seputar islam
Kumpulan Hadits Tentang Memuliakan Tamu dan Tetangga, Cara Memuliakan Menurut Islam dan Keutamaannya
Sesungguhnya orang yang berakhlak baik dalam memuliakan tamu, akan mendapat derajat kemuliaan orang yang banyak berpuasa dan mendirikan salat sunnah.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -– Kumpulan Hadits Tentang Memuliakan Tamu dan Tetangga, Cara Memuliakan Menurut Islam dan Keutamaannya.
Manusia adalah makhluk sosial. Itu berarti manusia tidak bisa hidup sendiri. Sunnatullah bahwa manusia membutuhkan manusia lainnya.
Karena itu cukup banyak hadits Rasulullah yang menceritakan adab bermasyarakat termasuk dengan tamu dan tetangga.
Bagi pemilik rumah, saat menerima orang lain sebagai tamu, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Seperti menyediakan hidangan dan minuman, bersikap sopan, menyilahkan duduk, dan sebagainya. Ada pula yang dijelaskan dalam hadits.
Berikut ini kumpulan hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga.
1. Memuliakan Tamu
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Latin Arab:
WA MAN KAANA YU’MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AAKHIRI
FALYUKRIM DHOIFAHU
Artinya:
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tidak membedakan si kaya dan si miskin
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
Artinya:
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
2. Mengasihi dan menghormati
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)
3. Mendapat Derajat Kemuliaan
Rasul SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang berakhlak baik dalam memuliakan tamu, akan mendapat derajat kemuliaan orang yang banyak berpuasa dan mendirikan salat sunnah." (Hadits Shahih)
Dalam hadits lain riwayat Abu Hurairah diceritakan: "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Sesungguhnya aku ini orang susah.' Beliau menyuruh ke rumah seorang istrinya, lalu istrinya itu berkata, 'Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak mempunyai apa-apa selain air.'
Kemudian beliau menyuruh lagi ke tempat istrinya yang lain, lalu ia pun berkata seperti itu. Hingga mereka semua berkata seperti itu, 'Tidak ada, demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak punya apa-apa selain air.'
Lalu beliau bersabda, 'Siapakah yang mau menjamu orang ini malam ini?' Seorang
laki-laki dari golongan Anshar berkata, 'Aku, ya Rasulullah.'
Orang itu berangkat dengan tamunya ke rumahnya, lalu berkata kepada istrinya, 'Muliakanlah tamu Rasulallah SAW ini."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Orang itu berkata kepada istrinya, 'Apakah engkau mempunyai suatu jamuan?' Istrinya menjawab, 'Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anakku.'
Laki-laki itu berkata, 'Lalaikan anak-anakmu dengan suatu hal. Jika mereka ingin makan malam, tidurkanlah mereka. Jika tamu kita telah masuk rumah, padamkanlah lampunya dan perlihatkan kepadanya bahwa kita sedang makan.' Lalu mereka duduk, sementara tamu itu makan. Maka, kedua suami istri itu meringkuk semalam (lapar).
Ketika menjelang pagi harinya, orang itu pergi menemui Nabi SAW. Lalu beliau bersabda, 'Allah benar-benar kagum terhadap perbuatan kalian terhadap tamu kalian tadi malam." (Muttafaq 'Alaih, HR Bukhari [7/90, 91, 8/484] & Muslim [2054])
Diterangkan dalam Syarah Raiyadhus Shalihin, hadits di atas menganjurkan untuk mementingkan orang lain atau tamu. Adapun memuliakan tamu merupakan akhlak yang baik dalam Islam, sebagaimana Allah SWT memuji perilaku sahabat Anshar dan istrinya itu dalam riwayat tersebut. Namun demikian, mencukupi diri sendiri dan keluarga lebih didahulukan karena hukumnya wajib.
Cara Memuliakan Tamu dalam Islam
Imam Al-Ghazali melalui kitabnya Ihya Ulumiddin menerangkan kesempurnaan memuliakan tamu seperti apa yang dianjurkan di sini. Yakni dengan cara; menyambutnya dengan wajah berseri dan bibir tersenyum, bersegera dalam memberi suguhan dan menjamunya, berbuat dan bertutur baik, juga mengucapkan selamat tinggal dengan hangat saat tamu hendak pulang.
Al-Auza'i pernah ditanya, "Bagaimana cara memuliakan tamu?" Ia menjawab, "Dengan bibir yang tersenyum dan berbicara yang baik."
Raghib As-Sirjani dalam buku Ihya 345 Sunnah Nabawiyah menyebutkan pula cara memuliakan tamu, "Memuliakan tamu mencakup menerima tamu dengan baik, menghadirkan rona wajah yang berseri-seri, menyuguhkan makanan dan minuman, duduk di tempat yang baik dan mempersilahkan tamu bermalam jika hal itu dibutuhkan hingga tiga hari."
Bermalam selama tiga hari di kediaman orang lain merupakan salah satu hak tamu, tetapi kembali lagi, apakah merepotkan dan menyusahkan tuan rumahnya atau tidak.Demikian bila hendak bermalam lebih dari tiga hari, maka kembali pula ke kedermawanan pemilik rumah.
Itulah penjelasan tentang kumpulan Hadits Tentang Memuliakan Tamu dan Tetangga, Cara Memuliakan Menurut Islam dan Keutamaannya.
Baca juga: Arti Haqqul Waladi Ala Walidihi An Yuhsina Ismahu, Hadits Nabi tentang Hak Anak atas Orangtuanya
Baca juga: Arti Akrimu Auladakum Wa Ahsinu Adabahum, Hadits tentang Memuliakan dan Mengajarkan Adab kepada Anak
Baca juga: Arti Kullukum Rain Wa Kullukum Masulun, Hadits Setiap Orang adalah Pemimpin & Diminta Tanggung Jawab
hadist tentang memuliakan tamu dan tetangga
hadits rasulullah tentang tetangga
hadits nabi tentang memuliakan tetangga
adab bertamu dalam islam
cara memuliakan tamu menurut islam
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
Materi Khutbah Jumat Hari Kemerdekaan Edisi 8 Agustus 2025, Khidmat dan Tersedia LINK PDF Disini |
![]() |
---|
2 Materi Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan Edisi 8 Agustus 2025, Khidmat dan Berkesan |
![]() |
---|
Doa Menjenguk Orang Sakit Berdasarkan Hadist, Lengkap Tulisan Latin, Arti dan Cara Membacanya |
![]() |
---|
Sholawat Burdah Lengkap 10 Pasal dalam Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Sebelum dan Sesudah Bekerja Lengkap Tulisan Latin Serta Artinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.