Berita Internasional

Gedung Markas Militer Rusia di Rostov Dikuasai Tentara Bayaran Wagner, Perang Saudara Rusia Pecah

Tentara bayaran Wagner dikabarkan menguasai gedung markas militer selatan pasukan Rusia di kota Rostov-On-Don, sabtu (24/6/2023).Aksi pengambih alih

|
Editor: Moch Krisna
Screenshoot Youtube The Sun
Pasukan Tentara Bayaran Wagner menguasai kota Rostov 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Tentara bayaran Wagner dikabarkan menguasai gedung markas militer selatan pasukan Rusia di kota Rostov-On-Don, sabtu (24/6/2023).

Aksi pengambih alihan dilakukan setelah Tentara Bayaran Wagner umumkan balik 'bermusuhan' dengan Rusia.

Setelah sebelumnya dituding sebagai pengkhianat dan pemberontak oleh Vladimir Putin.

Melansir dari Tribunnews.com, Yevgeny Prigozhin selaku pimpinan Wagner menyebut anggota menguasai gedung tersebut tanpa ada satu tembakan pun yang dilepas.

"Tanpa melepaskan tembakan, kami merebut gedung markas. Kami tidak mengganggu pekerjaan satu orang pun," kata Prigozhin.

Selain mengabarkan telah merebut Gedung Markas Militer Selatan, Prigozhin juga menyebut alasannya melakukan aksi ini.

Dirinya mengatakan, aksinya ini adalah bentuk dari pencarian keadilan.

Wagner, sebut Prigozhin, telah ditembaki oleh artileri dan helikopter Rusia.

Meski begitu, pasukannya berhasil lolos dari tembakan pasukan Rusia tanpa tembakan balasan.

"Mengapa negara mendukung kami? Karena kami pergi dengan pawai keadilan. Kami diserang sejak awal oleh artileri dan kemudian oleh helikopter, dan kami lolos tanpa satu tembakan pun," kata Prigozhin.

Prigozhin juga menyebut, perebutan Gedung Markas Militer Selatan di Kota Rostov ini tanpa melukai satu orang pun.

Bahkan, Prigozhin menyebut pasukan wajib militer juga tak diganggu oleh Wagner.

"Kami tidak menyentuh satu pun wajib militer. Kami tidak membunuh satu orang pun di sepanjang jalan," ucap Prigozhin.

Meski Prigozhin mengklaim tidak ada tembakan dalam perebutan gedung ini, media Rusia melaporkan adanya suara tembakan dan ledakan terdengar di luar markas Distrik Militer Selatan.

Seorang pejabat senior yang ditunjuk Rusia di Ukraina, Vladimir Rogov mengatakan bahwa Wagner telah menakut-nakuti warga sipil agar menjauh dari zona penjagaan.

"Suara ledakan dan tembakan di markas Distrik Militer Selatan, kemungkinan besar, adalah petasan atau paket bahan peledak," ujar Rogov melalui Telegramnya.

"Mereka (Wagner) meledak itu untuk menakut-nakuti warga sipil agar menjauh dari zona penjagaan," lanjutnya.

Rogov mengatakan detasemen Wagner telah menuntut warga sipil pindah 2 kilometer dari markas.

Rogov juga mengatakan bahwa detasemen pertama pasukan khusus Chechnya telah terlihat di Rostov.

Dituduh Kudeta

Hubungan antara Rusia dan grup tentara bayaran Wagner memanas dan terancam bakal adanya perang saudara di negara itu.

Otoritas Rusia menuduh pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin berusaha melakukan kudeta dengan memulai konflik sipil.

Mereka pun meminta agar Prigozhin segera ditangkap.

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (24/6/2023), berdasarkan penyelidikan Dinas Keamanan Rusia (FSB), Prigozhin telah melakukan seruan untuk melakukan pemberontakan bersenjata.

Hal tersebut terjadi setelah sosok yang sempat disebut orang dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin itu menuduh Moskow menyerang pasukannya dengan rudal mematikan.

Ia pun bersumpah akan membalas serangan tersebut.

Prigozhin pun berusaha mendesak Rusia untuk bergabung dengan pasukannya dan menghukum kepemimpinan militer Moskow.

Hal itu pun disebut sebagai tantangan paling berani terhadap Putin sejak dimulainya serangan di Ukraina tahun lalu.

(*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved