu itu, saya tidur, bangun muntah, saat itu masih kelihatan. Saya tidur lagi, siangnya sudah nggak bisa ngeliat," terangnya.

"Mata saya kayak ditutup tirai gitu, setelah itu tidak pernah sembuh,"

"Saya hanya bisa melihat itu hanya diujung saja sebelah kanan, itu juga hanya gerakan, baca, nonton, tidak bisa melihat," akunya.

Saat kejadian itu, Kurnia Meiga mengaku sudah pernah di rawat rumah sakit di Malang.

Tak tanggung-tanggung, lima dokter spesialis menangani Kurnia Meiga.

Namun sayangnya, hingga pulang, dokter tak tahu apa yang dialami oleh Kurnia Meiga.

"Sampai alternatif, dokter di Jakarta, semua sudah dicoba, tapi tidak ada yang tahu, saya ini sakit apa. Saya heran saat media menyebut soal Papilledema, wong dokter saja nggak bilang ke saya," katanya.

Jual Medali

Selain menjual piala dan medali untuk berobat matanya, uang hasil menjual barang-barang tersebut pula digunakan untuk merenovasi rumah.

Ternyata, rumah Kurnia Meiga sempat roboh sehingga butuh direnovasi.

Saat itu Azhiera Adzka Fathir, istri Kurnia Meiga menyebut bahwa mereka terpaksa menjual medali lantaran tak memiliki uang.

"Boleh tau ga gimana penghasilan keluarga kamu? sebelumnya kan pasti Kurnia kan," kata Azhiera dilansir Jumat (11/8/2023).

"Keluarga kan ada usaha sendiri, ada GOR jadi paling bantu mama.

Kata orang kenapa ga kerja, ya aku ga bisa ninggalin dia, dan ga bisa ninggalin anak-anak yang kecil.

Orang ngiranya aku yang males, terus apa, tapi mereka ga tau itu," sambungnya.

Azhiera Adzka Fathir menyebut bahwa dirinya rela menjual medali Kurnia Meiga demi mengobati suaminya tersebut.

"Semua sudah dijual buat biaya pengobatan," katanya.

Saat ditanyai soal bantuan pemerintah, Azhiera Adzka Fathir dan Kurnia Meiga mengaku tak mendapatkan apapun.

"Apakah pihak sepakbola atau pemerintah ada yang bantu?," tanya Grace Tahir.

"Kalo bantu ga mungkin saya jual mbak," jelas Azhiera Adzka Fathir.

Bahkan Kurnia Meiga menyebut bahwa dirinya tak memiliki uang pensiun.

"Ada uang pensiun kah?," ucap Grace Tahir

"Ga ada," kata Kurnia Meiga.

"Iya ketawa aja gapapa," lanjut Kurnia Meiga tertawa pilu.

"Bingung jawabnya, karena emang semua dijual dan apapun ya semua biar suami sembuh, harta apapun ya masih bisa dicari gitu," sambung Azhiera Adzka Fathir.

Sementara itu Grace Tahir menyinggung soal satu Menteri yang sempat mengaku akan memberikan bantuan kepada Kurnia Meiga.

"Bukannya ada satu menteri yang mau ngasih bantuan untuk kalian?," tanya Grace Tahir.

"Ya itu untuk renovasi rumah sama franchise aja di RSPP," ujar Azhiera Adzka Fathir dan Kurnia Meiga.

Terkait soal uang penjualan medali, Azhiera Adzka Fathir dan Kurnia Meiga mengaku sangat terbantu lantaran bisa merenovasi rumah.

"Sangat membantu, karena awal jual medali juga untuk renovasi rumah," ujar Azhiera Adzka Fathir.

"Karena saya mikirnya saya jual medali dan atribut bola karena saya sudah tidak bisa apa-apa, saya juga tidak mencuri dan meminta minta. Saya menjual itu supaya tidak merepotkan orang lain," sambung Azhiera Adzka Fathir.

Sementara itu Kurnia Meiga juga membongkar soal medali berharga yang terpaksa ia jual.

Sebab ia dan sang istri Azhiera Adzka Fathir harus terus berusaha berjuang demi menghidupi anak anaknya.

"Barang apa yang paling berharga yang kamu jual?," tanya Grace Tahir.

"Piala pemain terbaik belum terjual, tapi yang sudah terjual itu medali AFF," jawab Kurnia Meiga.

"Itu kemarin 55 juta, karena posisi rumah ambruk tersisa 1 kamar jadi saya mau ga mau harus nadahin itu biar ga nyamber ke kamar karena ada anak anak. Terakhir ada harta motor juga harus di jual, terakhir piala tadi kalau ada yang mau, karena anak anak makin gede dan kita gabisa bergantung di orangtua terus gitu, mau kerja juga ga bisa," kata Azhiera Adzka Fathir.

Baca juga: Rumah Ambruk, Kurnia Meiga Terpaksa Renovasi Pakai Uang Hasil Jual Medali AFF Rp55 Juta

Baca juga: Kurnia Meiga Kembali Posting Piala Pemain Terbaik Dengan Tulisan Hot Sale, Bakal Dijual Lagi?

Sempat Viral

Kisah Kurnia Meiga mantan kiper Timnas Indonesia dan Arema FC belakangan jadi perbincangan setelah menjual medali, piala yang pernah ia raih dan sejumlah atribut sepak bola.

Ia menjual medali dan atribun sepak bolanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ditambah lagi Kurnia Meiga harus mengobati sakitnya.

Kurnia Meiga diduga mengidap penyakit mata Papilledema pada 2017 silam.

Hal itulah yang membuat dirinya harus pensiun dari dunia sepakbola.

Dalam wawancara dengan Kompas.com, Meiga mengatakan, keputusan tersebut ia bilang tidak mudah karena medali-medali miliknya mempunyai sejarah dalam perjalanan karier sebagai salah satu kiper yang disegani di Indonesia.

Namun, himpitan keadaan membuatnya tak punya pilihan.

Sang kiper mengungkapkan terpaksa menjual medali berharganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Alasannya untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan keluarga sehari hari. Saya belum bisa bekerja kembali,” kata penjaga gawang yang biasa disapa Entong itu kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Mohon doanya saja supaya cepat bisa beraktivitas kembali," sambungnya.

Hingga saat ini, Meiga mengakui masih berjuang melawan penyakit yang diderita tersebut.

Hal itu membuatnya masih belum bisa kembali merumput ke lapangan hijau dalam enam tahun terakhir ini.

Sedangkan, kehidupan terus berputar, ada anak dan istri yang harus dinafkahi.

Demi memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga, kiper asal Jakarta tersebut pun rela melakukan berbagai cara termasuk menjual aset yang ia miliki seperti medali dan atribut sepak bola lainnya.

“Meiga hampir 6 tahun tidak bekerja dan tidak ada pemasukan,” tutur kiper kelahiran 7 Mei 1990 tersebut.

“Kami sudah sekuat dan semampu kami bertahan. Cuma, kami punya 3 anak yang harus kami hidupi kebutuhannya dan ada keluarga juga. Jadi usaha kuat dengan cara yang ada seperti jual medali, piala pemain terbaik, jersey, sepatu dan sarung tangan.” tambahnya.

Kurnia Meiga pun berharap medali dan atribut sepak bolanya bisa segera terjual.

Sehingga, dia bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga serta melanjutkan pengobatan penyakitnya.

“Semoga banyak yang berminat bisa kontak admin di bio (Instagram) saya. Semoga banyak yang tergerak hatinya dan makin berkah,” harapnya.

“Kami masih berikhtiar untuk sembuh, kami terus berusaha. Karena itu kami juga butuh biaya,” pungkasnya.

Sebelumnya kondisi Kurnia Meiga sempat membuat sedih mantan rekan satu tim yang juga pelatih Arema FC Joko Susilo angkat bicara.

Mereka mempunyai hubungan yang dekat karena keduanya bahu-membahu di Arema FC sejak 2008 lalu.

Saat itu ia masih menjadi asisten pelatih hingga pelatih kepala pada Liga 1 2017.

Ia dan Kurnia Meiga 9 tahun bersama melewati masa suka duka membela panji Arema FC.

Mereka mempersembahkan gelar juara bagi Arema di kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada 2010 yang saat itu bernama Indonesia Super League (ISL).

“Kami seperti anak dan orang tua sama dia. Waktu sepak bola jadi dua, dia ke sana kami ajak ke sini lagi. Banyak sekali sampai di hotel kami barengan, kami paham semuanya,” jelas Joko Susilo kepada sejumlah jurnalis termasuk Kompas.com.

Terakhir kali Kurnia Meiga menjalani away berseragam Arema FC saat melawan Barito Putera di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Rabu (23/8/2017).

Saat itu Joko Susilo membesut Arema FC di awal kariernya sebagai pelatih kepala.

Kemudian Kurnia meiga menepi dari dunia sepak bola hingga sekarang. Joko Susilo merasa prihatin dengan keadaan yang dialami mantan kiper terbaik AFF 2016 itu. Ia mengaku berkomunikasi untuk mengetahui perkembangan kondisinya.

“Ya kondisi dia baik tapi ya itu tadi, kami selalu memotivasi. Penyembuhan di Jakarta, dia juga bilang flash di Singapura,” beber mantan pelatih Persik Kediri.

Kondisi Kurnia Meiga terus dipantau dan manajemen Arema FC memiliki inisiatif memberdayakan jika kondisi fisiknya sudah lebih baik.

“Dia (Kurnia Meiga) sudah ada perubahan saya melihatnya, perubahan cukup signifikan. Tapi masih belum sampai 60-70 persen,” ungkap pelatih yang biasa disapa Gethuk.

“Kalau dia sudah 60-70 persen, kami sudah ada inisiatif kalau dia pulih kami berdayakan. Bagi saya dan beberapa pengurus sudah kepikiran itu,” pungkasnya.

Di bagian lain, asisten pelatih Arema FC, I Putu Gede Swi Santoso juga berharap Arema FC dan Timnas Indonesia bisa memberikan perhatian terhadap kondisi Kurnia Meiga yang memprihatinkan.

Setidaknya, ada langkah-langkah untuk meringankan bebannya sebagai bentuk apresiasi prestasi masa lampau.

"Khusus untuk Kurnia Meiga, seharusnya ada perhatian. Bukan hanya dari tim atau klub, tapi pemerintahan. Meiga ini punya prestasi, terutama di Malang dan Indonesia. Jadi, saya sangat prihatin (dengan kondisinya)," ujarnya.

Putu Gede mengatakan Kurnia Meiga juga masih punya nilai tinggi untuk Arema FC. Tahun lalu, Arema FC secara resmi mempensiunkan nomor punggung 1 sebagai bentuk penghormatan.

Prestasi dan kontribusinya menjadikan sang kiper sosok yang disegani dan menjadi inspirasi, khususnya pemain-pemain muda.

Penjaga gawang asal Jakarta itu pun diusulkan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan Arema FC untuk membagikan pengalaman.

"Ini satu contoh, supaya bisa belajar dari pengalaman yang sudah ada itu sangat penting. Kalau bisa, (ke depan) saat ada pertandingan Arema, dia datang. Ide saya seperti itu," pungkasnya.

Erick Thohir Turun Tangan

Mengetahui hal ini, Erick Thohir mengaku prihatin.

"Kurnia Meiga, saya Erick Thohir. Saya membaca berita mengenai kondisi pahlawan sepakbola indonesia, yaitu anda, sedang mendapat kesulitan. Saya prihatin dan saya sangat terbuka untuk membantu," kata Erick dalam sambungan telpon dengan Kurnia Meiga.

Dikatakan Erick, seperti yang pernah disampaikan saat bertemu dengan para atlet sepakbola senior beberapa waktu lalu, pihaknya yakni pengurus baru PSSI siap mencarikan jalan terkait kesulitan ini.

Namun, sebelum itu, secara pribadi dia siap membantu Kurnia Meiga,

"Saya secara pribadi sangat terbuka. Mohon sampaikan apa saja yang saya bisa bantu," kata Erick Thohir.

Erick yang juga Menteri BUMN ini lalu memberikan semangat kepada Kurnia Meiga.

"Tetap semangat, tetap berjuang," tukas Erick.

Terbaru, pada Minggu (21/5/2023). Kurnia Meiga didatangi tim medis ke rumahnya.

Kabar itu disampaikan oleh Erick Thohir melalui akun Instagramnya.

"Alhamdulillah, saya mendapat laporan dari tim bahwa siang tadi dokter dari RSPP telah memeriksa kondisi Kurnia Meiga di kediamannya. Ini adalah pemeriksaan awal guna untuk mengetahui kondisi kesehatan Meiga. Mohon doa dari seluruh masyarakat dan pecinta bola untuk kesembuhan legenda kiper Timnas Indonesia. Amin," kata Erick dalam keterangan fotonya.

Biodata Kurnia Meiga

Kurnia Meiga Hermansyah lahir di Jakarta pada 7 Mei 1990.

Kurnia Meiga adalah adik kandung dari Achmad Kurniawan (AK) yang juga merupakan penjaga gawang dari Arema.

Arema tertarik padanya karena dia adalah pemain tim nasional Indonesia U-19.

Di awal karir di Arema, Meiga sempat menjadi kiper kedua setelah kakak kandungnya, Achmad Kurniawan.

Meiga hanya bermain untuk Arema selama masa karier profesionalnya.

Pertandingan terakhirnya adalah saat bertandang dan menang 1–2 dari Barito Putera pada Liga 1 2017, sebelum dia didiagnosa mengidap penyakit mata, Papilledema.

Pada Kompetisi 2008/2009 ia mendapatkan sanksi 12 bulan dan denda 30 juta dari Komdis PSSI, namun dipotong menjadi 5 bulan dan denda 30 juta oleh Komdis karena terkait kerusuhan saat melawan Bontang PKT.

Di Kompetisi ISL II 2009/2010, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik menyisihkan nama-nama seperti Aldo Bareto, Christian Gonzalez, dan Ricardo Salampessy.

Meiga pertama kali dipanggil tim nasional senior pada Kejuaraan Suzuki AFF 2010 sebagai penjaga gawang ketiga setelah Markus Haris Maulana dan Ferry Rotinsulu.

Dia melakukan pertandingan pertamanya untuk Indonesia pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2015 melawan Arab Saudi, ia kebobolan 2 gol pada pertandingan itu.

Pertandingan keduanya tercatat saat melawan Belanda, dia membuat penyelamatan gemilang pada babak pertama sebelum kebobolan dua gol oleh Siem de Jong dan satu gol oleh Arjen Robben.

Pada tahun 2016, ia menjalani trial bersama klub Jepang, Gamba Osaka. Namun setelah masa trialnya selesai, Meiga memutuskan untuk kembali bergabung dengan Arema Cronus.

Prestasi

Bersama Arema:
Liga Super Indonesia : 2009–2010[6]
Piala Gubernur Jatim: 2013
Piala Menpora : 2013
Inter Island Cup : 2014
Piala Presiden : 2017

Internasional

Indonesia U-23:
Medali perak Pesta Olahraga Asia Tenggara : 2011, 2013
Medali perak Pesta Olahraga Solidaritas Islam: 2013

Indonesia
Runner-up Kejuaraan AFF (2): 2010, 2016

Individu:
Pemain terbaik Liga Super Indonesia: 2009–2010
Penjaga gawang terbaik Kejuaraan AFF: 2016
Best XI Kejuaraan AFF: 2016
Best XI Federasi ASEAN: 2017

 

 

Baca juga berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved