Wawancara Eksklusif Tribun Sumsel

Terungkap Kunci Sukses Haji Halim Orang Terkaya di Palembang

Terungkap kunci sukses Haji Halim orang terkaya di Palembang. Dengan kesuksesan yang ada ia tak lupa bersedekah dan membayar pajak.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Terungkap kunci sukses Haji Halim orang terkaya di Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Terungkap Kunci sukses Haji Halim orang terkaya di Palembang.

Kms (Kemas) H Abdul Halim Ali atau yang dikenal H Halim merupakan pengusaha sukses di Kota Palembang. Dengan kesuksesan yang ada ia tak lupa bersedekah dan membayar pajak.

"Pajak itu penting, karena kalau tidak dibayar pajak rezeki bisa terhambat. Akhirat kita laksana dunia juga," kata H Halim saat Wawancara Khusus bersama Head of Newsroom Sriwijaya Post - Tribun Sumsel Hj L Weny Ramdiastuti

Menurut H Halim yang sudah berusia 85 tahun ini, saat Ramadan ia memiliki berbagai rangkaian acara yang cukup padat, mulai dari bersedekah dengan membagi bingkisan sembako, bagi-bagi mukena, jilbab hingga mengundang ustadz ternama.

Berikut wawancara khusus dengan H Halim

* Apa saja yang Anda lakukan selama bulan Ramadan

Sudah pesan leluhur, setiap Ramadan tergantung rezekinya. Kalau lagi banyak ya diberikan banyak, kalau lagi sedikit ya kita kasih sedikit yang penting setiap Ramadan harus saling berbagi.

Biasanya di awal Ramadan, paling lambat hari kedua Ramadan sudah kita bagikan bingkisan atau paket sembako isinya ada beras, gula, kopi, minyak goreng dan lain-lain.

Biasanya kita bagikan 10 ribu paket, kalau tahun ini karena masih Covid-19 tapi tetap akan kami bagikan sembako. Selain Sembako ada juga mukena kemudian ada pengajian dikasih juga jilbab dan lain-lain.

Semua itu dilakukan diawal Ramadan, sampai tanggal 7 Ramadan harus selesai. Sebab setelah itu kita ada kegiatan haul untuk orang tua. Kemudian diadakan tarawih bersama, dan ada juga mengundang ulama ternama seperti Ustadz Abdul Somad dan lain-lain. Namun tahun ini belum tahu sapa yang bakal datang, masih dalam proses.

Kegiatan tersebut kita adakan sampai 23 Ramadan, sebelum 23 Ramadan disiapkan juga untuk zakat. Dicatat, terutama yang banyak anak, dan sulit untuk mempersiapkan lebaran maka kita bantu. Termasuk janda-janda dan lain-lain.

* Kenapa diberikan masih lama dari lebaran, 23 Ramadan tersebut

Kalau sudah dekat lebaran untuk apa lagi, karena barang-barang sudah mahal. Maka zakat sering dibagikan pada 15 Ramadan sampai 22 Ramadan dan 23 Ramadan sudah mempersiapkan untuk acara haul ibu saya.

* Kebiasaan itu sejak kapan

Dari tahun 1960 an, hanya saja memang awalnya tidak sebesar saat ini dan seramai saat ini. Balik-balik lagi tergantung rezekinya juga.

* Andakan orang kaya dan mampu, lalu memandang sedekah sebuah keharusan. Kemudian apa manfaat sedekah bagi Anda

Bagi aku manfaat sedekah banyak, tuhan lebih tahu. Seperti badan jadi sehat, lalu usaha dari nol terus meningkat-meningkat terus. Sekecil apapun kami berikan bantuan kepada yang membutuhkan.

Memang sejak Covid-19 seluruh perusahaan goyah, namun kami Alhamdulillah bisa tetap bertahan. Bahkan peribahasa nya kalau saat ini, asal bisa bersedekah saja sudah Alhamdulillah. Bisa membayar pekerja, bisa bersedekah dan tidak memikirkan untung lagi. Kemudian bayar pajak, pajak itu juga penting.

Kepada yang nak sedekah itu harus karena banyak manfaatnya, sekecil apapun kita sedekahkan asal ikhlas. Kalau sedekah nggak usa pakai band, ataupun musik. Cukup baca Yasin dan doa, karena sekecil apapun ada berkahnya.

Apapun bisa kita sedekahkan, ada uang kita kasih uang, ada tenaga kita kasih sedekah tenaga. Dengan begitu Alhamdulillah anak dan keluarga sehat.

* Kenapa pajak itu juga penting

Pajak itu penting, karena kalau tidak dibayar pajak rezeki bisa terhambat. Pajak kan banyak kegunaan nya seperti untuk jalan, air bersih dan lain-lain. Untuk itulah kita perlu bayar pajak.

* Apa komentar Anda adanya pejabat pajak yang kaya nya tidak wajar

Aku sudah langsung ketemu Kanwil Pajak secara langsung dan saya bilang ibu, tagih pajak yang usahanya besar saja. Kalau yang lapak-lapak kecil nggak usah. Kasihan mereka usahanya kecil.

Kalau Andai kata pajak tidak berpikir seperti saya ya kasihan orang yang susah. Bukan berarti kita takut pajak, tapi lebih takut dengan tuhan. Jadi kita selalu bayar pajak. Namun jangan sampai pajaknya maksa-maksa juga.

* Berapa Anda bayar pajak

Susah nyebutnya. Tapi setiap tahun saya sering dapat penghargaan dari pajak, sebagai pembayaran pajak tertinggi. Jadi akhirat kita laksanakan dunia juga. Nggak usah ditagih, saya bayar pajak. Apalagi sedekah, zakat bisa diambil dari harta kita 2,5 persen.

Zakat sebaiknya kita yang melakukan, supaya kita tahu bersyukur, supaya ditambah dan Allah percaya pada kita itulah harapannya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved