Berita Palembang

HEBOH Wisuda TK Hingga SMA Diprotes, Begini Respon Pengamat Pendidikan Sumsel

Wisuda TK hingga SMA ramai diprotes, pengamat pendidikan Sumsel ikut buka suara.

Tribunsumsel.com
Pengamat Pendidikan Sumsel merespon soal tren wisuda TK hingga SMA yang kini ramai diprotes 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pengamat pendidikan di Sumatera Selatan ikut berkomentar soal protes tren wisuda bagi anak TK hingga SMA kini sedang mewarnai jagad sosial media.

Diketahui, banyak orang tua yang merasa keberatan dengan adanya wisuda anak TK hingga SMA.

Sebab seyogyanya, menurut mereka wisada hanya berlaku bagi mahasiswa yang lulus perguruan tinggi.

Terkait hal tersebut, Pengamat Pendidikan Prof Drs H M Sirozi MA PhD mengatakan, sebenarnya tidak ada larangan untuk menggelar wisuda bagi anak TK hingga SMA.

Hanya saja memang lazimnya, wisuda dilakukan untuk tingkat perguruan tinggi.

"Hanya trendnya saat ini tingkat TK pun memberikan istilah wisuda. Sebenarnya tidak masalah juga, hanya saja apakah itu penting?," kata Profesor Sirozi saat dikonfirmasi, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Isi Status Terakhir WA Aipda Paimbonan Polisi Tewas di Musi Rawas, Ungkap Alasan Hidup Jadi Bermakna

Menurutnya, tidak penting pakai istilah wisuda karena terkesan dilebih-lebihkan.

Selain itu orang tua seperti jadi kurang fokus untuk keberlangsungan sekolah anaknya.

Untuk itu menurutnya, saat kelulusan penting sekali pihak sekolah dan orang tua menciptakan komunikasi dan kondisi untuk membicarakan kelanjutan pendidikan anak, misal lulus TK sebaiknya ke SD mana.

Kalau lulus SD sebaliknya ke SMP mana dan seterusnya.

Supaya perjalanan pendidikan anak bisa berlanjut sesuai potensi bakat dan minat anak.

"Apalagi ada biaya, sedikit banyak pasti terbebani. Misal acara perpisahan di hotel pasti ada biaya. Mengapa itu tidak terlalu penting, itu mengajarkan anak yang seremonial," katanya

Menurutnya, saat perpisahan seperti berlomba-lomba berpakaian bagus dan lain-lain.

Maka anak-anak berpikir mereka dalam suatu masyarakat yang ada unsur kemewahannya.

"Bukan dilarang, tapi tidak penting. Cukup acara perpisahan saja, di sekolah dan nggak perlu di hotel atau tempat lainnya supaya anak-anak terbiasa hidup sederhana," pesannya

Menurutnya, sekolah harus jadi yang terdepan untuk mencontoh kesederhanaan.

"Bukan hanya pintar ilmu ataupun menguasai teknologi tapi harus punya karakter, sikap, prilaku yang renda hati, disiplin dan berempati," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved