Kantor MUI Ditembak

Awal Mula Mustopa Stress Ngaku Jadi Nabi, Cerita ke Keluarga Hingga Tembak Kantor MUI Jakarta Pusat

Awal Mustopa (60) pelaku penembakan kantor MUI di Jakarta Pusat sempat mengaku Nabi.Semua terjadi pada tahun 1982 atau 41 tahun lalu sa

Editor: Moch Krisna
(Kolase Foto TribunJakarta)
Kolase Foto pelaku penembakan di Gedung Pusat MUI, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Awal mula Mustopa (60) pelaku penembakan kantor MUI di Jakarta Pusat sempat mengaku Nabi.

Semua terjadi pada tahun 1982 atau 41 tahun lalu saat Mustopa mengaku mendapatkan bisikan.

Dalam bisikan yang didengar Mustopa menyebut dirinya adalah rasullah kedua.

Cerita tersebut didapatkan saat Mustopa terlibat kasus pengrusakan di kantor DPRD Lampung tahun 2016 silam melansir dari Tribunnews.com.

"Mus, saya ini Nabi Muhammad. Katakan kepada orang itu kamu itu Rasululllah kedua," cerita Mustofa menirukan bisikan gaib yang ia terima saat diamankan di Polsek Telukbetung Selatan kala itu.

Diakui Mustopa bisikan diterimanya saat sedang sakit stres di gunung di Tenumbang, Krui, Pesisir Barat.

Dalam keadaan tertekan itulah, Mustopa mempercayai bisikan tersebut.

Ia lalu menceritakan ke sanak saudaranya bahwa dia adalah Rasulullah kedua.

Sontak saja pengakuan Mustopa langsung mendapat penolakan dari keluarganya.

"Keluarga bilang rasul tidak ada lagi, nabi tidak ada lagi," ucap Mustofa.

Tembakan Mustopa Gemparkan Kantor MUI

Sebelumnya, rapat internal perdana sekaligus halal bihalal yang dihadiri para pimpinan dan pengurus pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di lantai 10 terpaksa dihentikan 20 menit lebih cepat dari jadwal seharusnya.

Hal itu terjadi ketika sekretariat mendapat informasi bahwa 24 menit sebelumnya terjadi penembakan di lantai dasar gedung MUI.

"Tadi kan rapat mulai jam 10, selesai harusnya jam 12, insiden jam 11.15 tetapi belum diketahui secara langsung karena kita sedang rapat," ujar Ketua Bidang Fatwa MUI,Asrorun Niam Sholeh di gedung pusat MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

"Diketahuinya itu jelang penutupan itu jam 11.40 ada interupsi dari sekretariat yang mengabarkan ada insiden," lanjutnya.

Para peserta rapat, termasuk tiga Wakil Ketua MUI selaku pimpinan yakni Buya Basri Bermanda, KH Marsudi Syuhud dan Anwar Abbas langsung mengecek kondisi di lokasi penembakan.

Isi Surat Mustopa Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat Untuk Kapolda Metro Jaya
Isi Surat Mustopa Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat Untuk Kapolda Metro Jaya (Kolase/IST)

Mereka kemudian melakukan langkah cepat untuk mengevakuasi dua pegawai MUI yang menjadi korban agar segera mendapat pertolongan.

Korban pertama, Bambang yang merupakan petugas resepsionis MUI terluka di bagian punggung terkena peluru airsoft gun pelaku.

Sedangkan satu korban lagi yakni Tri mengalami luka sobek di tangan terkena pecahan kaca belakang di lobby kantor MUI.

Pelaku bernama Mustopa (60) disebut Niam melepaskan tiga tembakan dalam aksinya di gedung MUI.

Tembakan pertama mengarah ke Bambang dan kemudian pelaku menembak mengenai kaca belakang lobby.

Pecahan kaca itulah yang kemudian melukai Tri hingga membuatnya mengalami 10 jahitan.

Niam mengatakan kondisi kedua korban saat ini sudah mendapat penanganan medis.

Surat Bernada Ancaman

Salah satu barang bukti yang ditemukan polisi dari tas pelaku yakni surat yang berisi ancaman kepada Ketua MUI.

Ada beberapa surat yang ditulis pelaku yang dalam suratnya tertulis tahun 2022 silam, dimana dalam surat pertamanya dia memohon kepada Kapolda Metro Jaya untuk mempertemukannya dengan Ketua MUI.

"Supaya saya dipertemukan kepada ketua MUI tanpa saya melakukan tindakan melawan hukum," tulis surat pertama Mustofa.

Di surat keduanya, Mustopa mengancam akan mencari senjata api untuk menembak penguasa di negeri ini, utamanya pengurus MUI setelah dia tak juga dipertemukan dengan Ketua MUI.

Anggota Brimob Polri berjaga di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023). Terjadi penembakan di Kantor MUI yang mengakibatkan kaca pecah di lantai satu dan menurit informasi dilakukan oleh satu orang. Pelaku inisial M
Anggota Brimob Polri berjaga di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023). Terjadi penembakan di Kantor MUI yang mengakibatkan kaca pecah di lantai satu dan menurit informasi dilakukan oleh satu orang. Pelaku inisial M (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

"SAYA BERSUMPAH atas nama ALLAH Dan RASUL saya akan cari senjata api saya akan tembak Penguasa/ Pejabat di Negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa memberi tahu terlebih dahulu meminta izin untuk kedua kalinya kepada Penegak Hukum/ Kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan," tulis Mustopa.

Terkait surat berisi ancaman itu, Niam belum bisa memastikan siapa sosok ketua yang diancam oleh pelaku.

"Isi suratnya tidak spesifik karena itu kita juga lihat ini surat yang belum terkonfirmasi maksud dan tujuannya apa secara eksplisit," kata Niam.

Niam juga memastikan bahwa seluruh pimpinan dan pengurus di MUI pusat tak ada yang kenal dengan sosok pelaku.

Untuk itu, dia meminta kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini agar tak menimbulkan bola liar di mata publik.

"Tentu kita berharap tidak dijadikan ajang spekulasi kepada masalah di luar itu," tuturnya.

(*)

Baca berita lainnya di google news.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved