Sosok Ngabila Salama, Pejabat DKI Jakarta Pamer Gaji Rp 34 Juta Tapi Harta Tercatat Hanya Rp 74 Juta

TRIBUNSUMSEL - Mengenal sosok pejabat Dinas Kesahatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama heboh yang jadi sorotan usai pamer gaji Rp 34 juta.

Meski mengaku memiliki gaji Rp 34 juta, namun yang menarik soal LHKPNnya.

Berdasarkan LHKPN periode tahun 2022, harta kekayaan Ngabila tercatat hanya Rp 73 juta.

Diketahui, Ngabila viral usai ia membuat cuitan yang mengaku teman dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Saya teman Menkes tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahnnya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau gak kenal saya, jangan nakal," tulis melalui akun Twitter @Ngabila

Sadar bahwa cuitannya berujung kontroversi, Ngabila lantas menghapus cuitan tersebut dan meminta maaf.

Hanya saja, aksi dr Ngabila Salama terlanjur viral di media sosial dan menuai kritikan dari warganet.

Sebab, sikap Ngabila Salama dianggap tidak peka dengan penghasilan banyak dokter yang bertugas di daerah.

Lantas siapakah sosok Pejabat Dinkes DKI Jakarta ini ?

Pemilik nama lengkap Ngabila Salam ini berprofesi sebagai seorang dokter.

Baca juga: Viral Pejabat di DKI Jakarta Pamer Gaji Rp 34 Juta, Ngaku Kenal Menkes, Kini Berujung Minta Maaf

Wanita kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1989 menjabat sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.

Jabatan tersebut diemban Ngabila Salama sejak Februari 2019 hingga saat ini.

Sebelum bertugas di Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama sempat bertugas di Puskesmas Duren Sawit selama tiga tahun.

Pada 2017, ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.

Baca juga: Sosok ABK, Putri Pj Gubernur Papua Ditemukan Tewas Tak Wajar di Semarang, Dikenal Pendiam dan Sopan

Dikutip Wartakotalive.com, dr Ngabila Salama mengemban pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia, Depok dalam waktu yang bersamaan.