Berita Palembang

Jejak Langkah Maestro Tari Sumatera Selatan Anna Kumari, Kisahnya Dijadikan Film Dokumeter

Masayu Anna Kumari merupakan maestro tari asal Sumsel, kisah perjalanan hidup dijadikan film dokumenter.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Masayu Anna Kumari merupakan maestro tari asal Sumsel, kisah perjalanan hidup dijadikan film dokumenter. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masayu Anna Kumari merupakan maestro tari asal Sumatera Selatan (Sumsel).

Di usia senjanya tak menyurutkan semangatnya untuk berkarya, bahkan kini kisah perjalanan hidupnya dibuat film dokumenter.

"Meskipun sudah tidak bisa berjalan, semangat saya tetap ada. Saya sangat bahagia, dalam usia diujung senja masih dihormati," kata Anna Kumari diacara Gala Premiere Pemutaran Film A Documentary Film Anna Kumari di CGV Soma, Selasa (18/7/2023)

Menurut wanita kelahiran 10 November 1945 ini, sangat terharu di usia 77 tahun mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesi dan dibuatkan film dokumenter.

"Harapannya tradisi yang ada di Palembang ini diteruskan. Seperti tidak menggunakan kata aku, melainkan pakai saya atau nama," kata pemilik Rumah Budaya Nusantara Dayang Merindu Palembang Sumsel Dan Sanggar, Hj Masayu Anna Kumari.

Baca juga: 3 Pelaku Pengeroyokan Siswa SMK Bina Jaya Diamankan Tidak Ditahan, 5 Pelaku Lain Masih Diburu

Sementara itu Sutradara A Documentary Film Anna Kumari, Rillo mengatakan, untuk produksi film ini kurang lebih delapan bulan. Syutingnya di seluruh Kota Palembang, terutama tempat wisata.

"Film ini berisikan dokumentasi tari-tarian dan perjalanan hidup Anna Kumari dari kecil sampai sekarang. Dari dia pertama mengenal tari belajar dari ayahnya yaitu tari Gending Sriwijaya, namun dia baru mulai nari di tahun 1960 an," katanya

Menurut Rillo, banyak karya-karya yang dihasilkan oleh Anna Kumari seperti dulu selama delapan tahun berturut-turut ada event festival tari masal. Itu diikuti bisa sampai 1.800 orang penari.

"Anna Kumari juga sudah go internasional, jadi guru tari di Singapura dan lain-lain. Kemudian untuk songket sampai ke Jepang, dan bahkan ada karya tarinya yaitu tepak keraton yang dibawa kan untuk menyambut tamu," katanya

Masih kata Rillo, Anna Kumari ini mengubah imej seorang penari. Kalau dahulu kala penari itu seperti ronggeng dan identik dengan saweran, nah ia membuat citra tari tidak seperti itu, dia bersihkan citra negatif tari.

"Dalam film ini durasinya 54 menit yang berisikan dokumeter dari Anna Kumari, dan narasumber ada 10 orang, termasuk anak-anaknya dan keluarganya," ungkapnya

Rillo menambahkan, untuk yang berminat untuk nonton film A Documentary Film Anna Kumari, Jejak Langkah Maestro Tari Sumatera Selatan ini bisa menghubungi Instagram @happysaka_production.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved