Berita Nasional

Penyebab Muhammad Fajri Pria 300 Kg Meninggal Dunia, Alami Sesak Napas dan Komplikasi Beragam

Saat datang ke RSCM kondisi Fajri mengalami sesak napas dan komplikasi yang beragam.

warta kota/gilbert sem sandro - IST
Pria obesitas asal Kota Tangerang Muhammad Fajri meninggal dunia di RSCM, Kamis (22/6/2023). Fajri dinyatakan menderita komplikasi sehingga tim dokter kesulitan mengatasinya. 

Disebutkan juga, peredaran darah Fajri tidak mengalir normal sehinggga menimbulkan gumpalan-gumpalan di kaki, betis dan lainnya.

Nasib Muhammad Fajri, Pria 300 Kg yang Harus Dievakuasi dengan Forklift, Obesitas Sejak Umur 11
Nasib Muhammad Fajri, Pria 300 Kg yang Harus Dievakuasi dengan Forklift, Obesitas Sejak Umur 11 (IST)

Ini yang harus kita bereskan dulu. Sudah terlalu lama tidak bergerak pasti permasalahannya selain luka-luka yaitu sirkulasi tubuhnya itu menimbulkan ada gumpalan darah," terang Lies.

Nantinya, setelah kondisi Fajri stabil maka RSCM bakal memberikan tindakan untuk menurunkan berat badannya.

Terlebih kini, Fajri bernafas harus dibantu oleh ventilator dan tidak mungkin dilepas.

"Kami sedang berpikir untuk penanggulan kegemukan dengan teknologi lebih canggih, apakah dengan operasi lambung atau ususnya," lanjutnya.

Kondisi Langka

Dokter Spesiali Gizi dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK. menyebut, kasus Fajri tergolong langka.

Lantaran tidak umumnya ukuran tubuh untuk seseorang dewasa.

Nurul memaparkan, pada seseorang yang obesitas atau gemuk itu terjadi gangguan respons rasa kenyang dan lapar.

Karena itu, mekanisme kenyang menjadi lebih berkurang.

Pria bernama Muhammad Fajri jadi sorotan karena memiliki bobot tubuh 300 kg. disebabkan karena Fajri yang kini berusia 27 tahun mengalami obesitas
Pria bernama Muhammad Fajri jadi sorotan karena memiliki bobot tubuh 300 kg. disebabkan karena Fajri yang kini berusia 27 tahun mengalami obesitas (Tribunjakarta.com/kolase)

Sehingga inginnya makan terus.

"Ini sebetulnya cukup langka karena sangat besar ya jadi tidak umum bentuk tubuhnya," ujarnya.

"Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa kenyang dan laparnya itu tetap seimbang," imbuhnya.

"Namun, tampaknya karena pasien ini juga tidak banyak bergerak karena kondisi, sehingga makin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk di tubuhnya," tandas Nurul.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved