Berita Pendidikan
Batal ke Canada Jadi ke Tiongkok, Kisah Faiza Ufaira Ikut Pertukaran Pemuda Antar Negara PPAN
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) di Sumatera Selatan (Sumsel) masih terus berjalan dari tahun ke tahun
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) di Sumatera Selatan (Sumsel) masih terus berjalan dari tahun ke tahun. Anak-anak muda yang terpilih pun merupakan anak-anak muda pilihan.
Ketua Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Sumatera Selatan (Sumsel) Mustopa saat menjadi Tamu Podcast Tribun, Jumat (28/4/2023) menjelaskan, kuota untuk Sumsel sedikit misal dua atau tiga, padahal potensi di Sumsel cukup banyak.
Berikut wawancara Kepala Newsroom Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post Weny Ramdiastuti dengan Mustofa dan Faiza Ufaira Yusuf, ASN Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VII Palembang berhasil meraih beasiswa dari LPDP kuliah S2 di Columbia University New York.
Weny (W) : Tahun ini berapa orang yang akan berangkat
Mustofa (M) : Yang sudah konfirmasi dua orang, tapi rencananya akan ada tambahan dan semoga bisa jadi tiga atau empat orang.
W : Kalau menurut Anda sebagai penerima manfaat program PPAN seberapa bermanfaatnya program PPAN ini
M : Saya ikut PPAN karena merasa program ini banyak sekali memberikan manfaat bagi saya. Untuk itu sudah saatnya juga saya memberikan hal yang sama kepada PCMI dan Sumsel.
PPAN ini merupakan progam pertama kali yang saya ikuti untuk pertukaran pemuda dan keluar negeri. Jadi disini saya bisa belajar jadi orang yang lebih baik. Pada akhirnya saya merasa hidup saya jadi lebih berarti.
Misalnya sekarang saya mendirikan usaha bersama teman-teman. Dulu diwaktu saya ikut temannya enterpreneur ship, saya banyak belajar disana.
Saya menemukan banyak teman-teman yang sangat kompetitif, akhirnya saya merasa kurang dalam hal kemampuan, sosial masyarakat dan lain-lain. Akhirnya membuat saya ingin terus berbenah dan berbuat.
Networking yang ada juga baik, saat ini kami sedang melakukan penjajakan dengan Malaysia dan di usaha yang kita bangunan. Bahkan rencana mau buka cabang di sana. Jadi manfaatnya banyak banget.
W : Apakah disiplin bisa membentuk karakter
M: Ia kalau itu saya sepakat. Karena memang banyak manfaat dengan ikut PPAN. Ketika di program harus kumpul jam sekian, ya on time dan itu tetap saya lakukan sampai sekarang. Terlebih kalau dengan orang luar itu disiplin.
Dengan disiplin kita punya waktu yang jelas. Misal tidur dan bangun jam berapa, lalu sarapan, baca buku, olahraga dan lain-lain. Seperti halnya saat PPAN jadwalnya sudah teratur.
Saya juga bangga saat ditunjuk sebagai ketua PCMI Sumsel. Karena untuk bisa ikut PPNA nggak mudah, dan merupakan orang-orang pilihan.
W: Dari tahun ke tahun apa yang Anda lihat dari program ini
M : Sejauh ini bagus-bagus aja, kalau mau digali soal kekurangan masih bisa diimprovisasi dan diperbaiki. Seperti kuotanya untuk Sumsel sedikit misal dua atau tiga, padahal potensi di Sumsel cukup banyak. Jadi sayang sekali kalau kuotanya sedikit.
Kemudian kita membuat bagaimana caranya agar program ini bermanfaat dan bermakna. Seperti ada sosial projects.
Lalu pengennya program ini tersosialisasi, misal kalau program Canada nanti setelahnya seperti apa. Lalu ada projek setelah selesai program. Harapannya ketika balik, sudah bisa berkontribusi.
Karena ketika kalian terpilih diharapkan bisa berkontribusi terhadap negara. Sebab dana yang dikeluarkan itu dari negara. Untuk itu diharapkan bisa berkontribusi kepada masyarakat, kalau tidak bisa berkontribusi maka ada yang salah.
W : Penilaiannya seperti apa
M : Skor paling besar di sosial projects, itu 30-40 persen dan itu selalu kita ingatkan terus.
W : Anggaran ini sifatnya terbatas, punya pemikiran apa tentang itu
M: Saya pribadi tidak mau menuntut karena pemerintah punya prioritas masing-masing. Hanya saja kita punya pemuda yang berpotensi dan siap difasilitasi program ini. Programnya memang bagus, hanya kuotanya yang sedikit.
Boleh di track record teman-teman alumi sebelum ikut program dan setelah ikut program seperti apa. Nanti bisa terbaca datanya, bahwa implementasinya cukup besar. Harusnya tidak hanya dua tiga orang saja, karena semakin banyak semakin bagus.
Batal ke Canada Jadi ke Tiongkok
Faiza Ufaira Yusuf seorang ASN Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VII Palembang berhasil meraih beasiswa dari LPDP kuliah S2 di Columbia University New York.
Faiza Ufaira Yusuf atau yang sering disapa Fira ini merupakan alumni Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2015.
"Saya alumni PPAN tahun 2015, tadinya Program ke Canada tapi karena sesuatu dan lain hal dialihkan ke Tiongkok," kata Fira saat jadi Tamu Tribun beberapa waktu lalu.
Fira menceritakan, waktu itu salah satu alasan kenapa program PPAN ke Canada batal karena anggaran. Jadi Indonesia itu ada kerjasama dengan Canada, di tahun 2015.
Mereka tidak bersedia membiayai 20 pemuda ke Canada, sedangkan Indonesia sendiri juga tidak ada anggaran untuk memberangkatkan peserta ke Canada. Jadi sayang saja kesempatan yang ada jadi terlewatkan.
Berikut wawancara khusus dengan Fira
W : Anda alumni PPAN tahun berapa dan programnya kemana
Saya Alumni PPAN tahun 2015, yang tadinya program Canada tapi jadinya ke Tiongkok.
Fira (F) : Dapatnya program ke Canada tapi batal ke Canada, itu ceritanya bagaimana
Setelah ikut rangkaian persiapan ke Canada, ternyata ada pengumuman kalau program Canada di tahun itu tidak bisa berjalan karena sesuatu dan lain hal. Jadi PPAN Canada dialihkan ke Tiongkok, padahal dari sisi durasi, objektif program dan peserta berbeda dari yang direncanakan di Canada.
W : Dengan ikut PPAN ini apakah masih ada efek di kehidupanmu?
F : Pastinya masih. Salah satu hal yang masih sampai sekarang terkait disiplin. Dulu sebelum berangkat ke Tiongkok dikarantina dulu, di Palembang dan Jakarta itu disiplin banget.
Ninggalin kamar tetep rapi, harus on time dan lain-lain. Saya selalu berusaha tepat waktu dan disiplin. Kemudian koneksi itu memang luas, kita nggak tahu bahwa bisa ketemu teman dengan program yang sama dan lain-lain.
Pengalaman yang tidak terulang, apa yang kita dapatkan itu bisa jadi cerita kedepannya. Seperti saya di Columbia University ini banyak orang-orang hebat dan bisa diceritakan ke yang lain.
W : Usulannya apa untuk program PPAN ini agar bisa lebih tersosialisasikan
F : Masalah sosialisasi sudah cukup gencar ke kampus-kampus. Tapi ternyata masih ada juga belum tahu atau belum terekspos. Misal ada yang bilang kamu dapat program ini dari mana, mau dong kalau ada informasi pertukaran pemuda tersebut.
Padahal sebelumnya informasi tersebut sudah kenceng, namun ternyata belum merata kesemua lapisan masyarakat terutama para pemuda. Dari segi pelaksanaan juga sudah ada talk show ke radio, kampus dan lain-lain.
Menurut saya program ini termasuk segmented karena disini juga masih banyak nggak tau. Misal ada yang nanya PPAN itu apa, itu kebanyakan anak-anak ibu kota nanya seperti itu. Tapi kalau anak-anak daerah cukup nggak asing di mereka.
W : Anak Jakarta nggak kedengaran atau seperti apa informasi tersebut
F : Mungkin karena mereka banyak kegiatan kepemudaan dan jauh lebih banyak program kepemudaan yang lain dari pemerintah atau organisasi lainnya. Jadi mereka melihat PPAN ini seperti salah satu opsi pilihan saja, tapi berbeda dengan di daerah yang opsinya terbatas.
W : Apa usulan untuk meningkatkan anggaran
F: Waktu itu salah satu alasan kenapa program PPAN ke Canada batal juga karena anggaran, terhalang disitu. Jadi Indonesia itu ada kerjasama dengan Canada, tahun 2015 waktu dimana saya akan berangkat ke Canada.
Mereka tidak bersedia membiayai 20 pemuda di Canada, sedangkan Indonesia sendiri juga tidak ada anggaran untuk memberangkatkan peserta ke Canada. Jadi sayang saja kesempatan yang ada jadi terlewatkan.
Akhirnya dialihkan ke Tiongkok, meskipun antara Canada dan Tiongkok program nya sama-sama bagus. Tapi Canda fokusnya sosial dan kreatif, sedangkan Tiongkok lebih ke wiraswasta atau bisnis startup.
Harusnya dari awal sudah dianggarkan untuk program yang pasti, jadi ketika tahun berjalan programnya tetap berjalan. Waktu di tahun saya sih penerima manfaat kurang saku.
Mungkin kalau dari Pemerintah tidak terpikir anggaran yang banyak untuk kepemudaan. Padahal harusnya bisa dikasihkan porsi lebih, karena nantinya pemuda-pemudi tersebut lah yang akan memimpin.
W: Untuk penerimaan manfaat apa yang harus dilakukan agar tersosialisasinya program ini dan anggaran terjaga
F: Perubahan dimulai dari kita si penerima manfaat, kemudian pemerintah yang punya kuasa untuk mengambil keputusan. Jadi seperti kolaborasi, dan kalau dari sekarang Pemerintah aware bahwa investasi untuk kegiatan kepemudaan itu penting maka akan berdampak baik kedepannya.
Bagi saya efeknya domino. Kejadian masa lalu itu yang terbaik. Belajar banyak hal dari PPAN, kalau ketemu alumni PPAN terasa excited nya dan merasa punya kesamaan serta hubungan yang erat sesama alumni.
3 Contoh Amanat Pembina Upacara Bendera di SD, Hari Senin 28 Juli 2025, Singkat dan Jelas |
![]() |
---|
Cara Instalasi Aplikasi Dapodik Versi 2026, Unduh di Laman dapo.kemendikdasmen.go.id |
![]() |
---|
LINK Download Aplikasi Dapodik Tebaru Versi 2026 Melalui Situs Resmi |
![]() |
---|
Jadwal Asesmen Nasional ANBK Tahun 2025 SMA/MA dan SMK, Sinkronisasi Simulasi dan Simulasi |
![]() |
---|
Contoh Amanat Pembina Upacara Bendera Hari Senin di Sekolah, 21 Juli 2025, Tema Semangat Belajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.