Seputar Islam

Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 2023, Singkat dan Penuh Makna, Tersedia dalam Bentuk PDF

Berikut contoh naskah khutbah setelah sholat Idul Fitri 2023 singkat dan penuh makna, tersedia pula dalam bentuk PDF yang bisa di Unduh melalui LINK d

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM
Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 2023, Singkat dan Penuh Makna, Tersedia dalam Bentuk PDF 

Panduan ini bisa dijadikan pegangan kita selaku umat Islam agar bagaimana bersikap khususnya terhadap hoaks yang saat ini sudah sangat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Informasi yang mengalir tanpa henti tiap detik harus disikapi dengan bijak. Rasulullah pun sebenarnya telah mengajarkan bagaimana menyikapi sebuah berita di antaranya dengan bertabayun atau klarifikasi, melalui firman Allah:

يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُواإِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُواأَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian." [al-Hujurât/49:6].

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin wal muslimat

jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Tabayun dan selalu menimbang manfaat dan mudlaratnya dalam bermedia sosial harus menjadi prinsip kita. Perilaku negatif dan tidak bijak dalam bermedia sosial memiliki konsekwensi hilangnya pahala saat kita berpuasa di bulan Ramadhan kemarin.

Jika kita tidak bisa mengontrol diri di media sosial, bisa jadi bukan pahala dan pengampunan dosa yang akan didapat, melainkan hanya lapar dan dahaga semata.

Mari kita jadikan Idul Fitri ini menjadi momentum untuk merekatkan kembali sendi-sendi hablun minannas dan menjaga perdamaian serta mengokohkan kembali ikatan persaudaraan.

Perbedaan pilihan politik lima tahunan tidak boleh menjadi pemicu permusuhan, saling melempar sindiran, berburuk sangka dan menyuburkan sikap nyinyir serta su’udzan kepada orang lain.

Sikap ini jelas dan tegas dilarang oleh Allah SWT yang termaktub dalam QS Al Hujurat: 12:

يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُوااجْتَنِبُواكَثِيرًامِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَاتَجَسَّسُواوَلَايَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًافَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوااللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Jangan pula kalian memata-matai dan saling menggunjing.

Apakah diantara kalian ada yang suka menyantap daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah barang tentu kalian jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha menerima taubat dan Maha Penyayang. [al-Hujurât/49:12].

Pada momen Idul Fitri ini sudah seharusnya kita saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Sikap ini akan membentuk solidaritas yang kuat kepada dunia, bahwa Indonesia damai dan mendamaikan.

Kumandang takbir harus mampu membuat jiwa kita lembut, jauh dari keangkuhan dan mengakui bahwa diri kita adalah makhluk yang tak berdaya di hadapan Allah. Ketika keangkuhan diri hilang, maka sangat mudah bagi kita untuk memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain.

Kesucian Ramadhan dan kebahagiaan Idul Fitri akan sangat terasa dengan silaturahmi dan berjabat tangan, saling ikhlas memulai kehidupan baru. Silaturahmi sangat penting ditradisikan pada momentum Idul Fitri dan juga di setiap waktu dalam kehidupan kita.

Di Indonesia kita mengenal berbagai bentuk dan cara masyarakat memperkuat tali silaturahim, di antaranya: mudik pulang kampung, berkunjung ke rumah sanak saudara, acara halal bi halal, reuni, selametan, dan lain sebagainya.

Semua ini juga merupakan wujud masyarakat Indonesia menjalankan pesan nabi tentang pentingnya silaturahmi. Sebagaimana sabda Nabi:

وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فَلْيصلْ رَحِمَهُ

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir sambunglah tali silaturahmi"

Untuk menguatkan hadits ini, Rasul pun bersabda:

وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فليقل خيراً أوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka berbicaralah yang baik atau diam" Ini menunjukkan bahwa lisan, yang dalam kontek dunia maya berwujud jari jemari kita, merupakan aset untuk menguatkan persaudaraan.

Dalam dunia digital saat ini, kita harus mampu menggunakan berbagai kemudahan ini untuk tidak melakukan kejahatan dengan lisan dan jari kita.

Ingatlah dan senantiasa berhati-hatilah karena jejak-jejak digital akan selalu ditinggalkan di dunia maya dan bisa dikembalikan kapan dan di mana saja.

Berbekal inilah, mari kita kuatkan kehidupan dengan saling menjaga persaudaraan.

Bangsa kita saat ini butuh persaudaraan sejati yang dimulai dari lingkup keluarga, tetangga, lingkungan hingga bernegara. Jika hal ini bisa terwujud oleh semua individu di dunia, maka persaudaraan dan perdamaian juga akan hadir di muka bumi ini.

Ma’asyiral muslimin wal muslimat

jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Demikianlah Khutbah Idul Fitri ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan marilah kita berdo'a semoga ibadah kita selama ini khususnya di Bulan Ramadhan tahun ini diterima Allah SWT.

Dengan datangnya 1 Syawal ini pula kita berharap mudah-mudahan kita akan mampu menjaga diri dari perkembangan zaman yang terus terjadi dengan modal takwa yang merupakan hasil dari ibadah puasa Ramadhan kita tahun ini.

جَعَلَناَ الله ُوَإِياَّكُمْ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَناَ وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ. قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ اليُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ العُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْاالعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوْاالله َعَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

***

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved