Berita Bulutangkis

Sosok Mutiara Ayu Puspitasari, Cetak Sejarah Bagi Indonesia di Kejuaraan Asia Junior 2023 Sejak 1997

Berhasil menjadi juara, Mutiara menyebutkan jika mentalitas selalu percaya dengan potensi diri sendiri menjadi salah satu kunci.

Editor: Slamet Teguh
Instagram @badminton.ina
Sosok Mutiara Ayu Puspitasari, Cetak Sejarah Bagi Indonesia di Kejuaraan Asia Junior 2023 Sejak 1997 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nama Mutiara Ayu Puspitasari berhasil menciptakan sejarah bagi Indonesia di Kejuaraan Asia Junior 2023.

Menjadi satu-satunya wakil Indonesia di final, Mutiara berhasil menjadi juara dinomor tunggal putri.

Ini juga menjadi yang luar biasa, karena Mutiara merupakan atlet pertama yang berhasil menjadi juara di nomor tunggal putri Kejuaraan Asia Junior 2023 sejak berlangsung dari tahun 1997.

Berhasil menjadi juara, Mutiara menyebutkan jika mentalitas selalu percaya dengan potensi diri sendiri menjadi salah satu kunci.

Raut wajah percaya diri telah menjadi ciri khas Mutiara saat bertanding di lapangan.

Memang, penampilannya tak selalu sempurna. Kekalahan pun bukan hal yang asing bagi pemain asal Ngawi, Jawa Timur, ini, termasuk saat Kejuaraan Asia 2023.

Mutiara sempat tersandung saat dikalahkan pemain China, Xu Wen Jing, dengan skor telak 12-21, 10-21 saat event beregu campuran.

Diharapkan menang karena unggul di atas kertas, Mutiara malah menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang kalah saat pertandingan ini.

Namun, tidak perlu waktu lama baginya untuk bangkit.

Dalam delapan pertandingan yang dijalaninya di GOR Amongoro pekan ini, baik beregu maupun perorangan Mutiara tak pernah kalah.

Kepercayaan diri Mutiara bertambah setelah mengalahkan juara dunia junior, Tomoka Miyazaki (Jepang), saat final beregu.

Remaja yang sudah punya dua gelar turnamen International Series itu tak terbendung hingga akhirnya mencetak medali emasnya.

Mutiara menjadi juara tunggal putri setelah mengalahkan Kim Min-ji (Korea Selatan) dengan skor 21-11, 21-17 dalam partai final di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (16/7/2023).

Keberhasilan Mutiara ini sekaligus mengakhiri penantian Indonesia.

Sejak Kejuaraan Asia Junior pertama kali digelar pada 1997, Indonesia belum pernah memiliki sosok pemenang di tunggal putri.

Torehan positif sekaligus menjadi pembuktian Mutiara terhadap dirinya sendiri bahwa semuanya mungkin jika dia percaya.

"Beberapa pertandingan sebelumnya hasil saya kurang bagus dari apa yang saya harapkan, tapi balik lagi ternyata kalau saya mau dan yakin, saya masih bisa," katanya kepada awak media dan BolaSport.com seusai pertandingan.

"Pastinya saya sendiri merasa sangat bangga dan enggak menyangka (menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang menjadi Juara Asia Junior)."

"Apalagi tadi ketika game dan saya bisa menang straight game itu benar-benar rasanya kayak mimpi," imbuhnya.

Baca juga: Rekap Final Badminton Asia Junior Championships 2023: Mutiara Cetak Sejarah, Indonesia Segel 1 Gelar

Baca juga: Live iNews TV Korea Open 2023 : Indonesia Hanya Kirimkan 9 Wakil, 12 Wakil Lainnya Mundur

Kemenangan Mutiara pada pertandingan kali ini sebenarnya tidak diraih dengan mudah.

Pemain binaan PB Djarum ini menghadapi kenangan buruk karena kalah saat terakhir kali bertemu Kim Min-ji saat Korea Junior Open International Challenge 2019.

Kepercayaan diri Mutiara terus pulih. Perbekalannya kian komplet karena mengalahkan kembaran Kim Min-ji yaitu Kim Min-sun pada babak 16 besar.

"Secara permainan enggak terlalu banyak berubah," terangnya tentang gaya bermain lawan dibanding ketika saling berhadapan empat tahun silam.

"Pada dasarnya intinya sama, ditambah lagi sebelumnya saya bertemu dengan kembarannya dan setelah saya perhatikan permainannya ternyata enggak beda jauh sih."

Start kurang mulus pun tak menghentikan Mutiara. Sempat tertinggal 1-6, perlahan tapi pasti Mutiara mengambil alih kendali.

"Mungkin lawan sendiri merasa tertekan karena saya sendiri juga merasakan beban yang sama. Pastinya dia juga merasakan beban yang sama gitu," ucap Mutiara.

"Saat poin-poin pertama saya ketinggalan karena masih merasa tegang dan kurang menguasai suasana sih."

Adapun problem terakhir Mutiara adalah kondisi fisik. Tubuhnya diuji dengan 10 pertandingan yang harus dijalaninya dalam rentang waktu 12 hari.

Untungnya, Asep Suharno selaku pelatih tunggal putri pratama mampu mengarahkan fokus Mutiara ke pertandingan.

"Karena coach Asep sudah tahu kondisi saya yang gak prima jadi dia lebih ke menjaga gimana saya tetap fokus di lapangan dan menikmati permainan," kata Mutiara.

"Kalau kondisi saat perorangan saya mengakui kalau saya sudah cukup rentan."

"Paha saya sudah sakit. Tapi balik lagi karena saya sudah sampai ke final rasanya kayak sayang aja kalau sampai enggak bisa juara sih."

Mutiara mempersembahkan gelarnya kepada keluarga, pelatih, PBSI, serta masyarakat yang telah mendukungnya di GOR Amongrogo.

Torehan prestasi lain pun ingin diraih Mutiara ke depannya. Dia sadar bahwa perjuangannya di karpet hijau jauh dari kata selesai.

"Terus meningkatkan kualitas permainan karena mungkin di junior saya tahu seberapa kuat lawan-lawannya. Saya akan lebih improve lagi buat ke senior," sahutnya.

"Targetnya WJC (Kejuaraan Dunia Junior) di bulan Oktober nanti, saya harap, dengan menjadi juara di sini bisa menjadi modal tersendiri buat saya baik di beregu maupun di perorangan."

 

Artikel ini telah tayang di Bolasport.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved