Berita Viral

Sosok Rahma, Mahasiswi Viral Karena Kritik Pemerintahan Aceh, Singgung Soal Kasus Korupsi

Bahkan, dirinya menyinggung persoalan korupsi yang menggerogoti tubuh pemerintah di Aceh, mulai dari pemerintah desa hingga provinsi.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TikTok@rahma_11.11
Sosok Rahma, Mahasiswi Viral Karena Kritik Pemerintahan Aceh, Singgung Soal Kasus Korupsi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok Rahwa, wanita yang viral kritik pemerintah Aceh, kini heboh jadi sorotan.

Usai viral Bima Yudho kritik provinsi Lampung, baru-baru ini muncul seorang mahasiswi bernama Rahma yang menuntut ilmu di salah satu kampus negeri di Aceh.

Dengan lantangnya ia mengkritisi pemerintah di Aceh.

Bahkan, dirinya menyinggung persoalan korupsi yang menggerogoti tubuh pemerintah di Aceh, mulai dari pemerintah desa hingga provinsi.

Tak hanya itu, Rahma juga menyinggung kemiskinan yang terus menghantui Aceh hingga para pejabat yang rela saling ‘bacok’ demi mendapat kekuasaan.

Kritikan itu ia tuangkan dalam video berdurasi 3 menit 4 detik di akun TikTok-nya @rahma_11.11 pada Rabu (3/5/2023).

"Bongkar kedok para Pemerintah Aceh,” tulis Rahma dalam videonya itu, seraya menambahkan di keterangan video “Sesekali Bongkar”.

Lantas siapakah sosok mahasiswi ini ?

Potret mahasiswa virak kritik pemerintah Aceh.
Potret mahasiswa virak kritik pemerintah Aceh.

Dikutip berbagai sumber, mahasiswa yang kritik pemerintah Aceh ini bernama Rahmawati, yang lahir di Bireun 11 November 2000.

Rahma diketahui seorang mahasiswi di Universitas Syiah Kuala/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Sosok Rahma viral usai mengkritik pemerintah Aceh dengan menyinggung soal korupsi hingga kekuasaan.

Baca juga: Reaksi Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi Saat Warga Ngadu ke Jokowi, 20 Tahun Jalan Tak Diperbaiki

Dalam video itu, Rahma mengungkapkan bahwa Aceh merupakan provinsi termiskin di Sumatera, dengan kasus korupsi yang besar.

Perempuan yang mengenakan balutan hijab putih tersebut mengatakan bahwa, Aceh tidak akan pernah maju jika orang yang duduk di kursi pemerintahnya masih korupsi.

"Aceh gak maju-maju. Gimana mau maju kalau pemerintahnya koruptor. Apalagi pemerintah tingkat desa, belum lagi pemerintah tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi," ungkap Rahma.

"Jangan tanya sama kami mana bukti kami korupsi, karena kami tidak merekam saat kalian memakan uang rakyat," sambungnya.

"Cukup tunjukkan pada kami saja, mana buktinya kalau kalian mengelola dana otsus (otonomi khusus) dengan baik dan benar. Hasilnya mana?," jelas Rahma.

Ia mengatakan, jika dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur, lantas infrastruktur mana yang saat ini sudah dirasakan oleh masyarakat.

"Bangun infrastruktur? Infrastruktur yang mana? Sifatnya ghoib tidak bisa dilihat dan tidak bisa dirasakan?," kritiknya.

Baca juga: Klarifikasi Oknum Kepala Sekolah di Manado Diduga Ogak Bayar Paket COD, Klaim Sudah Tanggulangi

"Atau fokus mensejahterakan rakyat? Rakyat yang mana? Rakyat yang di rumah kalian?," sambungnya.

Perempuan berkaca mata ini kemudian mengatakan, jika pemerintah Aceh mampu mengelola dana otsus dengan baik dan benar, Aceh tidak akan mendapatkan gelar provinsi termiskin di Sumatera dan provinsi paling korup nomor 13 di Indonesia.

Merujuk dari laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aceh menduduki peringkat 13 provinsi paling korup di Indonesia, dengan jumlah 41 kasus.

Hal ini berdasarkan data yang diambil dari laporan kasus korupsi di tahun 2004 hingga 2020.

 

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved