Berita Viral
Fakta Video Virtex WA 'CCTV Bjorka' Tersebar Di Grup WhatsApp, Bikin HP Mati dan Ngelag, Penyebabnya
Inilah fakta dibalik video yang beredar di grup WhatsApp diklaim berasar dari hacker Bjorka. pengguna WA pun mengeluh mendapati hpnya ngelag
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM- Inilah fakta di balik video yang beredar di grup WhatsApp diklaim berasal dari hacker Bjorka.
Belum lama ini pengguna media sosial dibuat resah dengan kemunculan video viral diduga CCTV Bjorka modus sebar virus di grup WhatsApp, bisa bikin handphone ngelag hingga mati.
Video berdurasi 9 detik tersebut mulai menyebar dengan cepat di media sosial seperti TikTok, Twitter, dan WhatsApp, serta diunggah di platform berbagi video, Youtube.
Ketika seseorang membuka link atau video tersebut, smartphone mendadak akan macet hingga mati sendiri yang membuat HP rusak.
Baca juga: Viral Video Virtex WA Ganas Bikin HP Mati dan Ngeleg, Ini Penejelasan Apa Itu Virtex WA

Sejumlah pengguna WA pun mengeluh mendapati hpnya ngelag setelah menonton video yang diduga terkena virus atau disebut Virtex WA.
Virtex sendiri adalah singkatan dari virus text.
Virus Text ini biasanya digunakan untuk menjahili atau mengganggu orang lain.
Untuk lebih pahamnya kita akan membahas virus text (virtex) WhatsApp.
Virtex wa adalah kependekan dari virus text whatsapp yang artinya sekumpulan text yang mengandung karakter atau simbol unik dengan jumlah banyak.
Baca juga: Viral Pamer Harta, Eko Darmanto Eks Kepala Bea Cukai Yogya Ternyata Ada Utang Rp 9 M, Dibongkar KPK
Virtext WA ini akan mengakibatkan error pada whatsapp ketika kita mencoba membacanya.
Error yang terjadi disini hanyalah error ringan, seperti tidak berfungi untuk sesaat, lemot atau sebagainya.
Jadi saat ada teman kalian yang bilang istilah ” virtex wa “, maka itu adalah virus text untuk WhatsApp.
Vistext WA ini termasuk ke dalam salah satu tindakan peretasan.
Dilanisr dari laman kompas.com pada (4/4/2021) disebutkan bahwa isu peretasan aplikasi pengiriman pesan WhatsApp memang sempat menjadi bahan perbincangan hangat pada saat itu.
Keramaian ini bermula dari akun WhatsApp milik aktivis Ravio Patra yang diduga diretas.
Menurut berbagai laporan, akun WhatsApp Ravio diambil alih oleh seseorang tak dikenal, lalu digunakan untuk mengirimkan pesan berantai berisi provokasi.
Dilansir dari Kompas.com, pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya menjelaskan jika virtex bukanlah virus, melainkan kumpulan kode.
“Virtex itu adalah virtual text. Jadi itu adalah sekumpulan kode,”
Bagaimana sebenarnya sebuah akun WhatsApp bisa diretas?
Praktisi keamanan siber, Alfons Tanujaya dari Vaksin.com, membeberkan cara yang kemungkinan bisa dilakukan pelaku peretasan untuk mengambil alih akun WhatsApp korban.
Pelaku akan sengaja masuk ke akun WhatsApp menggunakan nomor WhatsApp calon korban.
Setelah memasukkan nomor, WhatsApp akan mengirim kode OTP yang terdiri dari enam digit atau tautan verifikasi melalui SMS ke nomor calon korban.
Jika tautan verifikasi tersebut diklik, maka akun WhatsApp secara otomatis akan berpindah tangan ke pelaku peretasan.
Namun, menurut Alfons, membuat calon korban mau mengklik tautan atau memberikan kode OTP tersebut tidak mudah.
Oleh sebab itu, pelaku biasanya menggunakan beberapa teknik, salah satunya menggunakan metode rekayasa sosial.
Baca juga: VIRAL Suami Pergoki Istri Selingkuh dengan Berondong di Hotel, Pilu Gegara Istri Bela Selingkuhan
Metode ini biasanya dilakukan pelaku dengan menipu korban, biasanya dengan iming-iming menang undian atau lainnya yang membuat korban akhirnya mau mengetuk tautan atau menyebutkan kode OTP.
Jika cara ini tidak berhasil, kemungkinan peretas menggunakan cara kedua, yakni menyadap SMS calon korban sehingga bisa mendapatkan kode OTP atau tautan verifikasi.
Cara menyadap SMS ini biasanya menggunakan aplikasi pihak ketiga bernama SMS Forwarder.
Namun, menurut Alfons, ponsel korban harus terpasang aplikasi tersebut lebih dulu dan diatur agar bisa meneruskan pesan ke nomor yang dipegang peretas.
Meskipun begitu penggunaan Virtex Wa bisa mennggunakan keamanan pada perangkat dan membuat data pribadi yang bisa terlindungi dari serangan hacker.
Isi Rekaman CCTV Bjorka
Video Bjorka itu sendiri berupa rekaman CCTV dalam sebuah kafe yang rame dengan orang.
Namun, di pertengahan video, tiba-tiba video berhenti dan terlihat seorang pria yang berjalan diam di tempat.
Setelah beberapa saat, video dapat berjalan kembali seperti biasa.
Tak ada yang aneh sebenarnya dalam video viral itu.
Namun, dari unggahan akun TikTok @kipas_duduk yang menunjukan bahwa hapenya mati setelah menonton video viral tersebut.
Ia mengunggah video pembuktian ini pada, Selasa (7/3/2023).
Lalu mengunggah beberapa konten lainnya dengan membahas video CCTV Bjorka itu.
Unggahan pertamnya viral di media sosial, dan telah ditonton hingga 3,9 juta kali.
Video ini menjadi perbincangan di Twitter setelah banyak pengguna mengunggahnya dengan menggunakan kata kunci "video CCTV Bjorka".
Video tersebut juga tersebar di WhatsApp dan sejumlah pengguna melaporkan bahwa HP mereka mengalami nge-lag setelah menonton video tersebut.
Berbedar dengan yang dialami Opik Hanapi seorang YouTuber.
Ia sempat me-review video tersebut dengan menggunakan ponselnya yakni iPhone.
Namun tidak terjadi masalah berat pada iPhone-nya, Opik Hanapi mengklaim bahwa menurutnya hanya video itu saja terhenti bukan membuat ponselnya lag atau mati.
Baca berita lainnya di google news
Sebagian Artikel telah tayang di Tribunjateng.com
Beredar Foto Ahmad Sahroni Diduga Hendak ke Singapura, Youtuber Ferry Irwandi Sebut Pengecut |
![]() |
---|
PENGAKUAN Saksi Mata Lihat Mobil Rantis Brimob Lindas Ojol Saat Bubarkan Demonstran, Semua Dihajar |
![]() |
---|
MOBIL Baraccuda Brimob Lindas Driver Ojol di Pejompongan, Korban Dikabarkan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Leganya Ridwan Kamil Hasil Tes DNA Buktikan CA Bukan Anaknya, Fitnah Lisa Mariana Terpatahkan |
![]() |
---|
Ini Pekerjaan Sintya Cilla Buat Denny Sumargo Syok, Rela Berkorban Uang Demi Ketemu Dj Panda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.