Arti Kata Bahasa Arab

Arti Idul Adha dan Apa Bedanya dengan Idul Fitri, Berikut Amalan-amalan Sunnah di Hari Idul Adha

Idul FItri dan Idul Adha mempunyai ciri khas masing-masing. Ada kesamaan dan ada perbedaannya. 

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Idul Adha dan Apa Bedanya dengan Idul Fitri, Berikut Amalan Sunnah di Hari Idul Adha. 

TRIBUNSUMSEL.COM --Arti Idul Adha dan Apa Bedanya dengan Idul Fitri, Berikut Amalan Sunnah di Hari Idul Adha.


Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua hari besar dalam agama Islam yang diperingati sekali dalam setahun.

Masing-masing memiliki arti dan keutamaannya sendiri dan juga memiliki amalan sunnah yang berbeda.

Idul Fitri artinya kembali suci sebagai makna bagi orang-orang yang ikhlas dan berhasil melaksanakan puasa Ramadhan dan amalan lainnya.

Idul Adha

Secara bahasa, "Idul" atau "id" berasal dari kata  ada yang artinya "kembali" 

Sedangkan kata "Ad-ha" (اضحى) merupakan jamak dari "ad-hat" yang berasal dari kata "ud-hiyah" yang artinya kurban.

Dengan demikian, Idul Adha dapat diartikan kembali berkurban atau hari raya penyembelihan hewan kurban.

Idul Adha adalah hari peringatan peristiwa kurban Nabi Ibrahim a.s. yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah SWT.

Idul FItri dan Idul Adha mempunyai ciri khas masing-masing. Ada kesamaan dan ada perbedaannya. 

Kesamaannya, antara lain disunnahkan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid di malam hari raya atau dikenal dengan nama takbiran. Hanya saja hari raya takbiran hanya dilakukan satu hari. Sedangkan di hari Idul Adha, disunnahakn dilakukan tiga hari berturut-turut.

Hari raya Idul Fitri misalnya ditandai dengan saling bermaaf-maafan, berkunjung ke sanak famili dan para kerabat.

Di hari raya Idul Adha, pun saling memaafkan tapi bukan menjadi inti ibadah.

Hari raya Idul Adha yang dikenal dengan hari raya kurban atau hari raya haji, karena pada hari itu kegiatan kurban dan ibadah haji dilaksanakan.

Lalu di hari Idul Adha dan Idul fitri sama-sama ada sunnah mandi hari raya, memakai pakaian yang bersih dll.

Berikut ini penjelasan amalan-amalan sunnah yang dianjurkan oleh para ulama selama Idul Adha.


1. Mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid

mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushala dan rumah-rumah pada malam hari raya. Dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada hari raya Idul Adha dan sampai hari terakhir tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq.


Karenanya, pada malam tersebut dianjurkan mengagungkan, memuliakan dan menghidupkannnya. Anjuran ini sebagaimana terdapat dalam kitab Raudlatut Thalibin:


فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Artinya: Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.


Sebagian ulama ahli fiqih ada yang memberi keterangan tentang beribadah di malam hari raya, yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib dan isya berjamaah, sampai dengan melaksanakan shalat subuh berjamaah.


2. Mandi untuk shalat id

Sebelum berangkat ke masjid. Hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh. Dikarenakan tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar. Maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik.


يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

Artinya: Disunahkan mandi untuk shalat id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, ata pertengahan malam.


Kesunahan mandi adalah untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan akan berangkat melaksanakan shalat id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’i sehingga tidak bisa melaksanakan shalat id.


3. Memakai wewangian

Disunnahkan memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak. Hal itu untuk memperoleh keutamaan hari raya.


Pada hakikatnya hal-hal tersebut boleh dilakukan kapan saja, ketika dalam kondisi yang memungkinkan, dan tidak harus menunggu datangnya hari raya. Misalnya saja sepekan sekali saat hendak melaksanakan shalat Jumat.


Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunah ini:


والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب


Artinya: Disunahkan pada hari raya id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak. Karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunahkan juga memakai wangi-wangian.


4. Memakai pakaian yang paling baik

Mengenakan pakaian terbaik lagi bersih dan suci jika memilikinya. Jika tidak ada, maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci. Dalam kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan:


وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Artinya:

Disunahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.


Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik. Bahwa riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA:


كَانَ يلبس في العيد برد حبرة

Artinya: Rasulullah SAW di hari raya id memakai burda hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman).


5. Berjalan kaki menuju masjid untuk sholat ied

Ketika menuju ke masjid atau pun tempat shalat id hendaklah berjalan kaki karena hal itu lebih utama. Sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja berangkat dengan menggunakan kendaraan.


Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW riwayat dari Ibnu Umar:


كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا


Artinya: Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat id dengan berjalan kaki, begitu pun ketika pulang tempat shalat id.


Selain itu dianjurkan juga berangkat lebih awal supaya mendapatkan shaf atau barisan depan. Sembari menunggu shalat id dilaksanakan bisa bertakbir secara bersama di masjid dengan jamaah yang telah hadir.


Imam Nawawi dalam kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut:


السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة


Artinya: Bagi yang hendak melaksanakan shalat id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki. Sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Disunahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat.


6. Makan setelah sholat ied

Disunnah makan setelah selesai melaksanakan shalat id. Hal ini berbeda dengan hari raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan shalat id.


Pada masa Nabi SAW, makanan tersebut berupa kurma yang jumlahnya ganjil, entah itu satu biji, tiga biji ataupun lima biji. Karena makanan pokok orang Arab adalah kurma. Jika di Indonesia makanan pokok adalah nasi, akan tetapi jika memiliki kurma maka hal itu lebih utama. Dan jika tidak mendapatinya, maka cukuplah dengan makan nasi atau sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu.


عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع


Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.


Diriwayatkan juga dari sahabat Anas RA:


انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا


Artinya: Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.

Memakan kurma bila tersedia. Akan tetapi jika tidak mendapati kurma, bolehnya makan dengan yang lain, misalnya nasi bagi rakyat Indonesia, disesuaikan dengan makanan pokok daerah tertentu.


Itulah Arti Idul Adha dan Apa Bedanya dengan Idul Fitri, Berikut Amalan Sunnah di Hari Idul Adha.

Baca juga: Materi Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah Idul Adha 1444 H/2023, Singkat dan Sangat Menyentuh, Ada PDF

Baca juga: 6 Amalan Sunnah bulan Dzulhijjah Jelang Hari Raya Idul Adha 2023, Mulai dari Puasa Hingga Kurban

Baca juga: Arti Adha, Idul Adha, Idul Qurban Adalah, Disebut Juga Lebaran Haji dan Hari Nahr, inilah Maknanya

Baca juga: Pengertian Hari Arafah, Berikut Amalan Sunnah di Hari Arafah Bagi yang tidak Menunaikan Ibadah Haji

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved