Seputar Islam

3 Materi Khutbah Jumat Singkat Bulan Dzulqa'dah, Lengkap dan Mudah Dipahami

Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bulan Dzulqa'dah, Ada keistimewaan sendiri dengan datangnya Bulan Dzulqa'dah.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Novaldi Hibaturrahman
Tribun
Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bulan Dzulqa'dah, Ada keistimewaan sendiri dengan datangnya Bulan Dzulqa'dah. 

Imam Qatadah rahimahullah berkata, “Sungguh kezhaliman di bulan-bulan haram itu lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezhaliman di luar bulan haram. Meskipun kezhaliman dalam segala keadaan itu merupakan perkara besar (dosanya) akan tetapi Allah mengagungkan urusan-Nya sesuai yang Dia kehendaki.”

3. Tidak ada kezaliman kepada orang lain

Bangsa Arab pada masa jahiliyah dahulu amat sangat mengagungkan negeri haram dan bulan-bulan haram. Di antara bentuk pengagungan mereka kepada bulan haram ini adalah mereka tidak menakut-nakuti seorang pun, tidak pula menuntut balas atas darah yang telah dialirkan.

Sampai-sampai seorang lelaki di bulan haram atau di negeri haram melihat orang yang membunuh ayahnya atau anaknya atau saudaranya itu tidak terpengaruh atau tergerak untuk melakukan serangan kepadanya.

4. Termasuk bulan-bulan Haji

Dzulqa’dah termasuk bulan-bulan haji. Allah Ta’ala berfirman:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. [Al-Baqarah: 197]

Seorang sahabat nabi ﷺ bernama Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Bulan – bulan haji adalah Syawwal, Dzulqa’dah, dan 10 hari bulan Dzulhijjah.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkannya di dalam shahihnya (2/141).

Termasuk keutamaan bulan Dzulqa’dah adalah banyak peristiwa besar di bulan ini. Berikut beberapa peristiwa yang pernah terjadi di bulan Dzulqa’dah:

1. Allah Ta’ala berjanji kepada Musa ‘alaihis salam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلاَثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Dan Kami telah Menjanjikan kepada Musa (Memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami Sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah Ditentukan Tuhan-nya empat puluh malam. [Al-A’raf: 142]

Mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa 30 malam itu maksudnya adalah bulan Dzulqa’dah dan sepuluh hari berikutnya adalah 10 hari bulan Dzulhijjah. Inilah pendapat Mujahid, Masruq dan Ibnu Juraij.

2. Rasul Menikah dengan Zainab binti Jahsy Radhiyallahu ‘anha

Rasulullah ﷺ menikah dengan putri pamannya dari jalur ibu yaitu Zainab binti Jahsy radhiyallahu ‘anha, pada tahun 4 H pada bulan Dzulqa’dah dan pada bulan ini juga turun ayat hijab.

3. Terjadi Perang Khandaq atau Ahzab

Perang Khandaq atau Ahzab terjadi pada tahun 5 H di bulan Dzulqa’dah, walau ada juga ahli sejarah yang mengatakan terjadinya di bulan Syawal.

4. Terjadi perang Bani Quraizhah

Perang Bani Quraizhah terjadi pada tahun ke 5 H di bulan Dzulqa’dah, namun ada juga yang berpendapat terjadi di bulan Syawwal.

5. Shulhul Hudaibiyah (Perjanjian Hudaibiyah)

Shulhul Hudaibiyah (perjanjian Damai Hudaibiyah terjadi pada tahun ke 6 H di bulan Dzulqa’dah. Allah Ta’ala menyebut perjanjian damai tersebut sebagai kemenangan yang nyata.

Hal ini sebagaimana terdapat riwayat dari Anas bin Malik tentang firman Allah Ta’ala:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحاً مُّبِيناً -١-

Sungguh, Kami telah Memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. [Al-Fath: 1],

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, maksudnya adalah (perjanjian) Hudaibiyah. ini merupakan pendapat mayoritas ulama.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Bila dosa dilakukan di bulan haram itu berlipat dosanya, maka demikian juga dengan amal shaleh yang dilakukan di bulan Haram itu berlipat pahalanya. Lantas amalan apa saja yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Dzul Qo’dah ini?

1. Umroh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa di bulan Dzulqa’dah ini dianjurkan untuk melakukan umroh sebagai bentuk meneladani Rasulullah ﷺ.

Nabi ﷺ telah melakukan umroh empat kali seluruhnya di bulan Dzulqa’dah dan tidak melakukan umroh di luar bulan itu sama sekali setelah hijrahnya Nabi ﷺ.

Pertama, umroh pada masa perjanjian damai Hudaibiyah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 H.
Kedua, umroh pada tahun berikutnya yaitu tahun 7 H juga bulan Dzulqa’dah. Ini adalah umroh Qodho’.


Ketiga adalah umroh dari Ji’ronah saat membagi ghanimah perang Hunain pada bulan Dzulqa’dah tahun 8 H, yaitu tahun Fathu Makkah. Keempat adalah Nabi ﷺ melaksanakan umroh bersama haji di bulan Dzulqa’dah tahun 10 H.


Perlu diketahui bahwa umroh di bulan Dzulqa’dah itu lebih besar pahalanya dibandingkan bulan yang lain kecuali umroh di bulan Ramadhan, karena umroh di bulan Ramadhan keutamaannya setara dengan haji atau berhaji bersama Nabi ﷺ sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari (1863) dan Muslim (1256).

Diriwayatkan, ada sebagian ulama salaf yang menyatakan bahwa umroh di bulan Dzulqa’dah dan Syawal itu lebih utama daripada di bulan Ramadhan.

Di antara ulama tersebut adalah Ibnu Umar dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhum serta Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah. Bagaimana pun juga umroh di bulan Dzulqa’dah itu mustahab.[ii]

2. Puasa Sunnah
Amalan lainnya yang dianjurkan di bulan Dzulqa’dah menurut Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid adalah melaksanakan puasa sunnah tanpa meyakini pengkhususan hari-hari tertentu dari bulan Dzulqa’dah dengan suatu keutamaan tambahan.

Pertimbangannya karena bulan Dzulqa’dah adalah salah satu bulan haram dan di bulan-bulan haram itu dianjurkan untuk berpuasa berdasarkan riwayat sebuah hadits:

“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah.” [Hadits riwayat Abu Dawud (2428), dinyatakan sebagai hadits dha’if menurut Syaikh Al-Albani]

Ada riwayat yang menyatakan bahwa sebagian ulama salaf melaksanakan puasa di bulan Dzulqa’dah. Di antaranya adalah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Al-Hasan Al-Bashri dan Sufyan Ats -Tsauri. Ini merupakan madzhab mayoritas fuqaha’.[iii]

Demikian tadi khutbah jumat tenang keutamaan bulan Dzul Qo’dah yang bisa kami sampaikan. Marilah kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

عباد الله: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

فَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَإِمَامِ اْلمُرْسَلِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَبِيْرًا.

اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلأَئِمَّةِ اْلمَهْدِيِّيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنَّا بِمُنِّكَ وَكَرَمِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلِّ اْلكُفْرَ وَاْلكَافِرِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلَامِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ

اللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ اْلمَهْمُوْمِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَنَفِّثْ كُرْبَ اْلمَكْرُوْبِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى اْلمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِيْ اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيْ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ. اللَّهُمَّ أَعِذْنَا مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، وَأَعِذْنَا مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ () وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُون.

اُذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ اْلجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

 

2. Khutbah Jum’at; Keutamaan Bulan Dzulqa’dah

Khutbah I

ألْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلعِلْمَ وَاْلعَمَلَ بِهِ مِنْ اَرْفَعِ الدَّرَجَا تِ وَاَهَمِّ اْلمُهِمَّاتِ . وَفَضَّلَ مَنْ عَمِلَ بِهِ بِالْخَيْرَاتِ. اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَمْلاَءُ اْلكاَ ئِنَاتِ. وَبَلَّغَهُ اِلَى اَقْصَى الْغَايَاتِ بِالنَّجَاحَاتِ. وَهَدَاهُ اِلَى اْلاَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ. وَاَشْكُرُهُ عَلىَ سَوَابِغِ نِعَمِهِ اْلمُتَوَاتِرَاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مُبَرَّاءَةً مِنَ الشِّرْكِ وَالتَّوَهُّمَاتِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ السَّادَاتِ وَاْلهَادِيْ اِلىَ الطُّرُقِ اْلخَيْرَاتِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اُولِى اْلفَضَائِلِ وَاْلَكرَمَاتِ. اَمَّا بَعْدُ

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَاَطِيْعُوهُ لَعَلّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ. اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ. ( التحريم :6)

Hadirin rahimakumullah, jamaah salat jumat yang berbahagia,

Allah subhanahu wa ta’ala melebihkan derajat sebagian makhluk-Nya atas sebagian yang lain. Sebagian manusia, Allah jadikan lebih utama dari pada sebagian manusia yang lain.

Sebagian tempat, Dia jadikan lebih utama daripada sebagian tempat yang lain. Dan sebagian waktu, Dia jadikan lebih utama dibandingkan dengan sebagian waktu yang lain.

Di antara sebagian waktu yang Allah lebihkan keutamaannya atas sebagian waktu yang lain adalah bulan Dzulqa’dah yang saat ini kita berada di dalamnya.

Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Sebagaimana kita ketahui, bulan Dzulqa’dah adalah satu bulan haram yang diagungkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bulan tersebut disebut bulan haram adalah karena besarnya kehormatan bulan tesebut serta dosa dan pahala di bulan-bulan tersebut juga besar.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Allah mengkhususkan empat bulan dan menjadikannya sebagai bulan-bulan haram, lalu mengagungkan kehormatan di bulan tersebut, menjadikan dosa di dalamnya lebih besar dan menjadikan amal shaleh berpahala lebih besar.

” Bulan Dzulqa’dah atau bisa juga dibaca dengan Dzulqi’dah, dinamakan demikian, karena bangsa Arab itu di bulan ini duduk-duduk dan tidak melakukan perang dalam rangka untuk menghormati dan mengagungkannya. Oleh karenanya, Dzulqa’dah ini merupakan bulan yang sunyi senyap bagi Jazirah Arab saat itu, karena biasanya mereka selalu mendengar hiruk pikuk peperangan di antara suku-suku di sana.

Mereka adalah bangsa yangmana perang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Sebab lainnya dari dinamakan dengan Dzulqa’dah adalah mereka mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan perjalanan dalam rangka melaksanakan ibadah haji.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Bulan Dzulqa’dah memiliki sejumlah keutamaan yang selayaknya diketahui oleh setiap muslim. Diantara keutamaan dari bulan Dzulqa’dah adalah:

Pertama, termasuk bulan baram

Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu bulan Haram tanpa ada perselisihan pendapat sama sekali. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. [At-Taubah: 36]

Kemudian dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya masa telah berputar sebagaimana keadaannya pada hari Allah menciptakan langit-langit dan bumi.

Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan haram itu berurutan yaitu Dzul Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Muharram, lalu Rajab Mudhar yang terletak di antara Jumada (Al-Akhirah) dan Sya’ban.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (3197) dan Muslim (1679)].

Kedua, tidak ada kezaliman kepada orang lain

Bangsa Arab pada masa jahiliyah dahulu amat sangat mengagungkan negeri haram dan bulan-bulan haram. Di antara bentuk pengagungan mereka kepada bulan haram ini adalah mereka tidak menakut-nakuti seorang pun, tidak pula menuntut balas atas darah yang telah dialirkan.

Seorang lelaki di bulan haram atau di negeri haram melihat orang yang membunuh ayahnya atau anaknya atau saudaranya itu tidak terpengaruh atau tergerak untuk melakukan serangan kepadanya.

Ketiga, termasuk bulan-bulan Haji

Dzulqa’dah termasuk bulan-bulan haji. Allah Ta’ala berfirman:

…اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. [Al-Baqarah: 197]Seorang sahabat nabi ﷺ bernama Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Bulan – bulan haji adalah Syawwal, Dzulqa’dah, dan 10 hari bulan Dzulhijjah.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkannya di dalam shahihnya (2/141).

Keempat, termasuk bulan yang agung di sisi Allah

Bulan-bulan haram–termasuk di dalamnya bulan Dzulqa’dah adalah bulan-bulan yang agung di sisi Allah.

Di dalam bulan-bulan ini diharamkan melakukan kezhaliman terhadap diri sendiri dengan melakukan kemaksiatan dan melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah.

Oleh karena itu, Jamaah Jumat rahimakumullah, marilah kita bertakwa kepada Allah pada hari hari di bulan haram ini.

Kita agungkan hari-hari di bulan haram ini sebagaimana Allah Ta’ala mengagungkannya. Sesungguhnya bulan haram itu termasuk syiar-syiar Allah Ta’ala. Alla Ta’ala berfirman:

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

Artinya: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. [Al-Hajj: 32]

Imam Qatadah rahimahullah berkata, “Sungguh kezhaliman di bulan-bulan haram itu lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezhaliman di luar bulan haram. Meskipun kezhaliman dalam segala keadaan itu merupakan perkara besar (dosanya) akan tetapi Allah mengagungkan urusan-
Nya sesuai yang Dia kehendaki.”

Hadirin rohimaakumulloh

Salah satu cara mengagungkan Allah SWT. adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah.

Dzikir merupakan pekerjaan hati dan lisan untuk senantiasa bertasbih serta mengagungkan Allah SWT. Ini mengapa manfaat zikir kepada Allah SWT.

dapat mendatangkan keberkahan hidup di dunia dan akhirat yang melimpah.

Manfaat zikir kepada Allah SWT. bisa menenangkan hati, pikiran, jiwa, dan raga seseorang.

Ajaibnya lagi, manfaat zikir dapat melancarkan rezeki dan menjauhkan seseorang dari godaan jin. Bahkan zikir adalah salah satu amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW.

Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 41 memerintahkan hambanya untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Zikir setelah salat, zikir pagi petang, dan lain sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyakbanyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).

Mudah-mudahan kita yang sedang sama-sama belajar mengamalkan dzikir kepada alloh senatiasa di beri kekuatan untuk terus istiqomah dalam m/engamalkannya sehingga kita menjadi orang-orang yang mengagungkan alloh.

Baca juga: 20 Ucapan Selamat Berangkat Haji Menyentuh dan Penuh Doa, Untuk Keluarga, Tetangga, Sahabat

Yang akhirnya kita menjadi orangorang yang memperboleh kebahagiaan dunia dan akherat. Amiin ya robbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ. وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ . وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِرَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. ر بَّنَا أَنزِلْنِى مُنزَلًۭا مُّبَارَكًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

عِبَادَاللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.

فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

3. Khutbah Jumat: Memuliakan Bulan Zulkaidah, Salah Satu Bulan Haram dalam Islam

Khutbah Jumat Pertama

Ba'da Salam.

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
امابعد
فَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ . اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Sidang jama'ah Jumat yang dirahmati Allah.

Hari ini adalah Jumat pertama bagi kita berada di bulan Zulkaidah atau bulan Zulqa'dah dalam penanggalan kalender Hijriah.

Dalam kesempatan ini Khatib mengingatkan diri dan mengajak jamaah untuk sama-sama berupaya memuliakan bulan Zulkaidah ini.

Hal ini karena bulan Zulqa'dah termasuk bulan haram yakni bulan suci dimana pada bulan suci semacam ini dilarang keras melakukan tindak kejahatan dan maksiat.

Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Artinya, ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Adapun mengenai empat bulan yang dimaksud dalam ayat itu disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Bakroh, Rasulullah bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya, ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari Muslim).

Sidang jama'ah Jumat yang dirahmati Allah.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab beliau Taisir Al Karimir Rahman menjelaskan bahwa disebut dengan bulan haram karena pada bulan tersebut diharamkan maksiat dengan keras, begitu pula pembunuhan.

Sementara Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:

Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu.

Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.
Di dalam kitab Latho-if Al Ma’arif disebutkan bahwa Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”

Dalam Tafsir Al Jalalain disebutkan, “Janganlah menzhalimi diri kalian sendiri”, yaitu janganlah berbuat maksiat pada bulan-bulan haram karena dosanya lebih besar.

Larangan di tersebut berarti berlaku juga dengan bulan Dzulqadah.

Mengenai pembunuhan yang disebutkan dalam penjelasan ayat tersebut, para ulama ada yang menyebutkan bahwa larangan pembunuhan dalam konteks jihad pada bulan haram sudah mansukh (dihapus) dengan keumuman ayat,

وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً

Artinya, “Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya” (QS. At Taubah: 36).

Dengan demikian, memuliakan bulan Zulkaidah dapat dilakukan dengan menahan diri sekuat tenaga dari perbuatan dosa besar.

Hal itu karena dosanya dilipatgandakan Allah lantaran status bulan haram yang disandang oleh bulan Zulkaidah.

Dan sebaliknya, kebaikan-kebaikan yang dilakukan pada bulan Zulkaidah ini juga memiliki lipatan pahala yang besar jika dibandingkan diluar bulan haram.

Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Zulkaidah adalah memperbanyak ibadah puasa sunah.

Karena jika berpuasa di bulan ini, pahala atau nilai yang didapat akan jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Hal ini dikarenakan, dalam sebuah hadis dijelaskan:

وَصُمْ من الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ. وَقَالّ بِأُصْبُعِهِ الثَّلَاثِ يَضُمُّهَا ثُمَّ يُرْسِلُهَا (رواه أبو داود وابن ماجه)

Artinya: "Berpuasalah dari bulan haram, tinggalkanlah dari bulan haram, berpuasalah dari bulan haram dan tinggalkanlah darinya.’ Nabi berisyarah dengan ketiga jarinya seraya mengumpulkan dan melepaskannya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Di antaranya adalah puasa Senin dan Kamis, puasa Daud, puasa Ayyamul Bidh, atau juga menghabiskan puasa Qodho di bulan ini.

Sidang jama'ah Jumat yang dirahmati Allah.

Demikianlah khutbah hari ini dengan tema: Memuliakan Bulan Zulkaidah, Salah Satu Bulan Haram dalam Islam.

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk ke dalam golongan orang yang istiqamah menjalankan segala perintah Allah.

Semoga khutbah ini dapat menambah wawasan keislaman bagi jamah sekalian.

Mudah-mudah Allah memudahkan kita merealisasikannya dalam kehidupan ini. Amiin ya Robbal 'Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ

اَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم لِي وَلَكُمْ, اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khutbah Kedua

Ba'da Tahmid, Shalawat dan Wasiat Taqwa.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Baca juga: Arti Zam-zam Adalah, Berikut Sejarah dan Bacaan Doa ketika Meminum Air Zam-zam serta Manfaatnya

Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved