Mengapa Malam Satu Suro Tidak Boleh Keluar Rumah, Ini Penjelasannya Pemerhati Budaya

Malam 1 Suro yang jatuh pada tanggal 18 Juli 2023 ternyata memiliki mitos, salah satunya larangan keluar rumah.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
Tribun
Malam 1 Suro yang jatuh pada tanggal 18 Juli 2023 ternyata memiliki mitos, salah satunya larangan keluar rumah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Malam 1 Suro yang jatuh pada tanggal 18 Juli 2023 ternyata memiliki sejumlah mitos. Mitos paling populer dikalangan masyarakat jawa yakni larangan keluar rumah saat malam satu suro.

Masyarakat Jawa meyakini bahwa di malam tersebut terdapat beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan.

Maka tak heran ada orang yang berdiam diri di rumah karena mitos tersebut.

Melansir dari TribunJogja.com orang yang memiliki weton tertentu akan mendapatkan kesialan karena dilarang keluar rumah.

Baca juga: Doa Niat Mandi Wajib/Keramas Malam Satu Suro 2023 Lengkap Tata Cara untuk Laki-laki dan Perempuan

Tidak hanya itu pada malam 1 Suro diyakini kalau ada orang yang bersekutu dengan makluk tak kasat mata untuk mendapatkan kekayaan hingga menambah kesaktian.

Malam 1 Suro yang jatuh pada tanggal 18 Juli 2023 ternyata memiliki mitos, salah satunya larangan keluar rumah.
Malam 1 Suro yang jatuh pada tanggal 18 Juli 2023 ternyata memiliki mitos, salah satunya larangan keluar rumah. (Tribunsumsel.com)

Dilansir Tribun Jatim, Pemerhati Budaya sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) SUrakarta, Tundjung W Sutirto menerangkan larangan malam satu suro.

Dikatakan Tundjung W Sutirto kalau mitos larangan keluar rumah saat malam satu suro bertentangan dengan tradisi keraton.

Pada malam satu suro berkaitan dengan perjanjian Abiproyo.

Perjanjian Abiproyo adalah perjanjian antara Penembahan Senopati (Raja Mataram) dengan Nyai Roro Kidul.

Disebutkan kalau Nyai Roro Kidul akan membantu Kerajaan Mataram dari musuh.

"Maka, ketika masyarakat Jawa saat malam Suro itu ke keraton dianggap sebagai kawula Mataram yang akan terlindungi dari marabahaya dibandingkan jika hanya keluar rumah tanpa tujuan," ujar Tundjung saat dihubungi Kompas.com

Mitos lainnya mengenai larangan keluar rumah karena akan sial bertemu dengan pasukan dari Nyi Roro Kidul yang menuju keraton atau ke Gunung Merapi.

Jadi itu penjelasan mengenai larangan keluar saat malam satu suro.

Baca juga: 5 Mitos Larangan Malam Satu Suro yang Perlu Diketahui, Tidak Diperbolehkan Pindah Rumah

Kirab Pusaka Istana saat malam 1 Suro 2023.

Selain ada mitos larangan keluar malam satu suro ada juga Kirab Pusaka Istana saat malam 1 Suro 2023.

Dikutip Kompas.com, Kirab ini dilakukan di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah dalam rangka menyambut tahun baru Jawa 1 Suro pada Selasa (18/7/2023) malam.

Kirab dimulai pada pukul 19.00 WIB dengan mengirab puasaka dalem mengelilingi Pura Mangkunegaran.

Dikutip dari laman resmi Pura Mangkunegaran, acara Kirab Pusaka akan dimulai pada pukul 19.00 WIB. Rute kirab adalah mengitari Istana Mangkunegaran. Dari Istana Mangkunegaran, rombongan keluar melalui pintu selatan di Jalan Ronggowarsito, lalu belok kanan menuju perempatan Atria.

rombongan kirab belok kanan melintasi Jalan RM Said dan Jalan Teuku Umar dan belok kanan di perempatan Ronggowarsito. Rombongan kirab kemudian masuk kembali ke Istana Mangkunegaran melalui pintu selatan yang sama seperti ketika berangkat.

Kebo bule sebagai sarana kirab

Setiap malam 1 Suro, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo, Jawa Tengah, juga menggelar kirab pusaka.

Kirab ini juga bertujuan untuk meminta keselamatan dan sebagai sarana introspeksi agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Acara ini identik dengan penggunaan kerbau (kebo) bule sebagai sarana kirab. Kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kyai Slamet.

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, kebo bule Kyai Slamet bukanlah hewan sembarangan. Pasalnya, hewan ini adalah kesayangan Paku Buwono II sejak ia masih berkuasa di Keraton Kartasura. Adapun alasan disebut kebo bule karena warna kulit hewan tersebut adalah putih agak kemerah-merahan. Mirip dengan warna kulit orang bule, tidak seperti warna kulit kebo pada umumnya yaitu mayoritas abu-abu gelap.

Sampai saat ini, tiap kali keraton mengadakan kirab pada malam 1 Sura, kebo-kebo bule tersebut masih digunakan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved