Berita Kabuupaten OKU Timur
Pemkab OKU Timur Serius Tangani Stunting dan Kemiskinan, Warga Miskin Berkurang 3,2 Ribu Jiwa
Berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2022 jumlah penduduk miskin di Kabupaten OKU Timur mencapai 69,69 ribu jiwa.
Penulis: Edo Pramadi | Editor: Sri Hidayatun
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA-Penurunan angka stunting dan kemiskinan di tahun 2023 menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Timur.
Pemkab OKU Timur pada tahun 2022 diganjar penghargaan terbaik ke-3 di Provinsi Sumatera Selatan dalam aksi penurunan stunting yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Kemudian berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2022 jumlah penduduk miskin di Kabupaten OKU Timur mencapai 69,69 ribu jiwa.
Apabila dilihat dari tahun sebelumnya, ini mengalami tren yang positif, karena pada tahun 2021 angka kemiskinan tembus 72,89 ribu jiwa, yang berarti sudah berkurang 3,2 ribu jiwa.
Bupati OKU Timur Lanosin (Enos) dalam rapat bersama dengan beberapa kepala OPD mengatakan, penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem merupakan persoalan yang harus diselesaikan secara bersama.
Bupati Enos meyakini bahwa banyak hal-hal yang bisa diatasi bersama-sama untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan di Bumi Sebiduk Sehaluan.
Baca juga: Bupati Enos Resmikan Bazar UMKM di Desa Darma Buana, Bakal Jadikan Desa Wisata Budaya
Baca juga: Bupati Enos Buka Bazar UMKM di Zona 4, Ada Pasar Murah Hingga Berobat Gratis
Diantaranya dengan mengedepankan semangat kolaborasi dari berbagai OPD terkait untuk memacu peran aktif pihak kecamatan dan desa untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat dalam penanggulangan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Dengan raihan penghargaan sebelumnya mengenai penanganan stunting, Bupati Enos mengingatkan kepada jajarannya agar tidak terlena.
Ia meminta agar raihan itu dapat memacu semangat untuk dapat menjadikan Kabupaten OKU Timur menuju kabupaten zero stunting.
“Meskipun kita ada peningkatan, namun perlu saya ingatkan agar kita tetap mempercepat dan mengoptimalkan target yang dicapai, mencegah itu lebih baik daripada mengobati," ujar Bupati Enos di Puri Sebiduk Sehaluan, Selasa (7/2/2023).
Begitu juga dengan angka kemiskinan yang harus diupayakan untuk ditekan.
"Penanganan kemiskinan dengan intervensi ekonomi sosial dan lingkungan juga akan menangani kasus stunting. Untuk itu, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem harus ditangani secara bersamaan agar dapat ditangani dengan baik," tutupnya.
Dalam audiensi ini Bupati Enos didampingi Wakil Bupati M Adi Nugraha Purna Yudha turut dihadiri oleh Asisten III, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Sosial, Kepala DPPKB, Kepala Bappeda dan Litbang dan Kepala Dinas PMD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.