Berita Viral

Profil Sosok Serda Herdi Fitriansyah Prajurit TNI Ditemukan Tewas, Keluarga Duga Dianiaya Senior

Inilah sosok prajurit Herdi Fitriansyah meninggal dunia dalam keadaan gantung diri di asrama Yonarhanud 16 Makassar pada, Jumat (14/4/2023).

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Ig/@unikinfo_id
Profil Sosok Serda Herdi Fitriansyah Prajurit TNI Ditemukan Tewas, Keluarga Duga Dianiaya Senior 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok prajurit Herdi Fitriansyah meninggal dunia dalam keadaan gantung diri di asrama Yonarhanud 16 Makassar pada, Jumat (14/4/2023).

Jasad korban tiba di rumah duka, di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara pada Sabtu (15/4/2023) malam, setelah diterbangkan dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Kematian Serda Herdi membuat keluarga menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad korban.

Pasalnya, di klaim meninggal dunia diduga karena gantung diri namun di sekujur tubuh ditemukan luka lebam hingga luka bekas cambukan. Bahkan tulang rusuk sebelah kiri ada yang retak.

Kendati begitu, pihak keluarga tidak mempercayai korban meninggal bunuh diri dan menduga korban meninggal karena dianiaya senior.

Lantas siapakah sosok prajurit TNI yang meninggal dunia ini ?

Prajurit TNI ini diketahui bernama Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (22) yang bertugas di Yonarhanud 16 Kostrad Makassar.

Serda Muhammad Herdi Fitriansyah lahir di Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada 16 Agustus 2001.

Usianya baru 20 tahun saat ini.

Serda Herdi meninggal diduga dianiaya senior
Serda Herdi meninggal diduga dianiaya senior (Ig/@unikinfo_id)

Muhammad Herdi merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Prajurit Herdi Fitriansyah dikenal baik itu tiba dengan diantar sejumlah aparat TNI.

Serda Herdi masuk pendidikan TNI pada tahun 2021.

Baca juga: Viral Ida Dayak Sembuhkan Kaki Sutiyoso Eks Gubernur DKI Jakarta, Awalnya Ngeluh Tak Bisa Ditekuk

Serda Muhammad Herdi Fitriansyah merupakan lulusan Bintara Prajurit Karier (PK) 29 Gunung Kupang, Komando Daerah Militer VI Mulawarman ( Kodam VI/MLW), Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Menurut kerabat korban, Serda Pandu Akbar, korban merupakan sosok yang gigih dan pantang menyerah.

Dalam masa pendidikan, korban tidak pernah mengeluh meski mengalami sakit dan selalu mengikuti kegiatan.

"Sesakit apapun dia selalu paksa untuk ikut kegiatan. Dia gigih, pantang menyerah," tuturnya. Dikutup Tribunnews.com.

Ia mengaku masih aktif berkomunikasi dengan korban melalui aplikasi chat dan membuat rencana untuk bertemu teman-teman seangkatan.

"Tapi dia mau nunggu kami yang baru cuti tanggal 17 April. Kami mengiyakan. Tapi dia pulang hanya tinggal nama," lanjutnya.

Meski tidak sempat bertemu lagi dengan korban, Serda Pandu Akbar mengaku bahagia dapat mengantarkan korban ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Selamat jalan dan tenang di alam sana saudara kami Serda Muhammad Herdi Fitriansyah. Semoga kejadian ini yang terakhir," tandasnya.

Baca juga: Viral Ahmad Sahroni Unggah Video Pemukulan Pelajar Sekolah Boarding Payakumbuh, Banyak Kali Preman

Diduga Dianiaya Senior

Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20), anggota TNI yang bertugas di Yon Arhanud/16 Makassar ditemukan meninggal dunia, Jumat (14/4/2023).

Kematian anggota TNI asal Kabupaten Kutai Kartanegara ini dinilai keluarga tak wajar.

Herdi diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh seniornya.

Kecurigaan pihak keluarga ini diketahui setelah membuka peti jenazah.

"Setelah dilakukan pembukaan peti, diduga ada bekas lebam atau luka fisik hasil kekerasan," kata kerabat dekat keluarga Serda Herdi, Muhibin Alinya, Sabtu (15/4/2023).

Serda Herdi adalah anggota TNI yang bertugas di Yon Arhanud/16 Makassar.

Ia diperkirakan meninggal dunia pada Jumat (14/4/2023) pukul 15.00 Wita.

Terkait adanya bekas luka lebam pada tubuh korban, Muhibin Ali mengatakan pihak keluarga menginginkan dilakukan autopsi ulang.

Sebab menurutnya ada beberapa hal yang dinilai janggal.

Kekerasan Fisik

Menurut Muhibin, dalam beberapa waktu terakhir, Serda Muhammad Herdi diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh seniornya.

Selain luka lebam, pada jasad korban juga ditemukan banyak memar yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

"Mengapa autopsi ulang, karena ada kronologi sebelumnya yang bermuasal dari chat antara almarhum dengan keluarga," ungkap Muhibin.

Menurut pihak keluarga, Serda Muhammad Herdi sudah mengalami tekanan yang cukup lama.

Ia bahkan sempat ingin segera keluar dari satuan tugasnya.

"Menyampaikan kondisi sangat tertekan ada tindakan senioritas. Ada chat almarhum ke keluarga yang menyatakan sangat tertekan secara psikis dan kekerasan fisik," terangnya.

Jenazah tiba pada Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 21.00 Wita, setelah diterbangkan dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Jasad prajurit itu tiba diantar sejumlah aparat TNI ke rumahnya di Jalan Mawar, Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Begitu tiba di rumah duka, pihak keluarga membuka peti jenazah.

Dari situ, terlihat ada beberapa memar di tubuh korban yang diduga akibat kekerasan fisik.

Karena kematian Serda Muhammad Herdi dinilai janggal, keluarga dan atas dorongan warga sepakat agar jasad korban diautopsi ulang di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

"Karena yang bersangkutan merupakan anggota aktif TNI makanya kita langsung lapor ke DENPOM dulu," pungkasnya.

 

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved