Berita Selebriti

Sosok Debt Collector Disebut Soimah Datangi Rumahnya Bareng Petugas Pajak, Punya Surat Tugas Resmi

Sosok Debt Collector yang sempat datangi rumah Soimah di Yogjakarta bareng petugas pajak akhirnya terungkap.Ternyata debt collector tersebut merupak

|
Editor: Moch Krisna
Tribunwiki/Sripoku.com
Sosok Debt Collector yang Datangi Rumah Soimah Bareng Petugas Pajak Akhirnya Terkuak 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Sosok Debt Collector yang sempat datangi rumah Soimah di Yogjakarta bareng petugas pajak akhirnya terungkap.

Ternyata debt collector tersebut merupakan juru sita pajak negara (SPN) yang memiliki surat tugas resmi dari Kemenkeu.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Juru bicara kementerian keuangan (Kemenkeu) Yustinus Prastowo kepada awak media dilansir Tribunnews.com, Sabtu (8/4/2023).

Dikatakan Prastowo, petugas pajak yang membawa debt collector hingga masuk rumah Soimah dan melakukan pengukuran pendopo.

Termasuk pengecekan detail bangunan, itu adalah kegiatan normal. Bahkan, kata dia hal itu didasarkan pada surat tugas yang jelas.

"Kantor Pajak menurut UU sudah punya debt collector, yaitu Juru Sita Pajak Negara (JSPN). Mereka bekerja dibekali surat tugas dan menjalankan perintah jelas: ada utang pajak yang tertunggak," kata Prastowo dalam keterangannya, Sabtu (8/4/2023).

Prastowo juga menjabarkan, petugas pajak yang mendatangi rumah Soimah itu tidak asal-asalan. Kata dia, pembangunan rumah tanpa kontraktor dengan luas di atas 200 m2 itu, terutang PPN 2 persen dari total pengeluaran.

"UU mengatur ini justru untuk memenuhi rasa keadilan dengan konstruksi yang terutang PPN. Petugas pajak bahkan melibatkan penilai profesional agar tak semena-mena. Maka kerjanya pun detail dan lama, tak asal-asalan," tegas dia.

Bahkan, dikatakan Prastowo, Soimah sendiri tidak pernah diperiksa kantor pajak dan tercatat tak ada utang pajak.

Terlebih, pendopo milik Soimah itu diprediksi senilai Rp 4,7 miliar justru nilai itu lebih kecil dari jumlah yang diklaim Soimah senilai Rp 50 miliar.

"Hasilnya, nilai bangunan ditaksir Rp 4,7 M, bukan Rp 50 M seperti diklaim Soimah. Dalam laporannya sendiri Soimah menyatakan pendopo itu nilainya Rp 5 M," jelasnya.
 
Kata dia, dari total nilai bangunan itu 2 persennya belum dilakukan tindak lanjut, artinya sama sekali belum ditagihkan.

"Penting dicatat, kesimpulan dan rekomendasi petugas pajak tersebut bahkan belum dilakukan tindak lanjut. Artinya PPN terutang 2 persen dari Rp 4,7 M itu sama sekali belum ditagihkan," paparnya.

Prastowo mengatakan, pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bantul dinilai tidak sembarangan menggunakan kewenangannya. Bahkan, petugas itu hanya mengingatkan dan menawarkan bantuan jika Soimah kesulitan.

"Ternyata itu dianggap memperlakukan seperti maling, bajingan, atau koruptor. Hingga detik ini pun meski Soimah terlambat menyampaikan SPT, KPP tidak mengirimkan teguran resmi, melainkan persuasi," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Soimah menceritakan pengalamannya berurusan dengan oknum pegawai pajak yang mendatangi rumah orangtuanya.

"Tahun 2015, datang ke rumah, orang pajak buka pagar tanpa kulonuwun (permisi) tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri," ujar Soimah dikutip dari YouTube Blakasuta.

Soimah juga merasa dirinya selalu dicurigai oleh petugas pajak atas apapun yang dilakukan. Bahkan Soimah harus menyimpan semua nota pengeluarannya.

"Waktu itu awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya pertama membahagiakan, membantu keluarga, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas," kata Soimah.

"Lha masak aku bantu saudara pakai nota, jadi enggak percaya 'masak bantu saudara segini besarnya', yo sak karepku to (terserah aku dong). Jadi harus pakai nota, itu tahun 2015," imbuhnya.

Bukan itu saja, pendopo yang saat itu belum selesai dibangun, yang tujuannya dibangun adalah untuk mewadahi para seniman, juga tak luput dari penilaian pajak.

"Ini pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Didatangi, diukur, dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ngukuri pendopo," ujar Soimah.

Soimah dan Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo
Soimah dan Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo (Kolase Tribunsumsel.com/ Kompas.com)

"Ini tuh orang pajak atau tukang? Kok ngukur jam 10.00 pagi sampai 05.00 sore, arep ngopo (mau ngapain). Akhirnya pendopo itu di appraisal hampir Rp 50 miliar, padahal saya bikin aja belum tahu total habisnya berapa," lanjutnya.

Saat tahu pendopo yang dibangunnya dinilai hampir Rp 50 miliar, Soimah merasa bingung, antara sedih atau senang.

"Di sisi lain saya sedih, kok bisa begitu, di sisi lain saya senang. Senangnya gini, kalau itu laku Rp 50 miliar, tukunen, aku untung nanti aku baru bayar pajak, tukunen nek payu Rp 50 miliar," ucap Soimah.

Soimah juga mengungkap sikap oknum petugas pajak yang mendatangi rumahnya di Jogja bersama debt collector.

Dia dituding sengaja menghindari petugas pajak dengan selalu tidak ada di rumah, padahal Soimah memang sedang bekerja di Jakarta.

"Jadi posisi saya sering di Jakarta, di rumah alamat KTP kan ditempat mertua saya, selalu didatangi, bapak selalu dapat surat, bapak kan kepikiran, enggak ngerti apa-apa," kata Soimah.

"Akhirnya datang orang pajak ke tempat kakak saya, bawa debt collector, bawa dua, gebrak meja, itu di rumah kakak saya," lanjutnya.

Walaupun menyayangkan tindakan oknum petugas pajak tersebut, Soimah mengatakan dirinya tetap taat bayar pajak.

"Soimah enggak bakal lari kok, bisa dicari, jangan khawatir, bayar pasti bayar, tapi perlakukan lah dengan baik," ucap Soimah.

Profil Soimah

Soimah Pancawati lahir di Pati, Jawa Tengah pada 29 September 1980.

Soimah adalah anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Hadinarko dan Kasmiyati.

Ia menikah dengan Herwan Prandoko (koko) pada 27 Desember 2002 dan dikaruniai dua orang putra yaitu, Aksa Uyun Dananjaya, yang lahir pada 7 Mei 2003 dan Diksa Naja Naekonang yang lahir pada 15 September 2006.

Bakat seni telah mengalir dalam diri Soimah.

Bibinya, M. M. Ngatini, adalah istri dari kerabat padepokan tari Bagong Kussudiardjo yang terletak di Yogyakarta.

Tantenya tersebutlah yang selalu menyarankan agar Soimah bergaul dengan berbagai komunitas seni.

Setelah lulus SMP, Soimah memutuskan melanjutkan pendidikan di SMKI (Sekolah Menengah Kesenian Indonesia) jurusan karawitan.

Kemampuan vokal Soimah menjadi alasan dia sering memenangkan lomba kesenian seperti Juara 1 lomba nyanyi Bintang Karaoke Dangdut se Jateng-DIY, Juara 1 Bintang Televisi dan Juara Dara Ayu.

Curhat Soimah Didatangi Oknum Petugas Pajak, Diperlakukan Seakan Koruptor, Harus Selalu Siapkan Nota
Curhat Soimah Didatangi Oknum Petugas Pajak, Diperlakukan Seakan Koruptor, Harus Selalu Siapkan Nota (YouTube DeHakims)

Karier Soimah sebagai sinden semakin melambung ketika dirinya bergabung dengan Jogja Hip Hop Foundation.

Bersama komunitas seni tersebut, Soimah menjalani tur dunia untuk yang pertama kalinya, pada 14 Mei 2011. Dari situlah ia memulai karier di dunia hiburan Indonesia.

Karier pertamanya di dunia pertelevisian terjadi di ANTV. Saat itu ia menjadi penyanyi latar di acara Segeerrr....

Sebelum itu dirinya sudah aktif dibidang seni semenjak ia duduk di bangku SMK dan kuliah.

Sosok Soimah tidak hanya terkenal karena suaranya.

Dengan pembawaan yang lucu, membuatnya sering kali didapuk menjadi komedian.

Selain itu, kepiawaiannya dalam melawak juga membuatnya mendapat program talk show pribadinya, @Show_Imah.

Ia juga sering muncul di televisi pada beberapa acara seperti Indonesia Mencari Bakat, Comedy Project dan Opera Van Java.

Selain itu, ia juga sering didapuk sebagai juri ajang pencarian bakat.

Berikut karya-karyanya:

Film: Musik untuk Cinta (2016)

Program TV:

- Segeerrr... (ANTV) (2009)

- Sedap Malam (ANTV) (2009)

- Comedy Project (Trans TV) (2011-2012)

- @Show_Imah (Trans TV) (2012-2014)

- Indonesia Mencari Bakat (Trans TV) (2012-2014)

- Yuk Kita Sahur (Trans TV) (2013)

- Yuk Keep Smile (Trans TV) (2013-2014)

- Ngabuburit (Trans TV) (2013-2014)

- Sahurnya Ramadan (Trans TV) (2014)

- Lenong Rempong (Trans 7) (2014)

- D'Terong Show (Indosiar) (2014-2015)

- So Sempruuul (SCTV) (2015)

- D'Academy (Indosiar) (2015-Sekarang)

- Stand Up Comedy Academy (Indosiar) (2015-2018)

- Bintang Pantura (Indosiar) (2015-sekarang)

- D Academy Asia (Indosiar) (2015-2019)

- Q Academy (Indosiar) (2016)

- Festival Ramadhan (Indosiar) (2016-sekarang)

- The Dance Icon 2 (SCTV) (2016)

- D'Academy Celebrity (Indosiar) (2016-2017)

- Golden Memories (Indosiar) (2016-2017)

- Liga Dangdut Indonesia (Indosiar) (2018-2021)

- D'Star (Indosiar) (2019)

- Golden Memories Asia (Indosiar) (2019)

- Pop Academy (Indosiar) (2020-2021)

- Juragan 11 (Indosiar) (2021-2022)

- GILS (Trans TV) (2021-2022)

- D'Koplo (Indosiar) (2023-sekarang)

Singel:

- Pelet Cinta (2014)

- Woyo Woyo (2015)

- Lukisan Kisah (2016)

- Hoa Hoe (2017)

- Hyang Giri ( dewa budjana ft. Soimah Pancawati,Mohini dey) (2018)

- Setan Apa (2019)

- Jagad Anyar Kang Dumadi (2020)

- Koplo-Koplo (feat.Kill The Dj & NDX) (2020)

- Kurang Sexy (2020)

- Sing Penting Joget (2020)

- Nyai Randha (2022)

- Buk' E (2022)

- Sak Karepku (2023)

Album: 40th Anniversary Soimah (2020)

(*)

Baca berita lainnya di Google News.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved