Berita Sepakbola

Kurnia Meiga Dicarikan Alat Bantu Penglihatan, Dokter Temukan Kelainan di Mata : Kiri Paling Parah

Tim dokter dari RSPP akhrinya memberikan penjelasan terkait masalah pada penglihatan Kurnia Meiga eks kiper timnas Indonesia.

Editor: Moch Krisna
Kolase/Instagram Erick Thohir
Kurnia Meiga Eks Kiper Timnas Indonesia Bakal Diberikan Alat Bantu Penglihatan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Tim dokter dari RSPP akhrinya memberikan penjelasan terkait masalah pada penglihatan Kurnia Meiga eks kiper timnas Indonesia.

Melansir dari Bolasport.com, Rabu (31/5/2023) dalam keterangan yang diunggah di laman Instagram Erick Thohir (@erickthohir), ditemukan kelainan di bagian mata.

Mata sebelah kiri dianggap paling parah meski bagian kanan juga terdapat kelainan.

Pemeriksaan yang sudah dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan mata, dan laboratorium.

"Pada saat kita periksa dengan tim, kita menemukan kelainan."

"Yaitu terutama kelainan mata, jadi yang menonjol sebelah kiri, tapi yang sebelah kanan pun ada kelainan."

"Pemeriksaan yang dikakukan mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan matanya sendiri, laboratorium dan radiologi," ungkap tim dokter dari RSPP.

Sementara itu, Ketum PSSI Erick Thohir, menjelaskan bahwa selanjutnya akan diberikan bantuan untuk Kurnia Meiga.

Salah satunya adalah terkait alat bantu agar penglihatan Meiga bisa lebih baik.

"Tadi tim dokter sudah lapor ke saya, Meiga dan keluarga harus mulai disiplin makan-makanan yang sehat."

"Akan dicarikan alat bantu untuk supaya bisa menjaga penglihatannya stabil," kata Erick Thohir.

Diagonosis Idap Penyakit Papilledema

Sebelumnya Kurnia Meiga sempat diagnosis mengidap penyakit Papilledema atau penyakit pembengkakan saraf mata.

Direktur Rumah Sakit Mata Permana Sari dr Hadien Subardi, Sp.M mengatakan, Papilledema adalah pembengkakan saraf mata yang disebabkan kenaikan tekanan intrakanial.

Normalnya tekanan Intrakanial berkisar antara 100-200mmH2O.

Tekanan itu tidak tergantung pada berat badan dan tinggi badan.

Kemudian sedikit lebih tinggi apabila batuk, bersin, mengejan dan menahan napas.

Kenaikan tekanan intrakanial dapat disebabkan tumor otak, abses otak, pendarahan subdural, hidrosefalus, malformasi arteriovenosa, dan hipertensi maligna.

Kenaikan tekanan intrakanial dapat terjadi melalui enam mekanisme.

Pertama, kenaikan jumlah total jaringan intrakanial oleh lesi desak ruang.

Kedua, Kenaikan volume jaringan intrakanial karena edema otak tifus atau lokal.

Ketiga, pengurangan volume total pada kubah tengkorak akibat penebalan tulang tengkorak.

Keempat, sumbatan aliran cairan serebrsopinalis di sistem ventrikel (hidrosefalus obstruktif atau nonkomunikans) atau pada granulasio arakhnoid (hidrosefalus nonobstruktif atau komunikus).

Kelima, pengurangan penyerapan cairan serebrospinalis karena sumbatan atau gangguan aliran keluar venosa baik intrakanial maupun ekstrakanial.

Terakhir, kenaikan produksi cairan serebrosinalis atau tumor intrakanial sehingga absorbsinya tidak cukup untuk mempertahankan intrakanial yang normal.

Kemungkinan urutan kejadian yang menyebabkan papiledema pada pasien yang mengalami intrakanial adalah kenaikan tekanan cairan serebrospinal subarahnoid intrakanial, kenaikan tekanan cairan serebrospinal pada selubung nervus optikus.

Urutan lainnya kenaikan tekanan jaringan nervus optikus, stasis aliran aksoplasma, pembengkakan serabut saraf didiskus optikus, perubahan vaskular yang tampak pada oftalmoskopi.

"Papilledema akan menyebabkan gangguan transport akson, dan gangguan ini tergantung pada beratnya papieldema. Jika terjadi berkepanjangan, papieldema akan menyebabkan kematian sel-sel ganglion," ujar dr Hadien.

Terkait gejala atau tanda terkena Papiledema ia menyampaikan ada enam. Pertama, biasanya bersifat bilateral yaitu keterlibatan dua mata.

Kedua, pada awalnya visus biasanya normal tetapi lama kelamaan visus akan turun.

Ketiga, terjadi serangan serangan obsurkasi yaitu kekaburan yang lebih berat saat tekanan intrakanial tinggi, yang biasanya terjadi dipagi hari.

Imbasnya, pasien merasakan kekaburan yang lebih berat yang akan berkurang pada saat dia bangun. Keempat, kelainan lapang pandangan berupa peleburan bintik buta.

Selain itu apabila papiledema terus berlangsung dan memberat, dapat terjadi berbagai bentuk kelainan lapang pandang seperti skotom arkuata, nasal step, konstriksi, sisa temporal, dan bahkan kebutaan total.

Kelima, pada pemeriksaan oftalmoskopis, didapatkan papil yang menonjol karena membengkak.

Pembengkakannya (elevasi) biasanya lebih besar dari tiga dioptri, disertai pembuluh darah yang berkelok kelok dan pendarahan papil, serta kelainan ini adalah bilateral.

Keenam, kalau papiledema berlangsung lama, maka akan terjadi atrofi papil yang pucat dan kabur.

Atrofi papil sekunder ini disebabkan adanya proliferasi sel sel glia yaitu astrosit yang berlebihan.

Waktu yang diperlukan dari papiledema menjadi atrofi papil tergantung beratnya dan menetapnya kenaikan tekanan intrakanial.

Penderita Tidak Menyadari

Papilledema bisa terkena dari bayi hingga dewasa, tergantung penyebabnya.

Namun mirisnya kebanyakan, penderita papiledema tidak menyadari kalau ia sedang menderita penyakit itu.

dr Rani Himayani Sp.M dari Lampung Eye Center mengatakan, para penderita itu baru menyadari terkena papilledema saat sudah mencapai tahap kronik.

Saat sudah sadar mereka baru datang ke dokter untuk berobat.

Penderita Papilledema yang terjadi pada usia produktif dan tidak mendapat penanganan segera akan berdampak turunnya kinerja dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Papilledema tersebut lambat disadari penderita karena peningkatan tekanan intrakanial yang disebabkan adanya tumor atau non tumor seperti infeksi, cedera kepala yang menyebabkan perdarahan otak karena kecelakaan.

Eks Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga (KOMPAS/Wawan H Prabowo - Instagram Erickthohir)
"Penderita tidak menyadari kalau adanya massa tumor atau cedera kepala juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakanial yang memicu papiledema".

"Pasien baru tahu setelah papiledema sudah sampai tahap kronik dan penglihatan sudah buruk" kata dr Rani.

Dokter yang juga dosen Fakultas Kedokteran Unila itu sangat menyarankan masyarakat untuk dan memahami gejala papiledema.

Kenali juga penyebab papiledema yakni, tumor otak, hidrosefalus, meningitis, pendarahan otak akibat cedera kepala, dan tekanan darah yang terlalu tinggi.

"Jika memahami gejala dan mengenali penyebabnya, pengobatan papiledema bisa dilakukan lebih cepat, karena jika papiledema dibiarkan 6 sampai 8 minggu bisa menjadi atrofi papil yang bisa menyebabkan kebutaan permanen".

"Jika sudah atrofi maka tidak bisa dikembalikan lagi penglihatannya," ujarnya.

Terhadap pasien Papilledema, dokter akan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan warna dan sensitivitas kontras, bagian depan mata.

Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan bagian belakang mata untuk melihat papil saraf mata.

Dokter juga akan melakukan CT Scan/MRI kepala untuk mengindentifikasi penyebab papiledema.

Misal, tumor otak, hidrosefalus, atau penyebab lain.

Setelah dilakukan pemeriksaan dokter akan melakukan pengobatan.

Caranya, mengurangi peningkatan tekanan intrakanial yang dilakukan dokter bedah.

Kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga terbang menangkap bola sementara dua rekannya, Benny Wahyudi (2) dan Fachrudin Aryanto menjepit pemain Filipina, Misagh Bahadoran (affsuzuki)
Contoh peningkatan tekanan intrakanial karena tumor otak, maka tumor dioperasi.

Contoh lain jika peningkatan tekanan intrakanial karena hidrosefalus maka dikurangi cairannya.

Sementara itu dokter mata akan memberikan obat obatan radang berupa suntikan atau minum untuk mempertahankan penglihatan yang masih ada.

Sehingga diharapkan penglihatan itu masih ada walaupun fungsinya sudah tidak normal lagi.

Tujuan pengobatan itu juga dilakukan untuk mengurangi kerusakan saraf mata semakin luas karena pembengkakan papil tersebut.

Tetapi untuk saraf mata yang sudah terlanjur rusak, tidak bisa dikembalikan menjadi normal.

Setelah pengobatan dilakukan, pasien harus melakukan kontrol berkala tergantung dengan perkembangan dari pengobatan papiledemanya.

Kontrol dilakukan minimal satu minggu sekali, dua minggu sekali, atau satu bulan sekali.

Menurut dr Rani Papiledema tidak bisa dianggap remeh, karena penyakit ini mengganggu penglihatan penderitanya.

Ada yang penglihatannya turun ringan tapi ada yang langsung tiba-tiba penglihatannya gelap. Dan juga terdapat gangguan persepsi warna serta sensitivitas kontras saat diperiksa.

"Biasanya saat pemeriksaan terdapat gangguan persepsi warna terlihat saat dilakukan tes buta warna".

"Selain itu, ada juga yang hanya melihat seperti ada lingkaran hitam ketika pandangan lurus kedepan atau skotoma. Bahkan ada yang mengeluh penglihatannya ganda," ujar dr Rani

Dapat Bantuan Donasi

Mantan kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga sedang berjuang melawan penyakit yang telah dideritanya sejak enam tahun lalu.

Kondisi itu membuat Kurnia Meiga belum bisa kembali berkecimpung di dunia sepak bola.

Penjaga gawang yang sempat bermain di Arema FC itu menderita penyakit mata serius sejak 2017.

Penglihatannya terganggu dan membuat Kurnia Meiga harus gantung sepatu di usia 27 tahun.

Kini, Kurnia Meiga masih berjuang sembuh di tengah kondisi finansialnya yang terkuras untuk biaya pengobatan.

Bahkan, Kurnia Meiga sampai harus menjual medali juara yang pernah didapatkannya bersama Arema FC dan Timnas Indonesia.

Demi meringankan beban Kurnia Meiga, komunitas wartawan Seejontor FC berinisiasi menyalurkan donasi.

Penyaluran donasi tersebut akan dilakukan saat acara diskusi sepak bola yang digelar Seejontor FC, Rabu (31/5/2023).

Pada diskusi bertema "Liga Indonesia 2023/2024, Untung Rugi Format Baru Kompetisi", akan diselingi pemberian donasi untuk salah satu pahlawan sepak bola Tanah Air tersebut.

"Kami tidak akan pernah melupakan jasa Kurnia Meiga untuk sepak bola Indonesia," kata Ketua Panitia diskusi Seejontor FC, Yudhi Maulana.

"Semoga berkah kesehatan kembali bersama salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah kami punya ini," ujar Yudhi.

"Seejontor FC sebagai penikmat sepak bola juga memahami Kurnia Meiga membutuhkan uluran tangan dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia," sambung Yudhi.

(*)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved